Awal yang mengerikan (81)

417 36 11
                                    

Setelah 10 lagu berlalu.....
Kamipun bersiap untuk pulang.

"kita harusnya sering-sering gini"
Kata Ivan.

"iya, seru juga bisa manggung, lagian vokalis kita juga suaranya lumayan"
Zudy memuji Abri.

"masa?"
Ucap Abri.

"udah itu, kami pulang duluan yak, Abri"
Aku menyuruh Abri naik ke motorku.
Kamipun berboncengan mengelilingi kota menikmati surya perlahan menghilang hingga kejamnya waktu menarik paksa kau dari pelukku lalu kita kembali menabung rasa rindu saling mengirim do'a sampai nanti sayangku.

"Mana Ada surya jam segini"
Ucap Abri saat mendengarku bersenandung.

"hehehe, kan lagu bri"

"udah ah cepat, ngantuk aku..... "

"iya istri ku addedeh!!!!!!!!!"

"cepat!"

"iya iya, kau itu manusia apa kepiting sih? Sukanya nyapit a addddehhh!!! Iya iya maaf....."

"makanya cepat!"

.
.

Setelah mengantar Abri, aku bergegas pulang ke rumah.
Namun baru saja aku masuk, aku melihat ibuku sedang terburu-buru memasukkan banyak barang ke tasnya.

"bu? Ibu mau kemana?"
Tanyaku sedikit panik, jangan sampai ada sesuatu yang gawat.

"ibu ada panggilan dari rumah sakit, katanya ada orang yang naik motor tiba-tiba langsung jatuh tidak sadarkan diri"

"ohh mabuk.... "

"bukan! Ini sepertinya terjangkit virus, kalau dari dugaan dokter yang lagi nanganin pasiennya sekarang"

"virus?"

"yang lagi viral itu! Yang dari cina"

"ohh Corona...."
Aku terdiam....
"APA?! AHHH IBU JANGAN PERGI!"

"tapi ini sudah kerjaan ibu!"

"nanti ibu tertular bagaimana?!"

"tidak apa-apa Fahmi, ibu akan jaga diri, nanti kalau ayahmu pulang kasih tahu ya, ibu pergi dulu"
Ibukupun keluar dari rumah dan mengendarai mobionya.

"ibu......"

.
.
.
.

6 Hari kemudian.......

Berbagai media membahas mengenai virus Corona ini.
Bahkan pemerintah sudah menutup sebagian besar daerah di Indonesia.

Sementara itu....
Ibuku belum pulang sejak malam itu, tapi beliau setiap hari selalu mengirimkan kabar kepada kami.

Lalu....
Ujian Nasional di tiadakan, dan kami di nyatakan lulus dari sekolah.
Tapi karena Pandemi ini kami tidak dapat beraktifitas keluar rumah.
Hanya diam....
Merenung....

Hanya sebagian orang yang di perbolehkan keluar, ayahku salah satunya.
Kini di rumah hanya ada aku dan adikku yang kerjanya hanya main hp, makan, buang air dan tidur.

Aku sangat ingin bertemu dengan teman-teman, apalagi si bibir tebal Abriku...
Aku rindu melumat bibirnya....
Aku rindu memeluknya.....
Dan aku rindu dia mencubit pinggangku.

"bucin..... bucin..... bucin........"
Racauku sambil menatap keluar kaca jendela kamarku.

"kakak kenapa?"
Tanya Faizal yang entah sejak kapan di situ.

"rindu Abri.... Abri aku mau jumpa...."

"au ah, setres"
Faizalpun pergi Meninggalkanku yang masih melamun.

SejenakTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang