"Kapan perbannya akan dibuka?"
"Sudah boleh dibuka Nyonya, hanya saja pasien selalu menunda waktu."
"Kenapa? Ada apa Yohan?"
(Name) kemudian menolehkan wajahnya menatap wajah Yohan yang kedua matanya tertutup kain perban.
"Nnggnn a-aku mau bersama dengan Noona, aku tidak mau membukanya tanpa ada Noona." jawab pelan Yohan.
"... Ah begitu rupanya, maaf ya kalau Noona baru bisa datang, soalnya ada banyak urusan."
"Tidak apa-apa." ujar Yohan mengulas senyuman manis.
"Ya sudah, kalau begitu buka saja perbannya sekarang dok." ujar (Name) duduk di tepi ranjang rumah sakit.
"Baik Nyonya."
Akhirnya dokter yang dibantu perawat itupun mulai membukakan perban yang melilit kedua mata Yohan.
"Buka mata anda perlahan-lahan tuan, mungkin akan sedikit perih rasanya nanti awalnya." ujar sang dokter.
"Ya, buka matamu, akan Noona bantu."
(Name) kemudian menyibak poni Yohan dan memegang kedua bahunya.
Perlahan Yohan mulai membuka kedua matanya.
Orang yang pertamakali ia lihat adalah (Name) yang duduk di depannya.
"Bagaimana? Apa matamu perih?"
"... Tidak, mataku... Sudah baik-baik saja, hanya merasa agak asing dengan penglihatan yang lebih bagus dari sebelumnya ini." geleng pelan Yohan membuat (Name) bernafas lega.
"Syukurlah, hasil operasi ini sangat bagus, selamat ya tuan Yohan, sekarang anda sudah bisa melihat dengan jelas." ujar sang dokter memberikan selamat.
"Sama-sama dok, kira-kira... Kapan aku bisa keluar dari sini?"
"Anda sudah boleh keluar hari ini juga mengingat selama ini anda sudah melakukan berbagai macam pemulihan pasca operasi."
"Ah syukurlah, akhirnya aku bisa keluar juga dari sini, berada di sini membuatku sangat bosan." gumam Yohan bernafas lega.
"Kalau begitu kami permisi dulu, semoga hari anda menyenangkan."
Dokter dan perawat itupun meninggalkan (Name) dan Yohan di dalam ruang rawat inap tersebut.
"Ya sudah, akan Noona persiapkan segala keperluanmu Yohan." ujar (Name) kemudian bangkit berdiri.
(Name) lalu mengemasi seluruh pakaian Yohan dan mengumpulkannya ke dalam tas besar.
Sedangkan Yohan duduk manis bersandar di ranjangnya sambil menatap (Name).
"Oh ya nanti Yohan mau langsung kembali ke Gangbuk atau bagaimana?" tanya (Name) melihat sekilas Yohan di depannya.
"... Kalau aku bilang aku mau terus tinggal di apartemen Noona boleh tidak?" jawab pelan Yohan setelah terdiam sejenak.
Ujarannya membuat (Name) langsung kembali menatapnya kemudian tersenyum lembut.
"Boleh kok, justru Noona seneng banget Yohan bisa tinggal di sana, tapi bilang ke mama Yohan dulu yah biar mama Yohan nggak nyariin." ujarnya mengacak pelan rambut Yohan.
"Iya, makasih Noona..."
Ia kemudian memeluk erat (Name) dan menaruh kepalanya bersandar di sebelah pundak (Name).
"... Sekali lagi makasih..." lirihnya.
"Hmm? Buat apa?"
"... Buat... Semua yang telah Noona lakuin untuk aku, aku sangat menghargainya..."
KAMU SEDANG MEMBACA
LOOKISM X OC FEMALE (LIFE IS FAMILY)
FanfictionSUDAH MELEWATI PROSES REVISI MASIH ADA TYPO? KETIK DI KOMENTAR JANGAN JADI PEMBACA GELAP!!! VOTE DAN KOMEN UNTUK MENGHARGAI AUTHOR . . . . #Prolog# *Han (Name) "Kalian adik Noona, Noona akan selalu melindungi kalian" *Park Hyung Seok "Apa... aku b...