Ini buruk (06)

2K 119 7
                                    

Dua minggu pun berlalu dan kami sudah ada di lokasi lomba tepatnya di sebuah lapangan.

"jangan lupa atur semua tas kalian di dalam tenda, yang rapi, lalu bersiap karena Nanti sore akan ada acara pembukaan"
Sahutku pada semua anggota

"upacara pembukaan?, ada upacara pembukaannya juga?"
Tanya fahmi

"tentu saja, kau tidak pernah ikut lomba?!, cepat kau juga harus berisap-siap, ambil seragam putih abu-abumu untuk di setrika"

"seragam?!, gua ga bawa...."
Kata fahmi membuatku naik darah mendengarnya

"apa?!, kau tidak bawa?!, aduh..... Jadi bagaimana?, kau bagaimana?! Kan aku sudah menginformasikannya di grub wa semalam?!"
Bentakku pada fahmi

"ya........ Maaf kuota gua abis bri"
Jawab fahmi atas pertanyaanku

"aduh....... Jadi...... Ah! Kalau begitu kau tinggal saja di tenda buat ngejaga"

Akupun pergi meninggalkan fahmi dan bergegas menuju ruang panitia untuk membawa daftar nama anggotaku yang ikut.

Entah apa yang akan terjadi kedepannya jika fahmi tetap di sini...

****

****FAHMI POV****

Aku tidak yakin rencana rajab ini akan berhasil.....
Maksudku abri benar-benar tidak menyukaiku!
Jika di bandingkan dengan kak waldi aku memang bukanlah Siapa-siapa....

.
.
.

Keesokan Harinya.....

Aku bersama beberapa anggota lain pergi ke Masjid di dekat lokasi lomba kami untuk mandi.
Sebenarnya ini benar-benar hari pertamaku mengikuti lomba seperti ini, pemahamanku di PMR benar-benar masih minim, itulah mengapa abri hanya mengikutkanku pada lomba hiburan seperti tarik tambang, volley dan takraw.

Kriiiik...

Pintu kamar mandi masjid terbuka selagi aku masih mandi di dalam.
Dan ternyata yang membukanya adalah abri.
Abri langsubg memasang wajah kaget dan kembali menutup pintu kamar mandi dengan cepat.

"hei! Ketuk dulu!"
Teriakku dari dalam

"ya kau sendiri kenapa hanya diam di situ?!, melamun?!"
Balas abri dari luar dengan nada kesal
"mandi yang cepat!, bentar lagi aku ada lomba juga, kalau sampai terlambat Bisa-bisa kita di diskualifikasi"
Sambung abri dari luar

"oh iya, tunggu"
Aku langsung membilas tubuhku yang penuh dengan busa sabun dengan air.

Setelah bersih, aku mengeringkan diriku dengan handuk dan segera memakai pakaian gantiku di dalam kamar mandi itu.

akupun keluar dan di luar abri masih berdiri dan menatapku dengan tatapan dinginnya.

"tidak perlu marah begitu juga bisa kan?"
Ledekku

"diam!, aku....... Hanya mau bilang kalau........ Aku...... Eh...... Minta maaf... Soal yang tadi, maafkan aku"
Abri tertunduk di hadapanku
Baru kali ini aku melihat abri bersikap seperti ini padaku. Tapi itu bukan hal yang tidak wajar, toh dia yang sudah membuka pintu kamar mandi saat aku masih mandi di dalam.

"tidak apa-apa, bukannya lo bilang ada lomba?, ayo cepat"
Abri pun segera masuk kedalam kamar mandi

****

****ABRI POV****

Malam tiba, setelah brifing sejenak membahas tentang lomba hari ini, satu persatu dari kami mulai tertidur lelap.
Rasa lelah yang terpaut di wajah mereka saat tidur membuatku merasa sedikit bersalah karena membuat mereka berusaha sekeras yang mereka dapat lakukan.

"hei, lo..... Belum ngantuk?"
Tanya fahmi yang langsung ikut duduk di dekatku

"belum, masih ada yang aku pikirkan"
Jawabku enteng

"um...... Begini, jangan di paksakan berfikirnya, tadi siang lo kan dapat juara satu lomba cerdas cermat palang merah, dan juga tim PP (pertolongan pertama) kita juga dapat juara satu, itu sudah menjadi poin besar buat kita"
Entah kenapa tapi aku merasakan sejak fahmi bergabung ke PMR, sifatnya tiba-tiba berubah drastis.

