Guilty Feeling

457 89 28
                                    

"Foto itu... Diambil 10 tahun yang lalu."

"Sebelumnya suamiku memberitahu padaku tentang aktivitas ilegal perusahaan tempat ia bekerja waktu itu."

"Dia khawatir bosnya akan mencari kami, jadi kami pun memutuskan untuk pindah rumah agak jauh, dan suami ku pun resign dari perusahaan itu." ujar Yeon Jae.

"Saat itu dia... Membawa anak perempuan kami untuk berobat ke rumah sakit, tapi... Sampai malam pun tiba mereka belum pulang."

"Hingga... bibi mendapat kabar kalau suami dan anak bibi mati tertembak di stasiun kereta api."

Deg!

(Name) kembali terkejut dalam hatinya, ia tersenyum kaku menanggapi ucapan Yeon Jae.

"Saat itu bibi merasa sangat sedih dan frustasi karena kehilangan kedua harta berharga bibi, bibi bahkan pernah mencoba untuk bunuh diri, tapi... Untung saja ada (Name) yang sangat baik hati mau membantu bibi yang bahkan bukan siapa-siapanya, terimakasih ya nak." ujar Yeon Jae tersenyum tipis pada (Name).

Deg!

(Name) tertegun melihat Yeon Jae tersenyum padanya.

Bibi... Andai saja kau tahu yang sebenarnya tentangku, apa kau masih menganggapku baik?

"Kalau boleh tahu apa nama perusahaannya bi? Siapa tahu masih ada sampai sekarang." ujar Seongeun.

"Bibi... Lupa dengan nama perusahaannya, yang bibi ingat bos suami bibi itu masih sangat muda, sama seperti kamu pak direktur."

"Benarkah?"

"Ya, kalau tidak salah umurnya 15/16 tahun, mungkin karena ia sangat pintar akhirnya bisa membuat perusahaan."

"Tapi dia menggunakan kegeniusan otaknya itu untuk hal-hal yang buruk dan bibi sangat membenci perempuan itu."

"Perempuan?"

"Ya pak direktur, dia perempuan usia 15an tahun, awalnya bibi juga bingung kenapa diumur segitu dia bisa membuat perusahaan besar, ternyata ada aktivitas ilegalnya."

"Kalau sekarang dia masih hidup mungkin usianya 25/26 tahunan." ujar Yeon Jae.

Deg!

"... Apa bibi masih ingat apa aktivitas ilegal perusahaan itu?"

"..." Yeon Jae terdiam cukup lama memikirkan jawaban atas pertanyaan Seongeun tadi.

"... Entahlah, bibi tak ingat. Tapi yang masih bibi ingat dengan jelas suami bibi begitu ketakutan setelah mengetahui hal itu."

"Oo begitu, sayang sekali yah." Seongeun menurunkan pandangannya.

Bi... Orang yang kau bicarakan itu ada di depan mu... batin (Name) memandang sendu wanita paruh baya itu.

"Ah bibi jadi curhat masalah hidup bibi sama kalian, ayo dimakan, bibi udah buatin belut goreng untuk pak direktur dan (Name) juga." ujar Yeon Jae tersenyum seperti biasanya dan menghidangkan makanan.

"Terimakasih bi, kenapa bibi tidak berjualan hari ini?"

"Ah hari ini hari peringatan kematian mereka berdua, setiap tanggal 9 September bibi selalu libur berjualan dan berdoa di Gereja."

Deg!

Astaga... Aku lupa hari ini...

Seongeun mengangguk pelan dan mulai memakan belut gorengnya.

Ujung matanya menangkap sesuatu di pojok ruangan.

Ia sedikit mengerutkan keningnya melihat banyaknya kardus barang-barang elektronik.

LOOKISM X OC FEMALE (LIFE IS FAMILY)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang