Ibu (53)

472 46 4
                                    

Hari ini aku dan Adrian tidak berhasil menemukan petunjuk identitas orang yang kami cari.
Cctv rumah sakit telah di retas sehingga mengalami kerusakan di bagian sistemnya.

"kakak pulang"
Ucapku memasuki rumah.
Saat aku masuk, aku melihat Abri tengah sibuk mengajari Ari materi pelajarannya.

"eh kakak!"
Ucap Ari.
"kok pulangnya malam begini kak?"
Tanya Ari.

"tadi ada yang harus kakak kerjakan, kakak mau langsung istirahat dulu ya, bri untuk hari ini kita tidak latihan dulu"
Kataku sambil berlalu menuju kamar.
Hari yang benar-benar melelahkan.
Saking lelahnya aku langsung merebahkan diriku ke atas ranjang tanpa melepas seragamku.

Tok tok tok

"siapa?"
Tanyaku saat mendengar ketukan di pintuku.

"Abri kak, apa kakak..... Sudah makan?"
Tanya Abri dari luar kamar.

"belum, nanti aku makan sendiri bu"
Eh!
Apa yang tadi aku katakan?!
Aku memanggil Abri ibu?!

"m..maaf kak?"

"t...tidak apa-apa bri!, aku hanya kurang fokus saja"

"oh, baiklah, jangan lupa makan kak"
Kata Abri lalu dia pun pergi.

Sifat Abri mirip dengan sifat ibuku sendiri.
Penyayang, baik hati, pandai di dapur, dan selalu mengingatkanku untuk makan.

Kenapa di saat seperti ini aku teringat Almarhumah?
Tapi aku tidak bisa membohongi diriku, aku benar-benar merindukan kedua orang tuaku sekarang.
Aku tidak tega melihat Ari tumbuh tanpa kasih sayang dari orang tua.

Tapi dengan adanya Abri....
Aku melihat Ari seperti di didik dengan baik oleh orang tuaku sendiri.
Tok tok tok...

"siapa?"

"Aku membawakan teh untuk kakak, mungkin..... Kakak akan lebih rileks setelah meminumnya"
Itu suara Abri.

"masuklah, pintunya tidak di kunci"

Lalu Abri masuk ke dalam kamar dengan membawa segelas teh.

"taruh saja di atas meja kerjaku"
Abripun menaruh gelasnya di mejaku.

"maaf kak, apa kakak lelah?"

"kau lihat sendiri kan bri....."

"maaf lagi kak...., apa kakak ingin di pijat?"
Tawarnya.

Aku memandanginya sejenak.
Abri menawarkan dirinya untuk memijatku?
Tapi boleh juga, kebetulan tubuhku rasanya pegal-pegal.

"boleh bri"
Kataku menyetujui.

Akupun berdiri untuk melepaskan seragamku hingga hanya tersisa celana pendek saja. Setelah itu aku kembali tidur dalam posisi tengkurap.

"di atas mejaku ada minyak bri, pakai saja"

"iya kak"

Tak lama kemudian Abri naik ke atas ranjang dan menindih tubuhku.

"maaf ya kak"
Ucap Abri.

"tidak apa-apa"

Lalu aku merasakan Abri menuangkan minyak gosok di punggungku.
Tangannyapun mulai memijatku.
Ternyata rasanya sangat enak, aku benar-benar jadi rileks.

"mhhh.... Enak bri..... "

"terima kasih kak"

Saking enaknya, aku sampai tertidur dan terbangun esok harinya.
Saat bangun, tubuhku terasa ringan dan bugar.

Waktunya kembali bekerja.

Aku bergegas untuk kembali bertugas, mandi, memakai seragam, sarapan...

"makannya pelan-pelan kak"
Abri menegurku saat melihat aku makan secara terburu-buru.

"tidak sempat bri, aku harus ke rumah sakit secepatnya!"

"kakak mau apa ke rumah sakit?"
Tanya Ari.

"ada kasus di situ, kemarin ada orang yang motong selang pernafasan salah satu pasien"

"jadi bagaimana pasien itu?"
Tanya Abri antusias.

"pasiennya selamat, kudengar pasiennya itu juga sebelumnya mencoba bunuh diri dengan melompat dari jendela kamar rumah sakit"

"sepertinya orang itu sedang ada masalah"
Kata Abri.

"orang itu pikir nyawa di jual online begitu?"
Ucap Ari.

"sudahlah, kakak berangkat dulu, Ari ingat! Ke sekolah!"

"iya kak iya"

"ya sudah, kakak pergi dulu!"
Aku segera beranjak dari meja makan dan mengambil tasku.

"kak Rahmat tunggu"
Abri mengejarku keluar rumah.

"ada apa bri?"

"ini bekal untuk kakak, jangan lupa makan, semalam kakak tidak makan malam dan langsung tidur, ini juga sarapan kakak tadi yang belum habis, kalau sempat di habiskan, tidak baik membuang-buang makanan"
Abri menyodorkan 2 kotak bekal padaku.

"iya bu iy....... "
Ibu lagi?!!!!!!

"ibu?"
Abri memandangku dengan ekspresi heran.

"t..tidak apa-apa bri! Terima kasih, aku berangkat dulu"
Aku langsung mengambil kotak bekal yang Abri berikan padaku dan masuk kedalam mobil.

.
.
.

Rumah sakit......

Saat di rumah sakit, Adrian sudah tiba lebih dulu dariku dan menunggu di depan kamar pasien.

"kenapa lama?"
Tanya Adrian.

"maaf, tadi kesiangan, jadi apa kau sudah dapat petunjuk baru?"

"kalau petunjuk tidak ada saat ini, tapi tadi ada dua orang teman pasien di sini, mereka keluar dulu, sebentar lagi mereka akan kembali"
Jelas Adrian.

"apa mereka tahu sesuatu?"
Tanyaku.

"setidaknya mungkin kita bisa tahu orang-orang yang tidak menyukai pasien, Omong-omong apa kau lapar? Aku belum sarapan"

"yah itu salahmu sendiri kenapa tidak makan sebelum kesini, aku bawa bekal lebih, sisa sarapan tadi sih, kau mau?"
Tawarku.

"kenapa tidak?! Berikan saja padaku"

"ambil saja di dalam tasku, kotak bekalnya yang warna Merah"
Adrian langsung ke kursi tunggu, tempat aku menaruh tasku lalu membukanya dan mengambil bekalku dari dalam tas.

"terima kasih ya"
Ucap Adrian.
Tanpa basa-basi Adrian langsung menyantap nasi goreng buatan Abri itu dengan lahap.

"enak?"
Tanyaku.

"enak sekali, kau membuatnya sendiri?!"
Adrian balik bertanya.

"tidak, itu buatan ibuku....m...maksudku..... "

"ibu? Bukannya ibumu sudah...... "
Kenapa aku jadi begini?!!!!!!

"itu buatan adikku"
Kataku mengalihkan pembicaraan.

"baru tahu kalau Ari bisa masak seperti ini"

Kemudian dua orang remaja muncul dengan mengenakan seragam sekolah.

"nah! Rahmat itu mereka datang"
Kata Adrian yang masih menyantap bekal yang ku bawa.

"saya dari kepolisian, bisa minta waktu kalian?"
Tanyaku pada dua remaja itu.

"tentu saja pak, tapi kami juga buru-buru soalnya kami masih harus ke sekolah"
Jelas salah satu dari mereka.

"iya kak, kami sebelumnya baru saja izin dari sekolah kami untuk mengambil surat keterangan sakit teman kami dari rumah sakit ini"
Kata yang satunya lagi.

"baiklah begini saja, aku akan antar kalian berdua ke sekolah kalian, lalu meminta izin pihak sekolah kalian berdua untuk membawa kalian, ikut aku ke rumahku dan kita bicara di sana"
Kataku.

*****

Hmm....
Siapa dua orang itu?
Apa mereka akan segera bertemu Abri?!

Jangan lupa vote :)

SejenakTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang