Akbar (37)

679 51 3
                                    

Seminggu setelah Tahun baruan.....

Sekolah....

"huhhhh padahal rasanya baru sekitar dua minggu kita libur.... "
Keluhku.

"ya memang kita cuma dapat libur segitu bri"
Kata Gusti di sampingku.

"bu Ayu mana sih? Lama sekali.... Padahal sudah lewat 30 menit waktu mengajarnya"

Lalu panjang umur, bu Ayu pun masuk ke dalam kelas.....
Tapi siapa itu di belakangnya?

"Bersiap!, beri salam!"
Sebagai ketua kelas yang baik hehehe.

"ASSALAMUALAIKUM WAROHMATULLAHI WABAROKATU.."
Ucap kami serempak.

"Wa'alaikumussalam, duduk"
Bu Ayu menyuruh kami kembali duduk.
"anak-anak, kenalkan ini Akbar dan dia akan bergabung di kelas kita selama semester terakhir ini"

"Akbar?! Bang Akbar jadi kecil?!"

"bukan bri! Dia Akbar yang lain, namanya saja sama"
Jelas Gusti.

"hehehe, bercanda gus"

"Halo, Namaku Akbar dan aku pindahan dari SMA 21"
Dia memperkenalkan diri.

"baiklah, Akbar silahkan duduk"
Bu Ayu menyuruh Akbar untuk duduk dan kebetulan ada kursi kosong di belakang bangkuku dengan Gusti.

"hai, aku Abri! Salam kenal"
Aku berbalik dan menyapanya.

"Abri? Abri Syam?!"
Dia menyebut nama Panjangku, tentu saja aku kaget.
Darimana dia tahu?.
"tunggu dulu, darimana kau tahu nama lengkapku?"
Tanyaku padanya.

"Masa kau lupa..... Kita kan satu SD!"
Jawab Akbar.

"a...aku...... Tidak ingat....."

"oh iya ya..... Aku juga sudah tidak pernah kasih kabar sama alumni-alumni SD kita yang lain... Hehehe wajar saja kalau ada yang lupa, ah! Tapi kalau Andi kau ingat dia kan?!"

Uh!

"Andi?!"
Gusti langsung berbalik juga saat mendengar Akbar menyebut nama itu.

"iya, sepupuku, kita kan juga dulu satu SD"
Kata Akbar.

"k..kau..... Sepupu Andi?!!!!!"
Gusti terlihat emosi saat mendengar nama Andi.
"bri, berbalik ke depan"
Gusti menyuruhku berbalik dengan nada datar.

.
.

Jam Istirahat....
Perpustakaan

"jadi......, murid baru di kelas kalian itu sepupu Andi begitu?"

"iya mi, aku khawatir...... Dia punya maksud apa-apa"

"tapi gus, dia terlihat seperti orang baik"

"baik apa bri?! Sepupunya menyekapku dengan Fahmi! Kau pikir itu baik?!"

"yahh kan itu Andi jab, mungkin dia tidak"

"bri, please..... Untuk aku, kau jangan terlalu dekat dengan orang itu"

"mi, jab, itu orangnya"
Gusti melihat Akbar masuk kedalam perpus dan duduk di meja pojokan.

"tapi dia lumayan juga..... Putih..... Alisnya tebal...... Tinggi........ Berotot juga...... "

"jab kumohon jangan bikin aku insecure.... "

"hehehe, bercanda gus, aku sayang kamu........."
Rajab langsung memeluk Gusti.

"tapi kasian.... Dia sendiri begitu, aku kesana ya"
Aku beranjak dari meja itu dan berjalan menuju meja Akbar.

"bri! Bri kau...... Akhhhh sial!"

"gawat mi, Abri Bisa-bisa termakan jebakan!"

"iya jab! Aduhhhh"

****FAHMI POV****

"kita harus bagaimana?!"
Aku sangat panik saat Abri malah pergi menemui si Akbar itu.

"tenang mi, saat ini kita pantau saja dulu"
Gusti memberikan saran, tapi entah kenapa aku sangat menolak saran ini.

"arghhhhhh aku akan.... "
Gusti dan Rajab langsung menarikku kembali duduk saat aku baru saja hendak berdiri untuk menghampiri Abri dan Akbar itu.

Hatiku semakin panas melihat mereka berdua mulai berbincang dan sekali-kali tertawa.

"mungkin..... Kita pindah saja mi"
Gusti menarikku dari meja dan membawaku keluar dari perpustakaan.

"sabar mi, tapi mungkin saja Akbar itu memang orang yang baik"

"baik apanya jab?! Pasti dia punya maksud tersembunyi! Dia pasti di suruh Andi!"

"Aku tidak mau menuduh yang tidak-tidak mi, menurutku tadi itu Abri hanya kasihan melihat Akbar sendiri, yahh apa salahnya kalau kita memberinya kesempatan"

"hufffff..... Jika terjadi apa-apa pada Abri..... Jangan anggap aku pernah mengenal kalian"

"yah! Kok kita?"

"kan kau yang kasih saran gus...., arghhhh ini Ivan juga mana dari tadi tidak kelihatan!"

Sementara itu di perpus....

****ABRI POV****

"jadi kau hilang ingatan ya bri, pantas saja hahaha"

"hehehe iya, maaf ya aku tidak bisa ingat, tapi soal Andi itu.... Apa dia benar-benar sepupumu?"
Tanyaku pada Akbar.

"iya bri, memangnya ada apa?"
Tanyanya balik.

"ehh.... Tidak apa-apa, eh? Fahmi sama yang lain mana?"
Aku baru sadar kalau Fahmi dan yang lain sudah tidak ada di meja yang tadi kami tempati.

"Fahmi? Siapa itu bri?"

"ohh, tadi yang duduk di meja itu denganku"

"dia temanmu?"

"lebih dari teman..... Hehehe, Kapan-kapan aku kenalkan pada dia maukan?"

"tentu saja!"

"biar temanmu di sini bukan hanya aku saja, oh iya kau nanti pulangnya sama siapa?"

"sendiri bri, tapi bawa motor di parkiran, kau bagaimana?"

"aku biasanya di antar sama Fahmi"

"ah! Bagaimana kalau hari ini biar aku yang antar?"

"hmm, aku kasih tahu Fahmi dulu ya bar"

"oke!"

Kriiiingg!!!!!
Bel pertanda istirahat sudah usai sudah berbunyi.

"bar, sudah masuk, ayo ke kelas"
Ajakku.

*****

Bagaimana ya kelanjutannya?
Dan sebenarnya Ivan kemana?
Hmm.....

Jangan lupa vote :)

SejenakTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang