Perjanjian (24)

1K 61 0
                                    

Senin pagi....

Di depan sekolah....

"ini sekolah Abri?"
Tanyaku pada bang Ridwan.

"iya bri, ayo turun dari mobil! Nanti telat"

"telat gimana?, pagar sekolah aja baru di buka sama securitynya"
Aku melihat seorang security yang baru saja membuka gerbang.

"hehehe, abang ga tahu kamu masuknya jam berapa, Jadi abang antar aja jam segini, kenapa? Marah?"

"ga"

"tuh kan!, ayo dong dek, jangan marah..... Padahal sudah gagah sekali kamu pake seragam putih abu-abu gitu"

"iya tapi kok seragamnya ketat banget bang?!

"ehh gapapa, malah keren kalau ketat gitu, kayak lagi di dalam pendidikan, uhh ganteng banget adek abang ini"
Bang Ridwan mengusap kepalaku dengan kasar.

"apaan sih!, ini kapan turunnya?!"

"bentar, tunggu Gusti"

"Gusti?"

"kamu itu sekelas sama Gusti, jadi kalau sudah sama Gusti abang baru bisa tenang, oke?"

"Bang Ridwan....... "
Gusti tiba-tiba muncul di kaca jendela di samping bang Ridwan.

"ASTAGFIRULLAH!, uhhh kau itu!"

Kamipun turun dari mobil.

"Gusti sudah ada, sana pulang aja bang"

"jadi ceritanya ngusir abang nih?"

"iya"

"ya sudah, abang pulang dulu kalau gitu, Hati-hati ya, belajar yang rajin, jangan nakal, nurut sama Gusti, jangan keseringan mikirin Fahmi, jangan bicara sama orang yang ga kamu kenal, jangan jajan sembarangan, jangan..... "

"iya iya iya, Abri sekolah dulu, Assalamualaikum"
Aku mencium tangan bang Ridwan.

Bang Ridwanpun pergi, sementara aku dan Gusti masuk kedalam sekolah dan segera menuju ruang Kelas.

"jadi ini kelas kita?"
Aku memandangi seluruh sudut ruang kelas.

"iya, oh iya kau ketua kelas di sini"
Kata Gusti.

"APA?!!! KOK BARU BILANG?!"
Aku sangat panik.

"kenapa panik? Memangnya kenapa kalau kau ketua kelas?"

"aku tidak tahu harus apa!!!!"

"ohh, itu gampang, kalau guru sudah masuk kau hanya perlu tinggal bilang bersiap lalu berdiri, otomatis yang lain akan ikut berdiri, lalu ucapkan dengan lantang beri salam, selesai"

"oh begitu....... Mudah ya"

"ya iya"

"bri!!!!!!!"
Suara yang ku kenali muncul bersamaan dengan masuknya seseorang pemilik suara itu kedalam ruang kelasku.

"Fahmi!"
Aku langsung memeluk Fahmi dengan erat.

"mm....... Kok kemarin pas kita sampai kau langsung pulang?!"

"mana ada langsung pulang, kamunya saja yang tidurnya nye......... "
Fahmi langsung terdiam melihatku.

"uh? Kenapa? Kok diam?"

"i...ini.....ini seragam kamu?"

"kenapa?, ada yang salah?"

"oh... Ga apa-apa..... Cuma........"

"uhhhhh"
Fahmi tiba-tiba meremas dadaku dengan penuh nafsu.

"m..mi.....mih awhhh kamu....."
Aku merasa keenakan saat Fahmi memainkan jarinya di dadaku yang masih terbalut seragam.

SejenakTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang