Yakin (67)

447 45 4
                                    

"Apa?!"

"uh?!"

Mobil Pak Adit di kejar segerombolan polisi!.

"Pak hentikan mobil ini sekarang juga!"

"kau pikir aku mau di penjara?!"
Pak Adit menginjak gasnya untuk menambah kecepatan mobilnya.

.
.
.

****ABRI POV****

"jadi begitu ceritanya kak"
Rajab menceritakan semua yang dia alami pada kak Rahmat.

"kau sebaiknya ikut dengan kami saja, naiklah ke mobil"
Kak Rahmat menyuruh Rajab untuk naik ke mobil polisi.

"Iya jab, aku dan Gusti akan menyusuk Fahmi dan Ivan, kau terlula dan harus di obati"
Kataku.

"i...iya"
Rajab pun nail ke mobil polisi, sementara aku naik di motor Gusti.

"kak, tolong jaga Rajab"
Ucap Gusti.

Kak Rahmat menganggukkan kepalanya.

Aku dan Gustipun segera pergi menyusul Fahmi dan Ivan.

"Gusti bisa lebih kencang?!"

"pegangan!"
Aku memegang jaket yang Gusti kenakan dan Gustipun memacu kecepatan motornya.

.
.
.
.

****FAHMI POV****

Dengan adanya polisi ini, kami bisa menyelamatkan Akbar!
Saat ini kami sudah berada di belakang mobilnya.

"BERHENTI!"

Dor!

Seorang polisi melepaskan tembakan peringatan.
Tapi mobil itu tetap tidak mau berhenti dan terus semakin kencang.
Namun semakin lama....
Tiba-tiba kecepatan mobil itu menurun.

"pak! Kecepatannya menurun! Mobil itu sepertinya akan kehabisan bensin, ini kesempatan kita!"
Teriakku pada salah seorang personil polisi.

"Kalau begitu kita ikuti terus mobil itu sampai bahan bakarnya habis!"
Kata Polisi itu.

.
.
.

****ABRI POV****

"Gusti! Kita harus lebih cepat!"

"tenang bri! Ini juga sudah kecepatan maksimal!"

Tiba-tiba di depan kami.....

"GUSTI AWAS!"

Brak!

Aku dan Gusti jatuh dari motor karena ada pengendara yang tiba-tiba menghentikan motornya di depan kami.

"k...kau tidak apa-apa bri?"
Tanya Gusti.

"tidak apa-apa, kau?"
Tanyaku balik.

"hehe"

Kami melihat pengendara yang tadi, kini dia turun dari motornya dan menghampiri kami.
Tak lama kemudian tiga pengendara lain juga datang menghampiri kami.

"G..Gusti...... "

"sepertinya begitu bri"

Ini memang kawasan pegunungan, jadi kendaraan pastinya sangat jarang lewat jam segini.
Bahkan kalaupun ada mungkin itu bukan orang yang baik seperti.....

"uhhh"
Pengendara yang tadi menarikku dengan kasar.

"Jangan sentuh dia!"

"cuma remaja sekolahan bos, mana ada barang bawaannya"
Kata orang itu.

"setidaknya mereka pasti punya hp dan motor"
Kata orang yang sepertinya memimpin mereka.

"Hei!"
Seorang pengendara motor lain tiba.
"Pergi kalian semua!"
Kata pengendara itu sambil turun dari motornya.
Orang ini mengenakan pakaian serba hitam, dengan celana hitam, jaket kulit hitam dan helm hitam, bahkan motornya juga berwarna hitam.

Empat orang yang ingin membegal kamipun menghampiri orang itu dan mulai menyerangnya.
Tapi di luar dugaan, orang itu terlihat dengan mudahnya mengalahkan mereka satu persatu.

"gus...."

"iya bri, siapapun dia.... Yang pasti dia sangat kuat"

"PERGI!"
Orang itu menyuruh para begal yang sudah ia hajar untuk pergi.
Setelah itu, dia kembali ke motornya dan pergi begitu saja.

Aku dan Gusti hanya bisa heran melihat kejadian barusan.

.
.

****AKBAR POV****

"SIAL! KENAPA BENSINNYA MALAH MAU HABIS!!!!!"
Erick terlihat mulai panik dengan kondisinya.
Di belakangnya ada polisi yang mengejarnya dan kini mobil yang ia setir akan kehabisan bahan bakar.

"menyerah saja pak, itu lebih baik"
Kataku.

"Tidak! Aku lebih baik mati dari pada harus di penjara!"
Tiba-tiba dia......

****FAHMI POV****

"BERHENTI!"
teriak polisi yang berada paling depan saat mobil itu tiba-tiba berbelok dan masuk ke jurang.

"AKBAR!!!!!!!!!!"
Teriakku dan Ivan.

.
.
.

****RAJAB POV****

Apa mereka bisa berhasil menyelamatkan Akbar........?
Aku sangat khawatir, di tambah firasatku mendadak merasa tidak enak.

.
.

****ABRI POV****

"Itu mereka!"
Gusti menepikan motornya.
Kamipun segera berlari ke arah Fahmi Dan Ivan di pinggiran Jurang.

"mi!"
Ucapku.

"bri.... "
Fahmi langsung memelukku.

"ada apa ini? Bagaimana dengan pak Adit dan Akbar?!"
Tanya Gusti.

"mo...mobil.....pak Adit..... Jatuh ke jurang"
Kata Ivan.

"a...apa.... "
Fahmi semakin erat memelukku.

"Akbar pasti selamat bri"
Bisik Fahmi.

"Jadi sekarang bagaimana?!"
Tanya Gusti.

"kami sudah menghubungi pihak Damkar, mereka akan segera kesini untuk mengevakuasi mobil dan orang yang ada di dalamnya"
Kata seorang polisi.
"sebelumnya terima kasih banyak karena telah membantu kami, namaku Yuda, dan kami juga mohon maaf jika teman kalian..... "

"Teman kami masih hidup! Dia pasti masih hidup!"
Ucapku tegar.
"pasti bri"
Kata Fahmi.

Saat ini kami hanya bisa menunggu tim evakuasi datang dengan hati yang hancur.

Garis polisi sudah di pasang di pinggiran jurang tempat mobil itu jatuh.

Aku, Fahmi, Ivan dan Gusti hanya duduk di pinggir jalan menyaksikan para polisi itu melakukan tugasnya.

"Akbar akan selamat kan?"
Tanyaku.
Fahmi merangkulku.
"pasti, dia adalah orang yang kuat"

"jika tidak ada Akbar, mungkin Rajab akan Mati, aku sudah berhutang budi padanya"
Kata Gusti.

"walaupun sebelumnya aku dan dia sempat bertengkar, tapi dia adalah orang yang sangat yakin dan setia dengan temannya"

Air mata kami mengalir.

Mobil polisi tiba, itu kak Rahmat!
Rajab yang ada di dalam mobil itu langsung turun dan menghampiri kami.

Gusti segera berdiri dan langsung memeluk Rajab.
"hiks....gus....... Akbar.......... "

"Akbar pasti selamat jab! Dia pasti masih hidup!"

Dulu Akbar yang paling yakin kalau Fahmi dan Aku pasti masih Hidup.
Kini keyakinannya itu akan kami balas.
Kami yakin....
Jika Akbar pasti bisa selamat!

*****

Akbar :'(

Jangan lupa vote :D

SejenakTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang