Tanah (48)

512 51 0
                                    

****ABRI POV****

"apinya sudah nyala?"
Tanya Ari yang baru saja kembali dari memancing.

"sudah"

"bagus! Aku dapat tiga ekor! Hehehe"

Kami membakar ikan yang Ari dapatkan tadi.

"jadi......kau tinggal dimana? Tidak mungkin kan kau hanya tinggal di gubuk itu"
Tanyaku pada Ari.

"rumahku lumayan jauh dari sini, ini sudah jam pulang juga, tapi saat ini pasti kakakku belum pulang"

"kakak?"

"ya!, aku tinggal berdua dengan kakakku, ayahku dulu seorang pemadam kebakaran......., tapi dia meninggal saat menyekamatkan rekannya di dalam rumah yang terbakar. Ibuku syok berat karena kejadian itu, sebulan kemudian ibuku harus menyusul ayahku karena sakit"

"m...maafkan aku"

"ohehehe, tidak apa-apa, lagi pula aku memang saat ini hanya ingin mengingat orang tuaku"

"di bawah tanah, masih ada tanah.... "

"hm? Maksudnya bri?"
Tanya Ari.

"aku tinggal dengan 3 orang anak buah ayahku, tapi aku sudah menganggap mereka sebagai kakakku sendiri, sementara Ayahku harus tinggal di luar daerah, begitu juga dengan ibuku, kakakku juga tinggal di kontrakan dekat kampusnya"
Ari hanya diam menatapku, lalu tiba-tiba dia tersenyum.

"mau aku kenalkan dengan kakakku?!"
Tanya Ari.

"memang boleh?"

"tentu saja!, dia seorang polisi, hanya dia yang merawatku semenjak orang tuaku meninggal"

"baiklah!"

****

****GUSTI POV****

"Fahmi belum juga sadar, dia juga masih di rawat di ruang ICU"
Kata Ibu Fahmi.

"baiklah tante, om kami bisa minta bantuan om?"
Tanyaku pada ayah Fahmi.

"tentu saja, ada apa?"
Ayah Fahmi balik bertanya.

"jadi begini om..... Ehh......... Sebenarnya dari semalam Abri menghilang dan belum di temukan sampai sekarang"

"hah?!"
Ayah dan Ibu Fahmi sangat terkejut saat mendengar kabar Abri hilang dariku.

"kami butuh bantuan om untuk mencarinya, apa om bisa?"
Tanyaku lagi.

"om tentu akan usahakan, Abri anak dari teman baik om dan juga teman dari anak om sendiri, om akan menyuruh beberapa orang di kepolisian untuk membantu juga"

"te...terima kasih banyak om!"
Ucap Rajab.

"kalau boleh tahu, seperti apa pakaian terakhir Abri sebelum dia hilang?"
Tanya Ayah Fahmi.

"hmm..... Jaket coklat, kaos abu-abu dan celana jeans hitam"
Rajab menyebutkan ciri-ciri terakhir Abri.
"juga kemarin dia hilang sehabis dari sini om"

"kalau begitu om akan berusaha mengumpulkan rekaman kamera pengawas di sekitar sini"

"ide yang bagus om! Maaf sebelumnya, kami mohon pamit, om, tante, soalnya kami akan mulai mencari Abri juga"
Aku berpamitan pada ibu dan Ayah Fahmi.

"baiklah, Hati-hati di jalan, jika sudah ada perkembangan kita saling mengabari"
Kata om Darwis.

.
.
.

****AKBAR POV****

Rumah Abri....

"mau apa lagi kau kesini?!"
Baru saja pintu di buka, aku sudah harus mendapatkan sambutan amarah dari bang Ridwan.

"a..anu bang.... Aku kesini mau bilang kalau kami akan bantu mencari Abri"

"BANTU APA LAGI KALIAN?!"
Bang Ridwan berteriak padaku, emosinya begitu meledak-ledak saat ini.

"kami akan berusaha bang, kami akan menemukan Abri, itu tanggung jawab kami"

"Tanggung jawab apa lagi?!, kalau kalian memang bertanggung jawab, kenapa Abri bisa hilang begini?! Hah?!"

