Hubungan?

1.1K 203 8
                                    

DG sedari tadi menunggu kedatangan (Name), namun tak kunjung wanita itu datang ke kamarnya.

"Kenapa... dia belum masuk? Lama sekali." gumamnya.

Ia pun mencoba untuk bangun.

"Ukh! Sakit..." ringisnya menahan perih di pergelangan kakinya.

Karena tak sanggup berdiri, DG hanya bisa duduk di kasurnya.

"(Name)..."

Hening, tak ada jawaban.

"Dia dimana sih?"

"(Name)..."

Masih tak ada jawaban.

"(NAME)!!!!!!" akhirnya DG berteriak sangking frustasinya dia.

"Apa sih? Teriak malam-malam di rumah orang?" ujar (Name) datang masuk ke kamar.

"Kau dari mana saja? Suka sekali meninggalkanku." ucap DG cemberut.

"Aku sedang di dapur, membuatkan mu makan malam." ucap (Name) menaruh piring berisi makanan di dekat DG.

"Makanlah, aku akan pergi."

"Tuh kan pergi lagi, mau kemana sih?" sungut DG.

"Aku mau ke dapur, membersihkan semuanya." jawab (Name).

"Nanti saja, sekarang temani aku makan, nggak liat nih tanganku sakit." ujar DG mengangkat kedua tangannya memperlihatkan perban melilit di pergelangannya.

"Jadi kau mau aku suapi?"

DG mengangguk sambil tersenyum manis.

(Name) tersenyum miring dan menatapnya lembut.

Ia pun ikut duduk di kasur DG dan mulai menyuapinya.

"Kau pakai narkotika yah maka seenak ini masakan mu? Aku sampai pengen terus makan." ucap DG dengan mulutnya yang masih mengunyah makanan.

(Name) terkekeh kecil dan mengambil selembar tisu.

"Kalau lagi makan jangan bicara, nanti bisa tersedak." ujarnya mengelap mulut DG yang kena noda makanan.

"Iya iya, ngomong-ngomong kau belum jawab pertanyaanku."

"Cewek itu harus bisa masak, masa nanti nggak ada yang masakin buat suaminya sih kalau udah nikah, bener nggak? Daegyeom?"

Deg!

"I-Iya..." gumam DG mengalihkan pandangannya ke arah lain.

(Name) terkekeh pelan dan terus menyuapi DG.

"Kau sudah makan?"

"Sudah, tinggal kau yang belum." jawab (Name).

"Ya sudah tidurlah, ini sudah malam." (Name) membantu DG membaringkan tubuhnya dan menyelimutinya.

"Selamat malam." (Name) tersenyum tipis sambil mengelus pelan rambut DG.

Sett...

"Kau... tidur dimana? Bukankah di rumah ini hanya ada satu kamar?" ucap DG pelan memegang tangan (Name) dengan lemah.

"Aku akan tidur di sofa depan."

"Lho? Jangan, tidur di sini saja, nanti badanmu sakit kalau tidur di sofa."

(Name) tersenyum miring dan mendekatkan wajahnya ke wajah DG.

"Apa kau sedang merayuku?" bisik (Name) dengan nada sensualnya.

Deg!

"B-Bicara apa kau? Aku hanya khawatir padamu, lagipula kita juga pernah tidur di satu kasur, aku tidak akan berbuat macam-macam." ucap DG mengalihkan wajahnya ke samping.

LOOKISM X OC FEMALE (LIFE IS FAMILY)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang