⏱️ COUNTDOWN 35 ⏱️

84 14 0
                                    

"Mimpi buruk yang terjadi"

Noir menatap keluar melalui jendela dan merasakan firasat buruk yang juga dirasakan oleh para komandan lain termasuk Aruran. Hawa malam yang sangat berbeda dengan malam-malam yang lain membuat firasatnya semakin yakin kalau hal buruk akan segera terjadi.

"Tuan Noir, apa yang sedang anda pikirkan?" tanya Aruran.

"Aku harap semuanya akan baik-baik saja, dunia ini sudah benar-benar tidak sehat."

Para komandan diberbagai tempat yang berbeda menatap ke langit seakan perasaan mereka terhubung satu sama lain. Sementara itu di negeri Kyouku kini Ayame sudah berkumpul dengan Mikoto, monster tingkat 2, dan juga Amaya untuk memulai rencana mereka. Ayame terlihat dikelilingi oleh dua bola cahaya yang kemudian keduanya berubah bentuk menjadi memiliki dua tanduk sepertinya.

"Jadi kita hanya pergi masuk ke dalam kuil?" tanya Ayame.

"Benar, tapi ada segel yang terpasang jadi kita tidak bisa sembarangan memasukinya."

Mikoto melihat ke langit lalu berkata kalau sebentar lagi babak pertama akan dimulai. Ayame pun mengatakan kalau mereka semua akan bergerak saat ledakan itu terjadi, untuk saat ini mereka akan menunggu sebentar lagi. Mendengar itu monster tersebut menjadi kesal karena dia ingin cepat-cepat menghabisi Moona.

"Sabar sebentar saja, Onizo, aku tau kau mengincar gadis bulan itu tapi jangan lupa kalau dia masih bisa menghabisimu," ujar Mikoto.

"Tidak akan kalau aku duluan yang menghabisinya."

Ayame melihat kearah permukiman warga yang sudah hancur dan tidak berpenghuni. Posisi mereka kini berada disalah satu pegunungan dan akan memulai pergerakan mereka dari sana. Secara tanpa sadar Fubuki juga melihat kearah pegunungan tempat Ayame dan yang lainnya berada, pertarungan yang segera terjadi akan menjadi penentuan bagi mereka berdua, bangsa iblis atau bangsa Rubah yang akan menang.

Melihat Fubuki terdiam menatap ke pegunungan membuat mereka penasaran. Kira pun menanyakan apa yang sedang diperhatikan olehnya.

"Kita harus memenangkan pertempuran ini tidak peduli apapun yang akan terjadi, aku juga akan membunuh Amaya!"

"Sebaiknya anda tidak serius melakukannya nona Fubuki, anda tidak perlu bekerja keras sampai seperti itu," ujar Tenma.

Fubuki pun menoleh kearahnya lalu Tenma mengatakan kalau mereka akan mencoba berbicara pada Amaya. Semua ini tidak akan berakhir dengan situasi yang buruk, kehadiran Amaya masih mereka perlukan karena dia juga termasuk bagian dari negeri Kyouku. Semua ini tidak mungkin terjadi tanpa sebab dan mereka harus memastikannya pada Amaya secara langsung.

Mereka semua mengatakan kalau siap bertarung habis-habisan demi membawa Amaya kembali dan juga menghentikan bangsa iblis mendapatkan artefak kuno.

"Kita tidak perlu mengubah rencana, Amaya sudah pasti membocorkannya dan mereka berpikir kalau kita akan mengubah rencananya."

"Kau yakin kita tetap menggunakan rencana itu, Tenma?" tanya Kanae.

Tenma menjelaskan kalau mereka harus bisa mendahului pemikiran lawan dan cara yang paling tepat untuk dilakukan ialah berpikir bagaimana pemikiran lawan. Dengan demikian mereka bisa selangkah lebih maju namun tetap mereka akan menggunakan kemungkinan yang lain jika ini tidak berhasil. Mengambil langkah terburuk yakni bergerak sesuai insting masing-masing.

Memang benar itu adalah langkah yang buruk namun dengan begitu lawan akan sulit memprediksi apa yang akan terjadi berikutnya jika mereka bergerak sesuai pemikiran mereka masing-masing.

"Kalian mengatakan padaku jika kalian bersedia untuk membantuku bukan?"

Fubuki berbalik badan membelakangi mereka semua sambil berkata kalau dia meminjam kekuatan mereka untum bertarung bersama nya. Mendengar itu mereka semua tersenyum Karena sekarang Fubuki tidak lagi berpikir untuk bertarung sendirian lagi.

CountdownTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang