Upaya (66)

443 45 6
                                    

Setelah ia puas menjadikanku budak sexnya, dia mengikat tangan dan kakiku, lalu pak Adit terlihat tergesa-gesa mengambil semua barang-barang berharganya.

"ikutlah denganku, kita akan memulai hidup baru"
Itulah yang dia katakan.

Setelah mengambil semua barang berharganya, ia memasukkanku dan semua barangnya ke dalam mobilnya.

"pak, biarkan aku pergi"

"tidak sayang, aku tidak mungkin melepaskan orang yang tahu pekerjaanku, oh iya, namaku bukanlah Adit, namaku adalah Erick"

Ia mengeluarkan mobilnya dari halaman rumahnya dan pergi dengan aku di dalamnya.

"AKBAAAAR!!!!!!!!!!"

Rajab!

Aku berbalik kebelakang dan melihat Rajab berlari mengejar mobil ini.

"RAJAB! Pak! Biarkan aku pergi!"

Erick tetap fokus mengemudi tanpa menghiraukan aku.

"AKBAR!!!!!!!!!! AKBAR!!!!!!!!!!!!!!!!"

"RAJAAAAAAAB!!!!!!!!!!!!!!"
Air mataku mengalir saat menyaksikan temanku yang bersusah payah mengejar mobil ini.

Semakin lama, Rajab semakin jauh, hingga akhirnya....
Aku tidak dapat melihatnya lagi.

.
.

****RAJAB POV****

"AK....BAR......."
Aku terduduk di pinggir jalan dan menangis sejadi-jadinya.
Rasanya aku gagal menjadi seorang teman.

"jab!"
Suara seseorang di sertai motor yang di parkir.

Orang ini memelukku, ini Gusti!
"kau tidak apa-apa kan?!"

"gus..... Akbar...... Pak Adit membawa Akbar..... Hiks"

"Akbar! Jadi pak Adit menculik Akbar!"

"RAJAB!"
Fahmi juga tiba bersama dengan Ivan yang mengendarai motor masing-masing.

"mi, Pak Adit membawa Akbar"
Kata Gusti.

"Akbar?! Kenapa bisa?!"
Fahmi dan Ivan kaget.

"kami berdua di sekap, tapi Akbar mengalihkan perhatian pak Adit agar aku bisa kabur, sekarang...... Akbar.... "

"Tidak ada gunanya menangis di trotoar begitu! Gusti! Ivan!"
Fahmi mendadak menjadi sosok yang tegas.

"Rajab, ayo naik, tunjukkan mobil Pak Adit pada kami"
Gusti membantuku untuk naik ke motornya.

Bruuum!!!!
Bruuum!!!!!
Bruuum!!!!!!

"pegangan!"
Akupun memeluk Gusti dengan erat.

Kami akhinya berusaha mengejar Mobil pak Adit yang membawa Akbar.
"Jab! Kau membawa Hp?!"
Tanya Gusti.

"Tidak! Hpku di rumah pak Adit!"

"Ambil Hpku di Sakuku! Hubungi Abri dan bilang padanya kalau Sekarang pak Adit membawa Akbar!"

"b..baik"
Akupun mengambil hp Gusti di Saku celananya.

.
.
.

****ABRI POV****

Di dalam mobil polisi

"sebentar lagi kita sampai ke rumahnya"
Aku menunjukkan jalan ke rumah Pak Adit kepada Polisi.

"selanjutnya kemana bri?"
Tanya kak Adrian sambil mengemudikan Mobil.

"di depan kita belok kiri kak!"

SejenakTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang