⏱ COUNTDOWN 105 ⏱️

58 11 0
                                    

Pergerakan

Kobo tidak menyangka kalau kini dia berkesempatan untuk ikut dalam misi mendapatkan artefak kuno terakhir. Dia bahkan akan bersama Komandannya dan juga seniornya yakni Natsuiro Matsuri. Setelah urusannya dengan Suisei selesai, Kobo pamit ke luar dan dia yang sebelumnya berniat akan pulang ke rumah harus mengurungkan niatnya itu karena besok akan ada rapat mengenai misi tersebut.

“Setelah rapat saja aku pulangnya,” ujar Kobo yang kemudian mengeluarkan smartphone miliknya.

Dia menghubungi Ibunya dan memberitahu kalau dia belum bisa kembali sampai besok, karena dia harus mengikuti rapat untuk membahas tentang misinya. Ibunya Kobo hanya membalas kalau Kobo sebaiknya mementingkan misinya dahulu sebelum dia kembali ke rumah.

“Satu hari sebelum misi, aku akan pulang,” ujar Kobo.

Setelah itu dia menutup panggilannya dan segera pergi ke tempat Kaela berada untuk menemaninya.

“Zeta kenapa belum kembali juga? Sudah dua pekan dia tidak pulang,” Kobo bertanya-tanya.

•°•°•

Zeta tidak bisa berkata-kata lagi melihat Amelia yang malah bersantai di kolam renang dengan memgenakan pakaian pantai, kacamata hitam lalu ban udara untuk dia mengapung di air.

“Ame, apa tidak masalah kalau kita santai seperti ini?” tanya Zeta di tepi kolam renang.

“Jangan terlalu diambil pusing, Zeta. Kita tidak tau kapan kita akan mati, jadi bersantai dahulu,” jawab Amelia dengan santainya.

“Jangan terlalu dipikirkan perkataannya, dia memang selalu begitu. Tapi, kau harus tau kalau Amelia itu berbeda dari yang lainnya, dia dapat membantumu selama di sana,” jelas Rias melalui alat komunikasi.

Selagi Amelia bersantai di kolam renang, Zeta memilih menikmati suasana angin yang berhembus di sana. Dia melihat smartphone miliknya yang di mana banyak sekali pesan dari teman-temannya yang bertanya sampai kapan dia pergi. Zeta bingung karena dia tidak mungkin memberitahu tentang misinya pada mereka semua.

Supaya tidak pusing memikirkan itu, Zeta menghubungkan smartphone nya dengan alat komunikasi yang kemudian dia mendengarkan musik supaya pikirannya sedikit tenang.

“Ame,“ panggil Zeta yang berbalik ke arahnya.

“Ada apa? apa Rias menyuruhmu mengerjakan sesuatu? Hiraukan saja,” ujar Amelia.

“Bukan itu, kita sudah bersama selama lebih dari sepekan, aku mulai penasaran dengan latar belakang darimu. Apa maksud dari kau hilang semenjak 13 tahun yang lalu?” tanya Zeta.

Amelia terus mengapung di kolam renang tersebut dan tidak langsung menjawab pertanyaan dari Zeta. Begitu ban udaranya menyentuh pinggiran kolam renang yang tidak jauh dari Zeta, dia melepas kacamatanya.

“Apa aku belum cerita padamu?” tanya Amelia.

Zeta menggelengkan kepalanya.

“Aku memiliki kemampuan menjelajah waktu entah itu ke masa lalu atau ke masa depan. 13 tahun yang lalu ada sebuah catatan yang menyuruhku segera pergi ke masa sekarang ini, aku tidak tau siapa yang meninggalkan catatan itu. Tapi yang pasti, begitu sampai di sini, aku melihat sebuah jam raksasa lalu kekuatanku untuk menjelajah waktu tiba-tiba saja tidak berguna,” jelas Amelia.

“Kenapa kau mengikuti apa yang tertulis di sana?” tanya Zeta.

“Saat itu aku sedang menyelesaikan sebuah kasus dan pada awalnya aku mengira kalau itu catatan yang ditinggalkan oleh anak buah Rias untukku. Akan tetapi, aku salah mengenainya. Saat ini aku masih penasaran siapa yang meninggalkan catatan tersebut,” jawab Amelia.

CountdownTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang