Peringatan (114)

345 29 6
                                    

"Ayo kita pulang bri"
Fahmi menarik tanganku.

"Abri akan pulang denganku, jadi kau dan teman-temanmu silahkan pulang saja sekarang"
Kak Aryo turut menarik tanganku yang satunya.

"dengan om"

"Panggil aku Kak!"

"baiklah, kakak, kami tidak membutuhkanmu, jadi ada baiknya kau pulang saja sekarang juga, lagi pula sepertinya kau bukan orang sini"

"Fahmi!"
Aku membentak Fahmi.

"bri?"

"mulutmu mi....."

"tidak apa-apa bri, dengar, aku akan membiarkan hubungan kalian, tapi awas saja jika aku melihat Abri menangis karena kau!"

"terserah, silahkan kau pulang ke asalmu awwwww!!!!! Sakit bri!"
Aku mencubit pinggang Fahmi.

"ku bilang awasi bicaramu mi! Kau tidak mengerti kak Aryo bagaimana"
Aku melepaskan tangan Fahmi.
"maaf mi, pulang saja dulu, kita bicaranya besok saja"

"bri?, Abri kenapa?! Abri!"

"tapi bri.... Bagaimana dengan Fah..."

"dia butuh sedikit pelajaran kak"
Akupun pergi dengan kak Aryo, sementara Fahmi terus menerus berteriak memanggil-manggil namaku.

.
.
.
.

****IVAN POV****

Sakit juga pukulan dari Fahmi, apalagi di tambah dia sedang emosi.
Huffff....
Aku sampai harus di keluarkan dari komunitas itu, padahal seru juga ngumpul dengan sesama seperti itu.
Bahuku sampai tidak kuat lagi untuk menarik gas motor.

Sabar Ivan....
Sedikir lagi sampai rumah, hanya perlu melewati....

BRAAAAAK!!!!!!!!!!!!!!!

.
.

"Sampaikan pada temanmu, aku sudah kembali"

.
.
.
.
.
.
.

"ARGGGGGGGGGGGGGGHHHH!!!!!!!!"

"Van!"

Aku langsung di tenangkan oleh Gusti dan Akbar.

"a...apa....apa yang terjadi?! Aku dimana?!"

"tenanglah, minum dulu"
Gusti membantuku minum.

"kau di rumah sakit, 2 hari yang lalu kau di temukan di dalam selokan dengan keadaan penuh luka"
Jelas Akbar.

"a...aku......"

"kau ingat sesuatu?"
Tanya Gusti.

"aku hanya ingat aku naik motor dan tiba-tiba ada yang me.... Astaga... "

"ada apa?!"

"MOTORKU BAGAIMANA?!"

"PIKIRKAN KONDISIMU SENDIRI DULU KADAL PURBA!!!!!!!!!!!"

"maaf maaf, tapi malam itu aku hanya ingat aku naik motor saat malam, lalu aku tidak ingat lagi"

"kau yakin?"
Tanya Akbar.

"aku ya......, tunggu dulu, aku mendengar Seseorang berbicara tapi aku tidak ingat apa yang dia katakan"

"jangan memaksakan diri istirahatlah dulu, kita tunggu Rajab, Abri dan Fahmi kesini"

"Abri? Fahmi?"
"sampaikan pada temanmu, aku sudah kembali"

"van, kau sepertinya tahu sesuatu?"

"orang itu bilang kalau dia sudah kembali! Aku di suruh untuk menyampaikan ini pada Seseorang!"

"uh....., aku takutnya ini masih ada kaitannya dengan waktu Rajab kecelakaan itu"
Ucap Gusti.

"Rajab, lalu Ivan, apa mungkin ini teror?, tapi siapa?!"
Akbar terlihat gelisah.

"jangan terlalu cepat memutuskan, kita harus memeriksa kejadian ini, tapi hanya untuk berjaga-jaga, aku ingin kita untuk tidak berkeliaran di luar saat malam seorang diri"

"tentu"

.
.
.
.

****ARYO POV****

Aku di tempatkan di Sulawesi Selatan, benar-benar beruntung aku bisa satu tempat dengan Abri.
Aku jadi bisa menjaganya jika ada yang hendak mencelakainya.

"kak Aryo, Aku duluan ya"

"lho? Dokumennya sudah selesai semua bri?"

"sudah dong kak, terima kasih sudah di bantu"

"ahahaha tidak kok, kan kakak cuma menjalankan tugas sebagai kakak kamu saja"

"hehehe iya kak, kalau begitu aku dulyan ya"

"buru-buru sekali? Mau kemana?"

"temanku Masuk rumah sakit, 2 malam yang lalu di begal dia, aku mau jenguk"

"temanmu? Fahmi?"

"bukan kak, yang malam itu mau cium aku"

"ahhh dia......., mau kakak antar?"

"memangnya tugas kakak sudah selesai?"

"ini tinggal bersih-bersih meja saja"

"haha ya sudah sini ku bantu"

Abripun membantuku membereskan meja kerjaku.

.
.
.
.

****FAHMI POV****

"uhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhh"

"Fahmi kau kenapa?, kasihan keyboardnya di tekan begitu terus"

"bagaimana caraku menyingkirkan Aryo?! Syahrul BANTU AKU!!!!!"

"Aryo saha?!"

"kakak kakaan Abri! Aku harus membuat Abri menjauh darinya!, tapi itu sulit bahkan mereka saja sampai satu instansi!!!!!!!!!!!"

"ehhh mi, menurutku kau tidak boleh sembarangan bertindak, maksudku ini bisa melibatkan 2 nama kesatuan"

"untuk itu aku perlu sedikit pencerahan"

"bilang saja sama Abri secara baik-baik, pasti dia akan mengerti"

"kau bercanda?! Kau belum tahu saja sifat Abri bagaimana! Orangnya tidak peka"

"nah! Justru dia tidak peka kau langsung ungkapkan saja"

"caranya?"

"pake mulutlah! Ah! Atau bagaimana kalau kau dan Abri ikut denganku hari sabtu ini!"

"uh? Kemana?"

"ah sudahlah, yang penting kau punya motor sudah boleh ikut"

.
.
.
.

****GUSTI POV****

Rumah Sakit.....

"begitu jab"
Ivan menceritakan kronologi sesuai apa yang di ingatnya pada Rajab.

"begitu ya......, aku sempat melihat sosok orang itu waktu dia menabrakku, dia mengenakan busana serba hitam kecuali helmnya yang berwarna merah"
Jelas Rajab.

"Ivan tidak melihat sosok orang yang mencelakainya, kita belum bisa mengambil kesimpulan kalau pelakunya adalah orang yang sama"
Jelasku.

"tapi menurutku orangnya pasti sama"
Kata Akbar.

"suara itu....... Rasanya tidak asing..."
Ucap Ivan.

*****

Fix begal no debat

Jangan lupa vote dan komentar :D

SejenakTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang