Kucing itu Bernama Ubim (29)

901 67 18
                                    

Keesokan harinya.....

Perlahan aku membuka mataku
Rasa perih akibat luka yang di berikan Andi masih dapat aku rasakan.
Benar-benar sakit.
Andi itu belajar beladiri dari mana sih?

"mmm......."

Akupun tersadar
Abri tengah memelukku dan dia masih tertidur.
Perasaan semalam kami tidur terpisah, bukannya dia tidur di kamarnya?.
Mau bangunin tapi........ Imut.....
Masalahnya paha Abri tepat menyentuh area terlarangku.

Kalian tahu lah....
Morning erection :v
Biasa laki-laki.

Duhhh ga tega aku sayang......
Bangunin....
Tidak....
Bangunin....
Tidak....
Bangunin....

"bangunkan saja"
Kata bang Ridwan sambil mengintip sekilas dari balik pintu yang sedikit terbuka lalu segera pergi.

Tapi kasian si bibir tebal berkumis tipis dan beralis tebalku ini kalau di bangunkan.
Uhhh bibir tebalnya membuatku ingin melumatnya.......
Bangunin aja deh....
Soalnya sudah jam 9 lewat.

Tapi....

Aku langsung mengambil hpku di dekat kepalaku dan mengaktifkan kameranya.

"maaf ya sayang....., Fahmi mau jahil dikit hehehe, lumayan kalau lagi rindu sama kamu"

Ckrek!
Ckrek!
Ckrek!
Ckrek!
Ckrek!

Oke selesai
Sekarang.........

"BERSIAP DI TEMPAT!"
Teriakku dengan lantang untuk membangunkan Abri.
Abri dengan sigap langsung bangun dan berdiri dalam posisi siap walaupun matanya masih sedikit terpejam.

"S...Siap pak!"
Kata Abri sambil memberikan hormat.
Tak lupa aku merekam momen ini hahaha, maaf ya sayang.

"uh? Apa? Fahmi!!!!"
Abripun sadar dari tidurnya dan langsung memarahiku.
"pasti bang Ridwan yang suruh! Mana dia?!"

"ehh bukan bang Ridwan, itu aku sendiri"

"hah? Kenapa mi?! Padahal tidurku lagi enak-enaknya...... "

Akupun bangkit dan berdiri tepat di depan Abri. Aku lalu mengelus kepalanya....
"udah kesiangan sayang..... Aku juga mau pulang dulu"

"k...kok pulanh mi......? Di sini saja... Seminggu atau dua minggu juga tidak apa-apa....... "

Akupun menyentik dahinya.

"aduh!"

"kan sabtu nanti kita mau ke pantai, Memangnya kau tidak mau?"

"ya...... Mau...... "

"ya sudah, oh iya aku mandi di sini boleh kan?"

"iya, bentar aku ambil handuk"

Baru saja Abri akan keluar dari kamar, tiba-tiba Ivan masuk dengan wajah panik.

"gawat! Kalian liat Rosalinda?! Aku tidur dengannya tapi pas bangun dia sudah tidak ada!"
Ivan sangat panik dan khawatir.

"Uhhhh!!!!!!! Cari sampai dapat! Aku tidak mau pas buka lemari ada Ular..."
Abri mendadak jadi sangat emosi.
Ya tentu saja, siapa juga yang tidak khawatir ada ular berkeliaran di dalam rumahnya.

"hei, Begitu-begitu tanpa Rosalinda Mungkin Fahmi tidak akan selamat"
Kata Ivan.

"benar bri, ayo kita bantu Ivan dulu"

"uhhhh!!!!!!!"

Kami akhirnya membantu Ivan mencari Rosalinda.
Cukup lama kami mencari, bahkan seisi rumah juga harus turun tangan sampai kami berhasil menemukannya di dalam Tas Ivan.

SejenakTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang