Seorang Senior (91)

344 36 0
                                    

Keesokan Harinya....

Pagi hingga siang seperti kemarin hanya ada beberapa aktivitas fisik saja hingga jam makan siang.

Saat sore hari, ada jadwal latihan beladiri.
Karate!
Untung Abriku sudah mengajariku beberapa gerakan dasar.

"Selamat siang.... "

"KAK RAHMAT!!!!!, eh! Maaf"
Aku terkejut saat melihat kak Rahmat memasuki ruangan.

"Fahmi, kau lulus di sini?"
Kak Rahmatpun sepertinya juga terkejut melihatku.

Kami mengganti seragam kami dengan baju karate yang kalau tidak salah dulu Abri bilang namanya Dogi.

"oke, mulai sekarang saya yang akan mengambil alih untuk urusan materi beladiri, sebenarnya saya lebih disiplin silat dibanding karate, tapi lumayanlah karate saya"
Ini kak Rahmat berusaha mencairkan suasana atau apa?
"sebelumnya..... Nama saya adalah Rahmat, panggil saja Kak Rahmat karena usia kita tidak terlalu jauh beda, saya akan informasi peraturan khusus saat saya memberikan materi. Pertama, saya tidak mau melihat ada yang baru menerima pukulan sekali sudah kesulitan membalas, lalu.... Akan ada konsekuensi bagi yang sudah ikut latihan selama 3 hari dan belum memiliki perkembangan. Dan yang terakhir...... Satu orang saja yang tidak mendapatkan sabuk hitam dalam 5 bulan maka semuanya tidak akan di luluskan dalam latihan beladiri ini"

Kami sontak jadi panik.
Aku juga baru tahu sifat kak Rahmat ternyata seperti ini.....
Maksudku satu orang saja?!
Dalam waktu 5 bulan!!! Abri saja memerlukan waktu 9 bulan, itupun tanpa absen katanya.

"Fahmi!"
Ahhh sial! Sudah kuduga kak Rahmat pasti akan memanggilku jika memerlukan peraga. Harusnya aku tidak menyahut saat melihatnya tadi.

"siap kak!"
Akupun maju dan berdiri di samping kak Rahmat.

"oke, yang pertama adalah..... Memberikan salam"
Kak Rahmat membungkuk padaku, aku mengingat Abri dan langsung membungkuk juga.
"pasang kuda-kuda"
Kak Rahmat melebarkan kakinya.
"dan...... "

BUGH!

"uhhh......... "
Sepertinya makan siangku tadi akan keluar......
INI BUKAN KARATE! TAPI SILAT!!!!!!
Dia sepertinya menggunakan tenaga dalam, isi perutku rasanya sangat terguncang.

"Fahmi maaf, aku juga masih belajar dari Abri"
Bisik kak Rahmat.

"t..tidak...apa-apa kak.... Uhhh"

"baiklah, kembali ke tempatmu"

Akupun berjalan kembali ke barisan sambil memegangi perutku yang tadi terkena pukulan.

"sakit mi?"
Tanya Faul.

"mungkin haid rasanya begini...... Uhh aduh..... "

"ngilu aku haha"
Syahrul tertawa kecil.

Latihan karate ini berlangsung selama 2 jam.
Rasanya sangat melelahkan, seluruh ototku terasa menegang akibat KUDA-KUDA!.

"tidak kusangka kau lulus di sini"
Kak Rahmat datang dan duduk di dekatku.

Kamipun duduk berdua di pinggiran ruangan, bersandar di tembok.

"iya kak......, kak Rahmat sendiri.... Baru pertama kali ya jadi pelatih?"

"ya begitulah, mendengar aku akan menjadi pelatih beladiri di sini.... Aku langsung ke dojo Abri dan berlatih bersamanya"

"Jadi kak Rahmat selalu bertemu Abri sekarang?!"

"hanya di hari sabtu dan minggu"

"kak, bisakah aku meminta bantuan?"

"tentu saja"

"bisa kakak datang ke kamar Asramaku malam nanti? Kamar 030, aku...... Mau mengirimkan surat untuk Abri"

"ahhh begitu.... Tentu saja... Aku akan senang bisa membantu kalian berdua"

"tolong ya kak, hanya itu saja cara agar aku bisa bertukar kabar dengannya"

"iya, Abri pasti akan sangat senang"

"Rahmat!"
Seseorang menghampiri kami dan ikut duduk. Sepertinya dia salah satu senior di sini.
"siapa dia?"

"ohh, kenalkan... Namanya Fahmi, bisa di bilang...... Dia teman adikku"
Jelas kak Rahmat.

"ahh begitu, kenalkan namaku Hendra"

"iya kak, aku Fahmi"

"aku pikir pacarmu hahahaha"

"sembarangan kau, sudah sana balik lagi mengawas"

"sudah selesai, mau istirahat dulu, memangnya tidak boleh?, Fahmi saja sepertinya tidak keberatan"
Kak Hendra mengedipkan mata padaku.

"ahh i...iya kak, tidak apa-apa"
Ucapku.

"nah kan!"

"tidak, waktu istirahatnya sudah hampir habis, Fahmi kau harus kembali berkumpul dengan yang lain!"
Kak Rahmat seperti ingin aku menjauhi kak Hendra.
Entah kenapa aku merasa begitu.

.
.
.

Malam harinya........

Tok tok tok

Aku segera turun dari tingkat dua ranjang dan membuka pintu.

"aku akan pulang malam ini"
Kata kak Rahmat saat aku membuka pintu.

"tolong ya kak.... "
Akupun memberikan kak Rahmat surat yang sudah kutulis untuk Abri.

"baiklah, kakak juga tidak punya banyak waktu...., kakak..... Kakak harus segera pergi sekarang"
Ucap kak Rahmat dengan terburu-buru, lalu tanpa sempat aku mengucapkan terima kasih, kak Rahmat langsung pergi.

"siapa mi?"
Tanya Syahrul.

"kak Rahmat, senior yang tadi melatih karate"

"ohh.... "

Kamipun segera tidur.
Namun.....
Entah pukul berapa, aku terbangun karena mendengar suara seseorang tengah berlari.

Tak lama kemudian aku mendengar suara langkah kaki dari luar kamar, senior yang mengawas tidak mungkin melakukan pemeriksaan saat ini, itu karena sebelum kami tidur mereka sudah menyusuri area asrama.

Aku semakin penasaran.
Aku melihat ketiga temanku yang sudah tertidur pulas.
Perlahan aku segera turun dari ranjang dan keluar dari kamar secara diam-diam.

Suasananya sedikit gelap, tapi aku masih bisa melihat lorong.
Aku berjalan perlahan menyusuri lorong ini.

Benar-benar.....
Rasa penasaran mengalahkan ketakutan.

Aku sampai di ujung lorong, lapangan sudah terlihat.
Baru saja aku mau berjalan keluar dari lorong, aku melihat seseorang seperti sedang mengintip dari balik tembok.
Sontak aku langsung mundur dan mengintip apa yang orang itu lakukan.

Cukup lama dia di situ, diapun kembali berjalan keluar dari tembok.
Aku yang takut kehilangan jejaknya segera keluar dari lorong tapi....

"Upmmmm!!!!!!!"
Ada yang menarikku dari belakang.

*****

Malah jadi Mencekam gini....

Jangan lupa vote :D

SejenakTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang