UKS (02)

3.6K 204 11
                                    

20:38 Malam....

Rumahku...

"di, kami pamit dulu ya, bri, jab"
Ucap salah satu teman kak waldi berpamitan.

Akhirnya pekerjaan yang kami lakukan dari sore selesai juga.
Lelah juga rasanya
Badan jadi pegal-pegal
Apalagi semerbak aroma tubuh yang mengundang lalat.

"bri, aku juga pamit ya, nanti ayahku nyariin"
Pamit rajab

"iya, terima kasih ya jab, Hati-hati di jalan"
Balasku

Rajabpun pulang dengan mengendarai motornya.

Aku segera membereskan gelas dan piring yang tadi aku gunakan sebagai wadah makan orang-orang yang membantu kami.

"sini biar kakak saja"
Kata kak waldi sambil mengambil piring dan gelas yang aku angkat

"t...tidak perlu kak...., lagi pula kakak sudah sangat baik hari ini"
Kataku melarangnya mengangkat piring dan gelas

"tidak apa-apa, sini biar kakak saja, pasti kamu juga capek kan? "
Dengan sedikit memaksa kak waldi membawa gelas dan piring itu ke dapurku.

"sekali lagi terima kasih banyak ya kak"
Ucapku

"tidak perlu berterima kasih, kakak juga senang kok membantu"
Ucapnya di sertai senyuman

Wajah kak waldi....
Menurutku lumayan
Apalagi saat ia tersenyum
Lesung pipinya membuatnya teelihat manis.
Kulit sawo matang dan potongan rambut ala-ala angkatan itu membuatnya semakin gagah.
Apalagi dengan balutan seragam sekolahnya yang ketat, membuat otot-ototnya sangat....
Apa yang aku bicarakan?

"kenapa?, kok mandangin kakak sampai segitunya?"
Katanya tersadar aku memandanginya dari tadi

"umm.. Hehehe tidak apa-apa kak, cuma aku bingung saja, padahal... Maaf kak..... Rajab bilang kakak ini sedikit dingin tapi nyatanya kakak itu menyenangkan orangnya"
Kataku berusaha menghilangkan rasa curiganya.

"ohh, itu....., rajab kan junior kakak, dalam organisasi itu kan penting juga bagi seorang senior menjaga wibawanya"
Jelasnya

"oh begitu ya kak...."
Ucapku

"eh, kakak boleh numpang mandi di sini?, mumpung belum larut, soalnya kalau mandi di rumah nanti keburu larut"
Pinta kak waldi

"i..iya kak tentu saja boleh, tunggu abri ambilkan handuk di kamar"
Akupun segera ke kamarku dan mengambil handuk.
Setelah mengambil handuk, aku kembali menemui kak waldi di dapur dan memberinya handuk.
Kak waldi pun masuk kedalam kamar mandi, sementara aku juga segera mandi di kamar mandi yang ada di kamarku.

Saat mandi...
Aku berpikir......
Kenapa kak waldi begitu baik padaku?
Maksudku.... Mungkin dia hanya menjalankan tugasnya sebagai ketua osis.

.
.
.

Setelah mandi, aku pun keluar dari kamarku dengan mengenakan kaos putih polos dan celana pendek berwarna hitam.

Aku mencari kak waldi
Saat aku ke kamar mandi, kamar mandinya sudah kosong.
Apa mungkin kak waldi sudah pulang?
Tapi mana mungkin dia pulang Tanpa pamit?.

"bri?"

Aku berbalik
Ternyata kak waldi masih ada di sini
Dia hanya mengenakan celana pendek dan bertelanjang dada sambil mengeringkan rambutnya dengan handuk.

Entah ada apa denganku
Tubuhku terasa bergetar saat melihat tubuh kak waldi.
Aku benar-benar diam dan tak dapat bergerak.

"hm? Bri? Kamu kenapa?, kok diam liatin kakak begitu?"
Tanya kak waldi membuyarkan lamunanku

SejenakTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang