⏱️ COUNTDOWN 109 ⏱️

62 7 0
                                    

Pulau Geroup

Setelah segala persiapan sudah mereka selesaikan. Kini, Suisei bersama timnya berangkat menuju lautan menggunakan kapal khusus milik Zestro. Mereka melewati lorong khusus yang akan membawa mereka menuju lautan, begitu ke luar dari sana Suisei langsung menekan sebuah tombol yang di mana itu membuat bendera Kerajaan Zestro berkibar.

“Nona Suisei, apa tidak masalah kita kibarkan saat masih berada di sini?” tanya Kira.

“Tenang saja, bendera Kerajaan Zestro juga sudah dibuat khusus, jadi setelah sampai di titik tertentu lambang benderanya akan dapat dilihat oleh orang-orang selain kita,” jawab Suisei.

Mereka seperti dibuat tidak menyangka dengan apa yang dimiliki oleh Zestro. Sudah terlalu banyak perlengkapan dan sesuatu yang dibuat secara khusus seperti di film-film.

“Semua ini berkat tuan Noir dan juga tuan Aruran, saat mereka yang memimpin, Zestro memiliki semuanya,” lanjut Suisei.

“Tuan Noir dan Tuan Aruran, aku tidak menyukai mereka,” ucap Matsuri.

Perkataan dari Matsuri barusan jelas membuat mereka benar-benar terkejut. Di saat yang lainnya terkejut, Suisei hanya tertawa.

“Apa yang baru saja ucapkan, Matsuri?” tanya Kira.

“Anggota tidak menyukai pemimpin, waw,” ucap Uparu.

“Matsuri tidak menyukainya karena dia terlihat sangat pendek saat berada di samping mereka,” jelas Suisei.

“Jangan diperjelas! Nona Suisei!” Matsuri yang malu.

Mereka tertawa karena hanya alasan itu membuat Matsuri tidak menyukai kedua pemimpin Zestro.

“Sudah, ayo kita masuk ke dalam kapal,” ajak Suisei.

Mereka semua masuk ke dalam bagian kapal yang saat masuk ke dalam sana, mereka sangat takjub dengan desain ruangan yang begitu mewah ditambah sebuah layar proyeksi yang menyala dengan menampilkan tulisan selamat datang.

“Ini adalah ruangan utama, jika kalian turun melewati tangga itu, maka kalian akan sampai di bagian kamar-kamar yang tersedia untuk kita semua,” jelas Suisei.

Mendengar kamar masing-masing, mereka semua kecuali Suisei, Regis, dan Uparu langsung bergegas melihat bagaimana kamar yang akan mereka tempati selama perjalanan.

“Kau pasti merasa sedikit tertekan karena satu-satunya pria di dalam misi ini,” ujar Uparu.

“Aku minta maaf ya Altare, awalnya aku berniat mengajak anggota divisi yang lainnya, tapi mereka semua sedang sibuk dengan misi yang lain,” ujar Suisei.

“Aku tidak mempermasalahkannya nona Suisei, bisa ikut dalam misi ini saja aku sudah bersyukur,” jawab Regis.

Regis dan Uparu pergi ke bagian bawah untuk melihat kamar mereka, sementara Suisei mempersiapkan sesuatu di bagian ruangan yang terdapat meja melingkar untuk rapat. Risu bersama yang lainnya langsung memilih kamar mereka masing-masing dan kamar Risu bersebelahan dengan kamar Kobo. Mereka masuk ke dalam kamar masing-masing dan takjub dengan fasilitas yang tersedia di sana.

Mereka segera merapikan barang bawaan mereka dan Risu yang sedang membuka lemari melihat kertas terjatuh dari sakunya. Dia langsung mengambilnya dan terlihat kertas itu terdapat abjad biasa dengan aksara kuno tertulis di sana.

“Kalau aku tinggalkan di dalam lemari nanti aku bisa lupa, aku bawa terus saja,” ucapnya yang memasukkan kembali ke dalam saku yang lebih dalam.

•°•°•

CountdownTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang