01:35 Dini Hari
Aku segera kembali dan menuju ke rumah sakit tempat Aryo di rawat.
"CEPAT MI!!!!!"
"sabar bri, ini juga sudah cepat, jarak kita terlalu jauh sekarang bri, paling cepat mungkin kita akan sampai pukul 4 Pagi"
"tapi bagaimana dengan kak Aryo....., mi aku takut kak Aryo...."
"bri, tenang saja, jika Aryo sampai kenapa-napa itu semua salahku!, aku yang menyusun rencana ini bri"
"mi......, aku ingin marah padamu tapi kak Aryo lebih gawat sekarang! Bawa aku ke rumah sakit secepat yang kau bisa!"
"sedang kulakukan bri..... "
.
.
.
.****GUSTI POV****
Kami hanya bisa duduk dan menunggu Fahmi dan Abri kesini.
Hanya Abri yang satu-satunya memiliki Golongan darah AB sekarang."hei, aku ke kamar mandi dulu ya"
Kata Ivan."kau baru saja datang dan langsung ke kamar mandi, apa di rumahmu tidak ada kamar mandi?"
Kata Rajab."hehehe, biasa itu, namanya juga panggilan alam, oke aku sudah tidak tahan lagi"
Drrrrrt....
Drrrrrt......
Drrrrrt........Aku mengangkat telpon yang masuk.
"halo..... ""A...Abri....., b..bukan Abri...."
"siapa gus?"
Tanya Akbar."ini...... Nomor Irfan, om Abri"
"ada apa?"
"b...bukan...."
Dari suaranya terdengar Irfan sedang merintih."Ada apa?! Hei cepat katakan apa yang terjadi!"
"a..aku...di... Dalam... Tempat sampah.. Pasar"
Kemudian senyap dan tidak ada jawaban lagi.
"hei! Hei Irfan! Jawab aku!"
"Gusti kenapa?"
Tanya Rajab."Akbar panggil petugas rumah sakit! Dan bawa mereka ke area pasar"
.
.
.
.****FAHMI POV****
03:46 Dini Hari....
"CEPAT MI!!!!!"
"dua kabupaten lagi bri tenanglah, kita pasti bisa sampai"
Drrrt
"Halo?"
Abri mengangkat telponnya.tak lama kemudian Abri memelukku dengan erat.
"mi.....""bri?, ada apa?"
"Irfan Meninggal!"
Aku langsung menepikan motorku di pinggir jalan.
"mi....., Irfan mi... "
Abri menangis."itu pasti bohong bri, tenangkan dirimu"
"mereka menemukan Irfan di dalam tempat sampah"
"bri.... "
Aku memeluk Abri.
"tenang bri, aku ada di sini, aku tidak akan membiarkan ada korban lagi, aku janji""mi....."
"Aryo masih bisa di selamatkan bri! Kau tidak mau kehilangan dia kan?!, kalau begitu kita harus bergegas"
.
.
.
.
.Rumah sakit.....
****GUSTI POV****
Kondisi Irfan saat petugas sampai sangat mengenaskan, patahan pisau tertancap sangat dalam di punggungnya, belum lagi luka yang sangat parah terdapat hampir di setiap bagian tubuhnya.
Sayangnya kami terlambat datang, Irfan sudah menggunakan semua sisa tenaganya untuk menelfon siapapun yang bisa menolongnya.
"gus.... Aku takut"
"tenang jab, kita tidak akan kehilangan lagi"
Tiba-tiba Akbar berdiri dan berjalan pergi.
"Akbar!"
Aku memanggilnya dan dia berbalik dengan raut wajah yang datar."aku akan membalas perempuan itu, Rajab, Ivan, Kak Aryo, sekarang paman Abri tewas, dan..... Sepupuku Andi, walaupun sifatnya sampah tapi bagaimanapun dia keluargaku"
"Akbar tenangkan dirimu, Kau lihat sendiri?! Kak Aryo dengan badannya yang besar dan tegap itu saja tidak berdaya melawannya!, sekarang polisi sudah memburunya, kita perlu menunggu hasil saja"
"bar, Gusti benar"
Akbarpun luluh dan kembali duduk.
"bersabar saja, kita tunggu hasilnya, Jab, bagaimana dengan Ivan?"
"Ivan kenapa belum kembali?, ini sudah berapa jam sejak dia ke kamar mandi?"
Aku baru sadar, Ivan dari tadi tidak kembali setelah ke kamar Mandi."Gawat! Van!"
Akbar langsung berlari meninggakan aku dan Rajab."jab, aku susul Akbar dulu ya"
"iya"
Akupun beranjak.
"Gusti....., Hati-hati"
Ucap Rajab."tentu saja"
Aku segera menyusul Akbar ke kamar mandi.Namun saat di kamar mandi, aku tidak menemukan Akbar atau bahkan Ivan di sana.
"bar?, van?, kalian di mana?"
Aku mencari mereka berdua tapi aku tidak menemukan siapapun.Wushhhh.......
Sekilas ada sesuatu yang melintas dari luar jendela.
Aku mengintip keluar dan....."a...a..ap..apa...apa ini?! Apa yang terjadi?!!!!! AKBAR!!!!!!!!!!!"
Tubuh Akbar sudah ada di bawah sana dengan darah yang mengalir keluar dari tubuhnya.
orang-orang yang ada di rumah sakit mulai berkumpul dan menyaksikan kejadian ini."RAJAB! RAJAB!!!!!!!!"
Aku berlari kembali ke tempat tadi kami berkumpul.Aku melihat Rajab yang sepertinya tertidur lelap menyandarkan kepalanya di tembok.
"huffff...., jab...., Akbar terjatuh dari jendela, bangunlah, kita harus memeriksanya"
Aku mendekati Rajab.
"Jab?"
Aku menyentuh Rajab dan tiba-tiba Tubuhnya Ambruk.
Pisau telah tertancap di tengkuknya."jab......, JAB JANGAN BERCANDA! Apa yang telah terjadi di sini?! Jangan main-main denganku! Keluar kau wanita Sialan!!!!! Keluar kau!!!!! Bunuh aku jika kau mau membunuh teman-temanku seperti ini!"
Tak..
Tak...
Tak.....Aku berbalik ke belakang saat mendengar suara langkah kaki yang mendekat.
Dia benar-benar muncul.
Perempuan itu datang sambil menyeret sebuah tubuh yang sangat aku kenali."v...van......."
Air mataku mengalir sangat deras."sekarang tidak akan ada saksi"
Ucapnya.Aku mengerti, dia membunuh Akbar dengan mendorongnya dari lantai 5 agar orang-orang yang ada di rumah sakit ini teralihkan kesana, jadi dia bisa leluasa.
"kau sudah membunuh..... Ivan..., Akbar.... Dan.... Rajab......"
Aku tersenyum.
"aku tidak akan bisa menang melawanmu"
Aku merentangkan tanganku.Satu hal yang ingin aku ungkapkan..
Maafkan aku Fahmi, Abri.....*****
Maaf ya kalau author nulis bagian begini.
Tapi percaya, mereka belum mati di dalam cerita ini.Jangan lupa, walaupun bagian ini agak sensitif, tapi mohon Vote dan komentar :D

KAMU SEDANG MEMBACA
Sejenak
Lãng mạnKisah cinta Abri dan Fahmi, duo bucin yang memulai hubungannya dengan penuh liku-liku. Bersama teman-teman mereka, Gusti, Ivan, Rajab dan Akbar, menjalani hari-hari indah yang penuh dengan kekonyolan. Warning.... 18+ Bagi yang Homophobic harap tid...