"gua tidur duluan ya"
Fahmi pun berbaring di sebelahku
"besok lo ga ada lomba kan?, istirahat saja yang banyak buat lomba hiburan kita sabtu hari rabu nanti"
Sambung fahmi dan akhirnya diapun tertidur.

Aku yang juga sudah mulai mengantuk perlahan merebahkan diri dan tertidur juga.

****

Keesokan harinya....

07:46 Pagi...

Aku membuka mataku perlahan.
Namun aku merasakan sesuatu di tubuhku.
Saat aku melihatnya, ternyata aku berada dalam pelukan fahmi.
Fahmi terlihat masih tidur dan bahkan sangat pulas di belakangku.
Aku perlahan berusaha melepaskan diri, namun kemudian aku merasakan hal lain di pantatku.

Sesuatu yang panjang, keras dan besar berdenyut-denyut di area pantatku.
Aku semakin panik, itu adalah kontol milik fahmi.
Semakin aku bergerak, fahmi justru semakin erat memelukku. Aku benar-benar tidak tahan dan....

"oi bangun!"
Teriakku dan fahmi langsung terbangun

"hm.... Apa?, sudah pagi"
Fahmi pun membuka matanya dan menyadari dirinya tengah memelukku

"eh?! Lo ngapain di situ?!"
Tanya fahmi dengan nada kesal

"hah?! Aku?!, kau itu yang memelukku sembarangan!, dasar"
Akupun langsung bangkit dan keluar dari tenda

"kalian kenapa lagi pagi-pagi sudah bertengkar?"
Tanya ivan yang tengah duduk di depan tenda dengan secangkir kopi di hadapannya.

"tidak apa-apa, yang lain mana?"
Tanyaku saat kudapati seluruh anggota sudah tidak ada di area tenda

"yang lain ada yang pergi mandi, terus vina dan eki tadi ke ruang panitia buat daftar ulang untuk lomba dapur kreasi nanti siang"
Jelas ivan sambil meneguk kopi di cangkirnya

Akupun segera masuk kembali kedalam tenda untuk mengambil peralatan mandiku dan juga baju ganti.
Saat aku masuk, aku melihat fahmi kembali tidur.
Tapi mataku tertuju pada gundukan di balik celananya itu.
Terlihat sangat besar dan keras.

Apa yang ku pikirkan?!
Aku milik kak waldi! Tenang.....

Aku melihat tasku tepat di sebelah fahmi.
Bagaimana caraku mengambilnya?.
Akupun berjalan perlahan dan meraih tasku itu.
Namun sialnya kakiku malah tersandung tas lain dan membuatku terjatuh.
Dan yang paling sialnya, wajahku kini terbenam di selangkangan fahmi.
Dengan rasa panik aku cepat-cepat bangkit tapi tiba-tiba tangan fahmi semakin membenamkan wajahku di selangkangannya.

Aroma benar-benar menusuk di hidungku dan membuatku mulai hilang akal.
Perlahan lidahku mulai menjilati gundukan kontol fahmi dari luar celananya.
Rasanya kontolnya makin mengeras dan semakin membesar.
Bahkan kuperkirakan ini lebih besar di banding milik kak waldi.
Saking besarnya, kepalanyapun kini keluar dari balik celana fahmi.
Aku yang sudah di selimuti nafsu langsung menjilati kepalanya dan itu membuat tubuh fahmi menggelinjang hebat.

Tapi aku sadar, aku masih milik kak waldi.
Aku langsung menyudahi kegiatan nakalku itu dan langsung bangkit.
Namun sialnya, aku melihat fahmi dengan mata yang terbuka sedang memandangku.

Aku terdiam, seluruh tubuhku gemetar, rasanya bibirku tak sanggup untuk berucap.

"m..maaf...... Maaf!"
Kataku sambil langsung meraih tasku dan berlari keluar dari tenda.

"kau kenapa?!"
Tanya ivan dengan ekspresi terkejut

"t..tidak apa-apa......."
Rasanya kepalaku tiba-tiba sangat pusing.

"hei?  Kau baik-baik saja?"
Tanya ivan cemas

"iya, aku baik-baik saja, aku cuman masih ngantuk saja"

"owh.... Tapi kalau kau sakit bilang ya, jangan memaksakan diri"
Tegur ivan

"iya, aku oke kok"
Kataku sambil berlalu.



























SejenakTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang