Time Skip (87)

349 33 0
                                    

****ABRI POV****

sebulan berlalu....
Lebaran tiba, kami hanya di izinkan Sholat Ied di rumah saja.

Aku sendiri di rumah Sholat Iednya di imami oleh bang Said.
Lebaran kali ini terasa sangat berbeda, tidak ada tamu, tidak ada teman-teman, tidak sanak keluarga, atau bahkan tetangga yang datang ke rumah.

"sisi baiknya cemilan kita banyak dalam bebera hari kedepan"
Kata bang Ridwan sambil memakan kue Nastar buatan kami sendiri.

.
.
.
.

Kemudian.....
Waktu tak terasa semakin cepat berlalu.

September 2020.

Akhirnya, PSBB tahap pertama sudah di terapkan di berbagai daerah.
Salah satunya di Sulawesi Selatan.

Kamipun sudah bebas keluar rumah salahkan mematuhi protokol kesehatan, memakai masker juga menjaga jarak dari orang lain yang tidak serumah.

"ABRIKU!!!!!!!!!!!!!!!"
Dari kejauhan Fahmi berlari memasuki area taman.
Dia semakin mendekat denganku dan hendak memelukku.

"ettt!!!!! Jaga Jarak!"
Kataku.

"aku cuma mau meluk kamu sayang"

"J A G A   J A R A K!!!!!!!!!!!"

"iya iya, maaf"

Sementara itu Gusti juga sudah di perbolehkan keluar dari rumah sakit.

Kini kami sudah mulai menjalani pola hidup baru.

Wastafel untuk cuci tangan bertebaran di mana saja, sejauh mata memandang.

"jadi....., kau punya rencana apa sekarang?"
Tanyaku pada Fahmi.

"entahlah, mungkin aku hanya akan mendaftar kerja dulu"
Jawab Fahmi.

"dimana?"

"hmm...., nanti kita lihat hehehe"
Hari itu kami berdua hanya berjalan-jalan santai saja di taman kota, menikmati indah dan sejuknya udara pagi hari.

"Mi....... "

"hmm?"

"apa kau setuju jika aku mendaftari kesatuan?"

"huh? Kenapa? Bukannya itu impianmu sejak dulu?"

"aku tahu"
Aku berhenti berjalan.
Fahmi berbalik ke arahku dan memandangiku dengan tatapan heran.
"tapi....... Bagaimana jika kita tidak akan bisa bertemu lagi?"

"apa maksudmu bri? Itu tidak menjadi penghalang kit...."

"bapak..... Dan kak Waldi..... Apa mereka berdua tidak bisa di jadikan contoh?, bisa saja aku akan di tugaskan di daerah lain, atau mungkin seperti kak Waldi.... Aku..... "

"Abri, lihat mataku"
Fahmi menatapku, aku menatapnya balik.
"kau.... Adalah.... Abri...., Abri yang ku kenal tidak pernah mudah patah semangat begini, kau itu benar-benar Abri ku kan?"

"tentu saja! Aku Abrimu.... Dan... Hanya akan menjadi milikmu saja"

"hm"
Fahmi tersenyum.
"andaikan tidak psbb pasti sekarang sudah ku peluk kamu"

"ehhh jangan"

"ya sudah, ayo jalan lagi"

.
.
.
.

Oktober 28

Aku, Rajab, Ivan, Akbar dan Gusti berkumpul di rumah Akbar.

"bri? Kenapa dari tadi kau hanya memandangi Hpmu?"
Tanya Ivan.

"aku menunggu chat Fahmi, dua minggu ini dia jarang sekali memberikan kabar, bahkan sudah lebih 3 minggu aku tidak bertemu dengannya"

"hah? Apa Fahmi baik-baik saja?"
Tanya Rajab.

"aku juga khawatir begitu, aku pernah ke rumahnya dan pintunya terkunci, tidak ada orang"

"mungkin Fahmi kerja bri"
Kata Gusti.

"apa Fahmi..... Melupakanku?"

"mustahil bri! Fahmi tidak mungkin begitu"
Kata Akbar meyakinkanku.

Aku benar-benar frustasi selama hampir sebulan, tidak ada kabar, tidak ada batang hidung.

Hingga.....

*****

Maksudku saya kalau mau bercanda jangan seperti itu!
Kasihan aku :'(

Jangan lupa vote :')

SejenakTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang