****FAHMI POV****
Entah apa yang abri pikirkan
Aku benar-benar terkejut dengan sikap abri padaku pagi ini.Tapi setelah kejadian itu....
Abri semakin menjauh dariku.
Dia sepertinya menghindar saat aku ingin bertemu dengannya.
Rencana rajab sepertinya benar-benar tidak akan berhasil kalau begini.Harusnya aku tidak kembali tidur pagi itu
Ini benar-benar salahku
Aku ingin minta maaf pada abri tapi itu juga sangat sulit..
.
.Keesokan harinya....
09:21 Pagi...
"kepada tim Takraw untuk semua kontingen, harap berkumpul di tengah lapangan karena pertandingan akan segera di mulai 30 menit lagi"
Suara perempuan yang berasal dari TOA yang terpasang di salah satu tiang yang ada di area lomba."ini saatnya! Mi, kau sudah siap?!"
Tanya ivan sambil memasang sepatunya"tentu, tapi..... Mana abri?, kita tidak akan bisa main jika tidak cukup 3 orang"
Kataku cemas karena abri dari tadi pagi tidak terlihat dimanapun.
"dek, tolong cari abri, pertandingan sebentar lagi akan di mulai"
Pintaku pada seorang junior yang berlalu tepat di hadapanku"iya kak!"
Jawabnya dan langsung berlari mencari abri..
.Aku, ivan dan anggota yang lain sudah ada di tengah lapangan.
Namun abri masih belum menunjukkan batang hidungnya."kalian tidak ada yang melihat abri?!"
Aku mulai emosi karena abri tidak ada"sabar mi, kita tunggu lagi 5 menit, kalau abri tidak ada kita gantikan saja"
Ivan berusaha menenangkanku"bukan begitu van, masalahnya kita sudah latihan! Kalau di ganti lagi tidak ada waktu untuk mengubah strategi kita, harusnya lo ngerti, arghhh"
Emosiku semakin meluap-luap."eh, itu abri"
Ujar Rio melihat abri datangMelihatnya datang membuatku sedikit lega.
"lo dari mana aja?!"
Tanyaku pada abri
Namun pertanyaanku itu tidak ia gubris sama sekali dan hanya melewatiku."bri!, lo jangan main-main ya!, gua udah bertahan di sini karena gua peduli sama lo! Bri!"
Namun tetap saja, abri tidak menggubrisku sama sekaliAkupun melihat juniorku yang tadi pergi mencari abri.
"dek, abri ketemu dimana?"
Tanyaku pada junior yang ku ketahui bernama Sandi"tadi..... Kak abri ada di tenda perawatan panitia kak"
Ujar sandiRuang perawatan?
Apa yang abri lakukan di situ?"untuk tim dari PMR SMA 8 dan juga SMA 3 silahkan memasuki lapangan"
Suara dari pengeras suara penanda pertandingan akan segera dimulai.Abripun berjalan pelan memasuki lapangan diikuti ivan.
"mi, ayo cepat!"
Teriak ivan memanggilkuAku langsung mengikuti mereka berdua ke lapangan.
Suara gemuruh tepuk tangan terdengar di sekeliling kami.Abri mengambil posisi di tengah dan aku ada di sebelah kanannya.
"um..... Bri?, kalau lo tidak enak badan jangan di paksakan"
Ucapku pelan.Abri tetap memandang kedepan dan tidak mempedulikanku.
Aku kemudian menyadari sesuatu
Abri terlihat gemetar hebat, wajahnya pucat dan keringatnya bercucuran."bri, lo tidak usah main ya, lo keluar saja"
Pintaku, dan sekali lagi abri tidak mempedulikankuWasit pun melempar koin untuk mengundi tim pertama.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sejenak
RomantizmKisah cinta Abri dan Fahmi, duo bucin yang memulai hubungannya dengan penuh liku-liku. Bersama teman-teman mereka, Gusti, Ivan, Rajab dan Akbar, menjalani hari-hari indah yang penuh dengan kekonyolan. Warning.... 18+ Bagi yang Homophobic harap tid...