“Artefak Kuno”
Setelah pertarungan selesai dengan kemenangan divisi Fubuki bersama yang lainnya, mereka semua bersiap untuk masuk ke dalam kuil memastikan kebenaran tentang artfefak yang pernah dijelaskan oleh Moona. Sebelum itu mereka mengobati semua yang terluka termasuk Amaya, karena dia terluka cukup parah ditambah terus menangis alhasil kini Amaya tidak sadarkan diri.
Karena diantara mereka tidak ada yang memiliki kekuatan penyembuhan, Axel memanggil Ryushen untuk segera menuju kuil. Secara kebetulan Ryushen juga sudah menitipkan kertas khusus yang bisa menyembuhkan luka ringan di pengungsian sehingga dia bisa segera pergi ke sana. Sesampainya di sana Ryushen diminta untuk mengobati Amaya dan Elipha dahulu karena kondisi mereka sangat memprihatikan terlebih Elipha sudah mengeluarkan banyak darah.
“Aku terkesan kau masih bisa bertahan dengan luka tusukan ini.”
“Mungkin itu berkat kemampuam khususnya yang bisa menutup luka sementara jadi darah yang keluar tidak sampai membuatnya kehilangan nyawa,” ucap Watarai.
Saat ini Elipha sudah kehilangan kesadarannya setelah melepaskan kekuatannya. Ryushen menempelkan sehelai kertas pada luka Elipha lalu dia mengalirkan kekuatannya dan membuat kertas tersebut perlahan menutupi luka tersebut. Akan tetapi itu akan sedikit memakan waktu karena jika Ryushen membuatnya langsung menutupi lukanya, Ryushen akan kehilangan banyak kekuatannya yang tersisa.
Selesai mengobati seluruh luka Elipha, Ryushen lanjut untuk mengobati Amaya sebelum terlambat.
“Luka-luka ini, siapa yang menyebabkan semua ini?” tanya Ryushen yang prihatin dengan kondisi Amaya.
Mereka semua serentak menoleh ke Kira karena sebelumnya Kira yang memukuli Amaya tanpa ampun.
“Hei kenapa di sini malah jadi aku yang salah! tcih,” Kira membuang muka.
“Semuanya wajar kan dalam pertarungan.”
“Dia duluan yang melakukannya dengan benda jadi aku hanya membalasnya saja.”
Ryushen mencoba fokus mengobati Amaya dengan menyalurkan kekuatannya ke seluruh tubuh Amaya. Meski tidak menyembuhkan secara total setidaknya kekuatan Ryushen masih bisa untuk menutup seluruh luka yang ada sehingga tidak akan terjadi infeksi pada lukanya. Setelah melakukan tahap pertama, Ryushen meminta sebuah kain basah dan karena tidak ada yang membawanya alhasil Moona merobek bagian bawah jaket putihnya lalu membasahinya di genangan air yang ada di sana.
Setelah itu Moona memberikannya pada Ryushen yang akan digunakan untuk membersihkan noda darah di bagian-bagian tubuh Amaya seperti wajah dan tangan.
“Apa Amaya akan baik-baik saja setelah ini?” tanya Kanae.
“Dia berjanji tidak akan mati sebelum bertemu dengan Garcia jadi tenang saja,” jawab Fubuki.
“Berarti setelah dia bertemu dengan Garcia, kita bisa langsung membunuhnya?”
Kanae memukul kepala Kira karena pertanyaan yang tidak pantas itu. Fubuki menanggapinya dengan mengatakan kalau Amaya tidak akan mendapatkan eksekusi mati, hal itu bukan karena dia mendapatkan simpati dari Fubuki melainkan eksekusi mati bukanlah satu langkah yang bisa diputuskan seenaknya. Memang benar jika tindakan Amaya pantas untuk mendapatkannya setelah membuat negeri Kyouku harus merasakan dua kali mimpi buruk namun masih ada satu cara untuk dia menebus semuanya.
“Apa yang akan anda lakukan?” tanya Ayunda.
“Aku akan memberitahu kalian nanti.”
Ryushen selesai membersihkan noda darah pada Amaya lalu dia mengambil perlengkapan untuk menutupi seluruh luka yang ada.
KAMU SEDANG MEMBACA
Countdown
Historical FictionBagaimana jadinya jika seorang gadis keturunan terakhir bangsa Bulan harus mencegah kehancuran dunia yang di mana dia harus berpacu dengan hitungan mundur jam raksasa yang menjadi batas baginya menghentikan kehancuran tersebut. Moona Hoshinova tela...