Akibat insiden itu....
Abri harus menerima dua jahitan di bibir, 3 jahitan di jidat dan telinganya.Jika saja orang misterius itu semalam tidak menghentikan perempuan itu maka Abri pasti tidak akan bisa bertahan.
Sekarang Winda sudah di amankan pihak berwajib. Panitia-panitia Turnamen itu juga menjalani pemeriksaan karena adanya sabotase selama babak akhir semalam.
Sampai sekarang dua hari berlalu tapi dalang utama dari Insiden itu belum juga terungkap.
Selain itu...
Pengendara Misterius itu juga menghilang secara tiba-tiba setelah Abri berhasil di keluarkan dari arena malam itu.Kondisi Abri saat ini sudah membaik, tapi dia dari kemarin tidak pernah berbicara kepada siapapun selain pada Bang Ridwan, Bang Said, Bang Akbar dan kak Rahmat.
Bahkan aku sekalipun tidak ia gubris.Kini dia hanya duduk di ranjanh kamar rumah sakitnya, sambil membaca buku materi pelajaran. Hanya itu yang ia lakukan dari kemarin.
Kami paham.
Kami paham jika Abri tidak ingin gagal di Ujian nanti, dan.....
Dia sangat takut Kondisinya sekarang bisa mempengaruhi cara belajarnya.Oh iya, satu misteri lagi.
Siapa kakak dari Winda itu?
Itu jawaban yang sedari kemarin kami cari tapi tidak ada kejelasan."ayolah bu, bujuk Abri ya"
Aku memohon pada Ibuku yang baru saja akan memasuki kamar Abri untuk memeriksanya."Tidak Fahmi, Abri sepertinya masih mengalami trauma dalam insiden itu, kamu jangan pernah memaksa ibu atau dia untuk melakukan sesuatu yang hanya bersifat egois untukmu saja"
Kata Ibuku sambil berjalan memasuki kamar Abri.Dari luar aku melihat ibuku menyapa Abri dan Abri tersenyum pada ibuku.
"nah, bagaimana perasaanmu sekarang?"
Tanya ibuku."sudah agak mendingan dok"
"tante saja Abri, kamu juga sering ke rumah tante kan?"
"hehehe maaf tante"
"obatmu jangan lupa di minum, luka yang di jahit di wajahmu juga harus rutin di bersihkan agar tidak infeksi"
"tante, apa jahitan ini akan berbekas?"
Tanya Abri."biasanya pasti akan berbekas, tapi tante akan memberimu krim penyamar bekas luka, kamu bisa menggunakannya secara rutin agar hasilnya maksimal"
"terima kasih tante"
"tante yang berterima kasih, tante jadi senang kamu bisa beladiri jadi bisa menjaga Fahmi, kalau bisa dia di ajari juga ya"
"ahh tante, malah Fahmi yang selalu melindungi Abri"
Ahhhh aku jadi tersipu......
"tapi tante serius, ajari Fahmi juga ya, biar dia bisa melindungi dirinya dan orang lain"
"hmmm...... Abri lagi mikir tante..... Apa Dojo Bapak Abri...... Abri buka lagi saja?!"
"nah! Bapakmu pasti senang kalau tahu dojonya kembali di buka, nanti biar tante suruh Fahmi bantu-bantu kamu"
Tidak di suruhpun Fahmi mau kok bu!!!!!!!!!!!
"terima kasih tante"
"tapi...... Kata Fahmi kamu tidak pernah bicara dengannya sejak kemarin, ada apa?"
"yah..... Cuma kesal saja tante, Fahmi orangnya terlalu bucin jadi sesekali Abri kerjain saja, mumpung ini waktu yang pas"
"APA BRI?!"
Aku langsung masuk ke dalam kamarnya karena terkejut."memang benar mi? Kamu bucin?"
Tanya Ibuku dengan wajah serius."t....tidak....tidak kok bu"
"jangan bohong! Awas saja kalau sampai nilaimu menurun"
"ahhh ibu, jangan kasar di depan menantu ibu begitu dong"
"m...me....men...me..menantu?!, nah kan tante! Apa Abri bilang!"
"Fahmi!"
Teriak ibuku."bri, cium dulu tangan ibu mertuamu"
Candaku."Fahmi keluar!"
Ibuku memaksaku keluar."iya iya"
Akupun keluar dari kamar Abri dan kembali memperhatikan dari luar."tidak apa-apa, Fahmi memang suka bercanda begitu seperti ayahnya dulu dan bapakmu"
"bapak?"
"eh! m...maksud...maksud tante dengan teman-temannya dulu, Hmm seandainya kamu perempuan bri pasti lulus nanti Fahmi langsung nikah saja denganmu"
"SETUJU BU!"
"Fahmi!!!"
"hehehe, maaf bu"
"Fahmi? Kenapa kamu di luar?"
Ayahku tiba-tiba datang dan berdiri di belakangku."a...ayah! Kapan ayah kesini?"
Tanyaku."ayah baru sampai, mau menjenguk Abri, masa anak teman ayah tidak ayah jenguk, kasian kan Abri orang tuanya tidak bisa merawatnya sekarang"
Ayahkupun ikut masuk.Ibu yang melihat kedatangan ayah langsung mencium tangan ayah.
"bu, Abri bagaimana?"
Tanya Ayah."Alhamdulillah, Abri sudah baikan"
"Alhamdulillah...... bri, ini om bawa sedikit buah tangan"
Ayah menaruh sebuah bingkisan di atas meja."terima kasih om, sampai repot-repot, Abri jadi tidak enak"
"lha...... Kenapa tidak enak? Kamu itu sudah om anggap seperti anak om sendiri"
"hehehe sekali lagi terima kasih om, Tante juga, Abri jadi...... Ummm ingat ibu sama bapak Abri sendiri"
"tidak perlu sedih Abri, om dan tante ada di sini, anggap saja kita ini orang tua kandung kamu"
Kata Ayahku.Ayah dan ibukupun memeluk Abri.
Tidak mau ketinggalan aku juga langsung masuk dan ikut memeluk Abriku."cie menantunya ayah dan ibu mertua"
"diam mi!"
Ucap Abri..
.
.Kemudian......
****DOKTER RIZA POV****
Setelah memeriksa kondisi Abri, aku segera kembali ke ruanganku.
saat masuk aku di kejutkan dengan seseorang yang duduk di depan mejaku."ternyata kau"
Aku duduk di mejaku.
"saya sudah percaya, Abri..... Memang sosok yang tepat untuk Fahmi""jadi..... Apa saya masih harus mengikuti mereka lagi? Atau sudah selesai?"
"ikuti saja mereka, hubungan mereka itu banyak yang ingin merusak, saya ingin kau menjaga Fahmi dan Abri seperti malam itu..... Kau menyelamatkan Abri di turnamen"
"siap bu"
*****
Ternyata Ibu Fahmi!!!!!
Jangan lupa vote :D

KAMU SEDANG MEMBACA
Sejenak
عاطفيةKisah cinta Abri dan Fahmi, duo bucin yang memulai hubungannya dengan penuh liku-liku. Bersama teman-teman mereka, Gusti, Ivan, Rajab dan Akbar, menjalani hari-hari indah yang penuh dengan kekonyolan. Warning.... 18+ Bagi yang Homophobic harap tid...