"Ridwan, biarkan mereka ikut membantu, kita tidak mungkin akan berhasil menemukan Abri jika hanya bertiga"
Kata bang Said.

"Said benar Ridwan, lagi pula Abri itu hilang juga pasti hanya karena sikapnya sendiri, kau tahu kan bagaimana Abri kalau stres?"
Sambung bang Akbar.

Bang Ridwan terdiam cukup lama, lalu diapun menatapku.

"baiklah, tapi abang ingin Abri di temukan selamat! Jika kita menemukan dia dalam kondisi selain itu........, awas saja"
Ancam bang Ridwan.
Dari cara bicaranya dia benar-benar serius.

.
.
.

****ABRI POV****

"ini rumahku"
Ari membawaku masuk kedalam Rumahnya.
Rumah yang terbilang besar ini apa benar-benar hanya di huni dua bersaudara?.
"ah! Mobil kakakku sudah ada! Tandanya dia sudah pulang"

"benar! Dan kau darimana?"
Tiba-tiba tanpa kami sadari sosok pria berseragam polisi lengkap sudah berdiri di belakang Ari.

"kakak! Perkenalkan ini...... "

"darimana kau seharian ini?, kakak lagi-lagi menerima telpon dari sekolahmu karena kau tidak masuk lagi jam pelajaran hari ini! Apa yang kau pikirkan?! Dimana kau selama jam pelajaran itu?!"
Walaupun terlihat marah, tapi aku juga bisa merasakan rasa khawatir saat pria ini menegur Ari.
"Ari, kakak ingin kamu jadi orang yang sukses!, kakak mau kamu bisa jadi orang yang berguna Ari"
Ari hanya bisa tertunduk.

Aku tahu, sebenarnya Ari tidak ingin melakukan ini semua, tapi dia sudah menceritakannya padaku. Sikap teman-temannya di sekolah membuatnya tidak merasa senang saat ada di sekolahnya.

"siapa dia?"
Tanya kakak Ari saat melihatku.

"d...dia...... Abri"
Ucap Ari.

"apa kau yang mengajari Ari untuk membolos?!"
Kakak Ari berjalan ke arahku dengan ekspresi marah, tapi Ari langsung menahannya.

"tidak kak! Dia...... Aku temukan tadi pagi di pinggir sungai"
Kata Ari.

"pinggir sungai?"
Kakak Ari terlihat kebingungan.

"dia hanyut terbawa arus sungai hingga ke sini, katanya dia itu dari kabupaten Maros"

"Maros?! Tapi itu sangat jauh dari sini, sebaiknya kau pulang, aku akan mengan...... "

"maaf kak, tapi bisakah aku menumpang di sini selama beberapa hari?"
Tanyaku memotong perkataan kakak Ari.

"kau....kau yakin?, apa tidak ada orang yang akan mencarimu?!"

"aku....... Orang tuaku sedang keluar daerah, dan sebelumnya aku dan teman-temanku bertengkar, jadi kumohon biarkan aku tinggal di sini walaupun beberapa hari saja"
Aku memohon pada kakak Ari agar aku bisa tinggal di sini sementara waktu.
Dia terdiam sejenak, lalu mengiyakannya.

"terima kasih kak!"

"namaku Rahmat, yah kuharap dengan adanya kau di sini bisa membantu Ari belajar"

"kakak..... "

"tenang saja, kalau hanya soal mengajari serahkan saja padaku kak"
Kataku dengan percaya diri.

*****

Apa Abri akan pulang?!
Apa Fahmi bisa selamat?!
Apa Gusti dan yang lain bisa menemukan Abri?!

Jangan lupa vote :)

Oh iya untuk kalian yang punya pertanyaan seputar Wattpad ini atau ingin bertanya sesuatu pada Author, silahkan tulis di kolom Komentar pertanyaan kalian.
Author orangnya baik hati, rajin menabung dan tidak sombong kok jadi bisa di jawab :D

SejenakTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang