2 hari kemudian aku sudah di perbolehkan pulang kerumah oleh dokter.
Selasa Pagi....
"kamu yakin sudah mau ke sekolah?"
Tanya ibuku."iya bu, aku juga sudah sehat, kalau kelamaan di rumah aku Bisa-bisa jadi sakit"
"ya sudah, tapi Hati-hati di jalan, kalau di sekolah kamu merasa tidak enak minta izin saja pulang"
"iya bu, ya sudah aku pamit"
Akupun menciun tangan ibuku dan berjalan keluar dari pintu.
"Assalamualaikum""Wa'alaikumussalam, ingat Hati-hati!"
Aku segera mengambil motorku dan mengendarainya.....
Kerumah Abri tentunya heheheAku melajukan motorku ke rumah Abri untuk menjemputnya, tapi saat aku sampai di rumahnya dia malah...
"kenapa kau ke sekolah?! Kau masih belum sehat!"
Dia malah memarahiku."tidak apa-apa, aku sudah baikan, ayo cepat naik jangan sampai kita terlambat"
"tidak!, kau sebaiknya pulang saja!"
"tuh kan, aku sudah capek-capek kesini.... Kau tidak menghargai perjuanganku.... "
"bucin, padahal aku tidak minta di jemput"
"udah ayok!"
Aku menarik tangan Abri dan akhirnya dia menurut..
.
.Jam Istirahat...
09:32Perpustakaan
Aku ketinggalan cukup banyak pelajaran, tapi aku beruntung ada Ivan yang baik hati meminjamkan buku catatannya padaku.
"banyak sekali.... Van...."
Kataku saat melihat semua catatan Ivan."ya salahmu sendiri kenapa sakit"
Kata Ivan."memangnya aku yang minta?"
"tapi mi, kalau kau sakit memang selalu begitu ya? Kayak orang mabok"
Tanya Akbar."ya begitulah"
"kok bisa ya?"
Tanya Abri."tidak tahu, yah setiap orang pasti punya kekurangan dan kelebihan, kekuranganku ya itu tapi kecerdasanku menutupinya"
"uhhh puji ale (memuji diri)"
Ledek Abri."padahal selalu kalah dari Abri"
Ucap Rajab."makasih jab!"
Ucap Abri senang."baiklah! Bagaimana kalau di semester akhir ini kita taruhan?"
Aku mulai serius."oke! Siapa yang mendapatkan nilai tertinggi bisa menyuruh apapun pada yang kalah!"
Kata Abri dengan penuh percaya diri."oke setuju!"
Aku menjabat tangan Abri."sebaiknya kau simak baik-baik materi les kita"
"baiklah bri, jika aku yang menang maka aku mau kau bersamaku selama satu malam!"
"bukannya kalian sudah pernah tidur berdua? Bahkan sudah sering rasanya"
Tanya Gusti."itu kan tidak ngapa-Ngapain hehehe"
Jawabku."j...jadi? k...ka...ka...ka...ka....kau... kau mau a...aku.... Kau mau aku dan kau.."
Abri terlihat jadi salah tingkah."mi kau yakin? Kasihan Abri"
Kata Gusti."Fahmi! Kau tega!"
Ucap Rajab."Fahmi kau sungguh bejat"
Kata Ivan.Akbar hanya bisa menggelengkan kepalanya menatapku.
"bukan begitu, jangan salah paham maksudku! Aku hanya ingin dia bersamaku selama semalam bukan dalam artian tidur berdua, aku ingin mengajak Abri ke suatu tempat"
Aku berusaha meluruskan pikiran mereka."hanya kalian berdua? Kau pelit"
Kata Rajab."sekke' (pelit)"
Ucap Ivan."jadi kami sudah tidak kau anggap mi?"
Ucap Gusti.Akbar kembali hanya menggelengkan kepalanya.
"ah sudahlah!"
Aku mulai dongkol."tapi! Jika aku menang darimu, aku ingin kau membiarkan mereka ikut!"
Kata Abri."oke setuju!"
.
.
.2 Minggu kemudian....
Senin siang.
14:37Jam pulang sudah tiba, setidaknya itu untuk siswa kelas satu dan kelas dua.
Kami kelas tiga hari ini adalah hari pertama les sore di adakan.Kami di berikan waktu satu jam untuk makan siang sebelum waktu les di mulai.
Jadi tentu saja aku dan kawan-kawan ngumpul dulu di perpustakaan lagi."Woy! Itu telurku!"
Teriakku pada Ivan yang tiba-tiba mengambil telur dadar yang ada di kotak bekalku."sebagai tanda terima kasihmu karena aku sudah meminjamkan catatanku hehehe"
Kata Ivan sambil memakan telur yang ia rebut."ini aku buat telur goreng untuk kita berenam"
Abri membagi telur goreng buatannya pada kami semua."makasih sayang"
Ucapku."tidak perlu pake sayang!, fokus belajar saja dulu"
Ucap Abri dingin.Menjelang Ujian Akhir Abri memang terlihat jadi sedikit lebih serius sekarang.
"kalian les apa?"
Tanya Ivan."kelasku hari ini ada les Matematika"
Jawab Rajab."kalau kelasku ada les Kimia"
Jawabku."Kelas kami sebentar les Agama, kau sendiri van?"
Tanya Akbar balik."Olahraga, katanya sih bakal praktek sekalian pengambilan nilai untuk Ulangan Harian"
Jawab Ivan."hah?! Kok begitu?!, bukannya Pak Irawan sudah bilang tidak akan ada ulangan harian?!"
Rajab langsung panik."iya, tapi yang mengajar les itu guru baru, kalau tidak salah namanya pak Aditya"
Kata Ivan."yang ngajar les agama juga katanya guru baru, namanya pak Ashab"
Kata Akbar."ah! Aku pernah melihat mereka berdua, pak Aditya itu kalau tidak salah yang kayak keturunan cina itu kan?, dan pak Ashab itu salah satu alumni sini juga"
Jelas Gusti."iya benar, pak Ashab itu salah satu alumni Paskibra SMA kita, orangnya tegas tapi saat melatih dia tidak terlalu keras, dia baik"
Kata Rajab.Kriiiingg!!!!!!!!!
"oke waktunya masuk"
Kataku sambil membenahi kotak bekalku.Kamipun bergegas kembali ke kelas masing-masing.
.
.****ABRI****
Gurunya lama sekali....
Katanya Alumni Paskibra tapi kenapa telat begini?"bri, Kira-kira pak guru yang baru ini killer tidak?"
Akbar berbisik padaku."kan Rajab bilang tadi beliau orang yang baik'
Kataku.Saat ini sebangku dengan Akbar karena Gusti tidak ikut les ini.
Agama yang Gusti anut berbeda dengan kami.
Jadi Aku, Fahmi, Rajab dan Akbar adalah seorang muslim.
Ivan Kristen.
Dan Gusti Hindu.
Walaupun berebeda tapi kami tetap satu hehehe.Dan saat ini Gusti mengikuti les Olaharaga bersama kelas Ivan.
"Assalamualaikum"
Ucap pak Guru yang baru saja memasuki ruang kelas."Wa'alaikumussalam pak... "
Jawab kami serentak."oke sebelumnya perkenalkan nama saya Ashabul, panggil saja pak Ashab atau kalau mau lebih akrab panggil saja pak Abul tapi saya kurang suka jadi panggil saja dengan sebutan yang pertama tadi"
Ini pak guru mau melucu atau apa sih?*****
Dasar siswa, sukanya ngegibah Gurunya :v
Jangan lupa vote :D
KAMU SEDANG MEMBACA
Sejenak
RomanceKisah cinta Abri dan Fahmi, duo bucin yang memulai hubungannya dengan penuh liku-liku. Bersama teman-teman mereka, Gusti, Ivan, Rajab dan Akbar, menjalani hari-hari indah yang penuh dengan kekonyolan. Warning.... 18+ Bagi yang Homophobic harap tid...