"Tempat untuk pulang"
Saat Moona sedang terpojok oleh mereka berdua dan merasa kalau dia akan kalah tiba-tiba saja benda-benda disana menyerang kedua pria itu. Saat Moona menoleh ternyata benda-benda tersebut dikendalikan oleh Risu yang dimana dia adalah pengguna Sihir. Kini situasi berbalik dengan dua lawan dua dan dipuncak pertarungan Amane tiba disana lalu menumbangkan kedua pria itu dengan satu serangan saja.
Seusai pertarungan Amane yang ingin mengamankan Risu dihalangi oleh Moona. Terjadi perdebatan yang akhirnya Amane mengizinkan kalau Moona ingin Risu masuk kedalam Zestro dan menerima segala konsekwensi jika Risu bertindak macam-macam disana. Risu yang sebelumnya tidak memiliki arah tujuan kini mendapat secercah harapan setelah bertemu dengan Moona.
Setelah semua luka mereka diobati, Moona mengajak Risu kerumahnya. Sesampainya disana Risu sedikit canggung untuk masuk lebih dalam lagi.
"Ada apa Risu?"
"Aku merasa tidak enak saja."
Moona pun mengatakan kalau dia tidak perlu merasa secanggung itu dan mulai sekarang Risu akan tinggal bersamanya dirumah itu. Mendengar itu Risu seakan tidak percaya hingga meneteskan air mata karena dia tidak akan merasa kedinginan dan kehujanan lagi.
"Tunggu dulu, apa tidak masalah dengan orangtuamu?" tanya Risu.
"Orangtuaku sudah tidak ada kok, aku sendirian dirumah ini."
"Maafkan aku karena bertanya seperti itu."
Moona tersenyum lalu meraih tangan Risu dan menariknya masuk lebih dalam kerumah. Moona menyuruh Risu untuk mandi karena tubuh Risu sangat lusuh dan kotor, Moona juga mengatakan kalau Risu bebas memakai apapun yang ada di kamar mandi. Meski malu-malu Risu menurutinya dan menyuruh Moona untuk menunggu saja dan tidak boleh mengintip.
Selagi Risu mandi, Moona mencarikan pakaian untuk dikenakan olehnya. Setelah memilihkan pakaian untuknya, Moona juga pergi menyiapkan makanan karena Risu belum selesai mandi. Begitu Risu selesai mandi, Moona memberikan pakaiannya yang ia pilihkan untuknya. Risu menerimanya dan pergi memakai pakaian tersebut.
Saat keluar Moona takjub karena Risu sangat cocok memakai pakaian miliknya dan Risu terlihat lebih cantik daripada sebelumnya. Setelah itu Moona mengajaknya untuk makan terlebih dahulu karena dia tau Risu pasti merasa lapar setelah bertarung. Risu benar-benar tidak percaya dengan apa yang terjadi, dia tidak menyangka kalau akan merasakan hal ini.
Risu sangat menikmati makanan yang dibuat oleh Moona. Selesai makan Moona pun menata rambut Risu didepan cermin dan air mata Risu tidak dapat terbendung lagi. Dia meneteskan air mata karena merasa sangat bahagia dan Moona tersenyum sambil menyisir rambutnya. Risu selalu berpikir kalau dirinya akan mati tanpa disadari oleh orang-orang dan tidak memiliki harapan sama sekali.
Kini dia tidak perlu lagi memikirkan hal itu setelah bertemu dengan Moona. Orang yang awalnya dia kira akan menangkapnya sekarang menjadi orang yang sangat tulus terhadapnya. Risu pun mengucapkan banyak terima kasih kepada Moona karena sudah menganggapnya ada didunia ini. Risu juga mengatakan kalau dia sangat bersyukur bisa tinggal disini karena selama bertahun-tahun dia selalu merasakan penderitaan diluar sana.
"Kita sama-sama merasakan kenangan masa lalu yang buruk dan mungkin itu yang mempertemukan kita berdua, sekarang kau tidak akan kesepian lagi," ujar Moona.
Moona selesai menata rambut Risu dan kini Risu terlihat sangat cantik dengan rambut tersebut.
"Ahh kau lebih cantik bukan," puji Moona.
Risu pun tersenyum melihat penampilannya sudah jauh berbeda dari sebelumnya yang lusuh, kumuh dan kotor. Moona mengantar Risu menuju kamar adiknya dan mempersilahkan menggunakan kamar itu karena Moona ingin menganggap Risu sebagai adiknya sendiri. Saat berbaring dikasur, Risu sangat senang karena bisa merasakan tempat tidur senyaman ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
Countdown
Historical FictionBagaimana jadinya jika seorang gadis keturunan terakhir bangsa Bulan harus mencegah kehancuran dunia yang di mana dia harus berpacu dengan hitungan mundur jam raksasa yang menjadi batas baginya menghentikan kehancuran tersebut. Moona Hoshinova tela...