Rencana (27)

935 66 32
                                    

Perhatian!!!
Sebagian dari cerita Wattpad ini di ambil dari kisah nyata.
Bila ada kesamaan nama dan tokoh itu memang di sengaja karena setiap tokoh di dalam Wattpad ini di ambil dari nama orang-orang di sekitar Author sendiri.

Author sudah izin ya sama yang punya nama :D

Wattpad ini juga berhasil Author publish setelah mendapatkan izin dari Fahmi langsung, awalnya dia bilang "ngapain nulis cerita kita? Tidak perlu bri", tapi Author maksa, dan setelah 2 hari Author ngambek, akhirnya dia mau.
Makasih sayang :)

Ingat, adegan-adegan seperti kecelakaan, tabrakan, jatuh ke jurang, penculikan dan adegan alay lainnya itu hanyalah karangan Author belaka.
Kecuali hubungan Abri dan Fahmi, bukan karangan, no setting-setting dan no gimmick....
Hehehe love U Mi :D

Tak lupa ucapan Terima kasih dari Author kepada klean smua para pembaca yang setia menunggu Updetan dari Wattpad Sejenak ini, walaupun ceritanya rada-rada amburadul begini.
Author juga ingin meminta maaf yang sebesar-besarnya karena Author jarang bikin Update.
Ingat, Abri juga manusia kak 😢, Abri tidak bisa mikirin cerita terus, Bisa-bisa Abri sakit, mana Fahmi sekarang dalam masa pendidikan, kan Abri sekarang jadi tidak bisa uwu uwuan lagi 😭.

Tapi tidak apa-apa, Author akan selalu ingat kata-kata Fahmi....

"untung sayang"

Ihhh sayang............

Author sebenarnya nulis ini karena rindu sama Fahmi 😭😭😭😭😭😭😭😭😭😭😭
Moga sehat mi di sana.....

*yosh! Back to story ya 😊

_________________________________________

****FAHMI POV****

Aku segera melajukan motorku ke alamat yang sudah orang misterius itu kirimkan padaku.
Aku terus mengikuti arahan gugel meps dan akhirnya aku sampai di depan sebuah kosan.
Mungkin karena sudah larut malam jadinya sudah sangat gelap, hanya ada satu jendela dengan lampu yang masih menyala di lantai dua, pasti Rajab ada di dalam kamar itu.

Aku berusaha memikirkan rencana agar bisa membawa Rajab dengan selamat juga diriku.

****

****GUSTI POV****

Aku dengan perasaan gugup mengantar Abri pulang.

"Memangnya Fahmi ada urusan apa gus? Kok mendadak sekali?"
Nah keluarlah pertanyaan yang aku takutkan.
Aku tidak boleh membuat Abri khawatir, Fahmi sudah berbaik hati membantuku menyelamatkan Rajab, aku juga harus membantunya.

"ehh...... Kata Fahmi....ehh..... Dia harus ke rumah Sepupunya untuk menjemput adiknya disana"
Jawabku berbohong.

"kau yakin?"

"iya bri, makanya dia buru-buru, Memangnya kenapa?"

"tidak apa-apa kok gus, cuma aku khawatir terjadi sesuatu dengan Fahmi"

Akhirnya kami sampai di depan rumah Abri.
Abri segera turun dari motorku, sementara aku masih berpikir.....
Rajab adalah tanggung jawabku, kenapa aku tinggal diam begini seperti seorang pengecut?!
Aku benar-benar bodoh, aku harus menyusulnya.
Namun..... Baru saja aku akan berbelok, Abri sudah menarik jaketku.

"aku ikut"
Katanya dengan lantang.

"i...ikut?, akukan mau pulang bri"

"bohong! Kau pasti akan pergi ke tempat Fahmi!, kenapa Gusti? Ada apa? Apa yang sebenarnya terjadi?, maksudku.... maksudku mana mungkin kau mengantarku pulang dengan santai seperti ini, dimana Rajab?! Bukannya sebelumnya kau menyusul Rajab ke kamar mandi?, apa yang terjadi? Apakah terjadi sesuatu pada Rajab?! Apakah........ Fahmi pergi menyelamatkan Rajab?"

SejenakTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang