Sakit

1.1K 224 3
                                    

(Name) mengerutkan keningnya saat ia merasakan sesuatu yang hangat.

Ia yang sedang membaca bukunya sambil bersandar di sisi belakang ranjang dengan DG yang tertidur di pangkuannya.

"Panas, dia demam." gumam (Name).

(Name) kemudian melihat jam weker di atas nakas yang menunjukkan pukul 07.12 pagi.

Ia lantas menaruh DG di sisinya dan menyelimutinya.

Saat hendak menurunkan kakinya, tangannya ditahan oleh tangan DG yang panas.

Sett...

"Ughnnn... (Name)?... Mau kemana?" tanya DG dengan suara serak dan  mengucek matanya.

"Ssstt... jangan bicara lagi, kau demam, tidurlah." ujar (Name) membaringkan DG kembali.

"Tapi... kau mau kemana?"

"Aku akan membuatkan mu bubur di dapur, tunggu sebentar yah." jawab (Name) tersenyum tipis sambil mengelus surai pink DG.

Ia pun pergi dari kamar DG menuju dapur.

~~~

"DG bangun, makan dulu nih."

"Ngghhhnn... nanti." DG meringkuk kedinginan di selimut.

"Ayo dimakan habis tu minum obat, baru lanjut tidur, ayo." (Name) menuntun DG untuk bangun dan menyandarkan tubuhnya ke sisi belakang ranjang.

"Suapi." lirih DG dengan mata sayu.

(Name) mengangguk kemudian mulai menyuapi DG.

"Kenapa... tadi malam kau datang ke apartemen ku?" tanya DG.

"Hanya ingin memastikan apa kau sudah tidur apa belum, saat kulihat lampu mati, aku langsung masuk ke kamar mu." jawab (Name) mengalihkan pandangannya ke mangkuk bubur DG dan menipiskan jarak antar mereka berdua.

DG hanya manggut-manggut saja dan menerima obat yang diberikan (Name) padanya.

"Sekarang kau tidurlah lagi, aku sudah mengatur jadwal mu lagi semua, hari ini fullday kau akan istirahat." ucap (Name) hendak bangkit berdiri.

Sett...

"Ja-Jangan pergi..." lirih DG lemas menahan tangan (Name).

"Te-Temani aku di sini, aku... aku tidak akan merepotkan mu, janji..."

(Name) terdiam sejenak memperhatikan wajah DG yang memerah dengan mata yang sayu.

"Iya aku hanya menaruh ini ke dapur kok, habis itu ke sini lagi, lepaskan tanganku yah." ucap (Name) lembut.

"Ngghhhnn... tidak usah, nanti saja, sekarang temani aku."

(Name) menghela nafasnya kemudian naik ke atas ranjang DG dan membaringkannya.

"Sekarang tidurlah, aku tidak akan kemana-mana." ucap (Name) yang masih duduk menyandar di sisi belakang ranjang.

DG melingkarkan tangannya di pinggang (Name) dan menaruh kepalanya di pangkuannya.

"Maaf ya... kalau merepotkan mu... aku tidak punya... tidak punya siapa-siapa lagi... yang... yang bisa ku mintai bantuan." lirih DG.

(Name) membeku mendengar penuturan DG.

Ia membelai halus kepala DG dan tersenyum lembut.

"Tidak apa-apa, bukankah aku sudah bilang jika kau dalam kesulitan atau membutuhkan bantuan, datanglah padaku, aku akan selalu ada untukmu."

Perlahan mata DG mulai tertutup tapi pelukannya terhadap pinggang (Name) tak ia lepaskan.

(Name) tersenyum miring melihatnya tertidur di pangkuannya.

LOOKISM X OC FEMALE (LIFE IS FAMILY)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang