⏱️ COUNTDOWN 46 ⏱️

97 11 0
                                    

Pertemuan besar

Satu hari setelah festival besar yang diadakan di negeri Kyouku, Amaya menjalani persidangan yang dihadiri seluruh divisi utama Fubuki dan semua orang yang terlihat dalam peperangan besar di sana. Di dalam ruangan khusus Amaya duduk bersimpuh di tengah-tengah meja yang melingkarinya. Dengan keamanan yang dijaga oleh Amane dan Axel akan membantu persidangan berjalan lancar.

Fubuki membuka persidangan dengan mengetuk palu sebanyak tiga kali lalu akan dilanjutkan pembacaan tindakan yang sudah  dilakukan oleh terdakwa.

“Amaya Hisaka, kau sudah melakukan tindakan yang mengkhianati negeri Kyouku. Tindakan bekerja sama dengan bangsa iblis dalam percobaan pembunuhan nona Fubuki, tindakan yang kau lakukan sangat melanggar jati dirimu sebagai warga negeri Kyouku. Kau akan mendapatkan hukuman yang segera dibacakan oleh nona Fubuki selaku pemimpin negeri ini.”

Fubuki berdiri lalu berjalan menuju tempat Amaya dan berdiri di hadapannya.

“Amaya, tindakanmu tidak akan pernah bisa dimaafkan jika para warga mengetahui semua ini, aku akan menyimpan kebenaran ini jika kau bersedia menerima hukuman apapun yang akan aku berikan. Apa kau bersedia?”

“Aku bersedia menerima hukuman apapun yang anda berikan.”

“Apa kau memiliki permintaan terakhir sebelum menjalani hukuman dariku?”

“Ada satu hal...”

Amaya mengatakan permintaan terakhirnya pada Fubuki dengan semua orang yang ada di sana sebagai saksi di dalam persidangan. Setelah mengatakan permintaannya, Fubuki mulai membacakan hukuman yang akan dijalankan oleh Amaya dalam beberapa hari ke depan setelah kondisinya pulih sepenuhnya.

Persidangan ditutup dengan vonis hukuman yang dijatuhkan oleh Fubuki kepada Amaya. Kini Amaya diberikan waktu selama masa pemulihan dan baru setelahnya dia akan menjalani hukumannya. Saat Amaya keluar dari ruang persidangan dia tiba-tiba saja terdiam melihat seseorang yang menunggunya di depan ruangan. Air matanya menetes karena seseorang yang menunggunya ialah Garcia.

Garcia pergi memeluknya dan tangis Amaya benar-benar tidak dapat tertahankan. Dia memeluk erat keponakannya sambil mengelus kepalanya. Moona tersenyum melihat pertemuan antara Amaya dan Garcia setelah lama tidak bertemu sejak peperangan yang terjadi.

Selama masa pemulihannya, Amaya menghabiskan waktu bersama Garcia dengan pengawasan divisi Fubuki. Mereka makan bersama, jalan-jalan, menikmati festival yang diselenggarakan setiap pekan. Beberapa hari kemudian Amaya yang sudah sepenuhnya pulih kini harus mengucapkan selamat tinggal pada keponakannya.

“Garcia, bibi minta maaf ya kalau bibi harus pergi ke tempat yang jauh jadi Garcia baik-baik ya dengan bibi Fubuki dan yang lainnya.”

“Eh? bibi Amaya memangnya mau kemana? aku tidak mau jauh-jauh lagi sama bibi Amaya.”

Moona memegang pundak Garcia, “Bibi Amaya itu mau menyelamatkan banyak orang di luar sana jadi bibi Amaya mau Garcia bersama nona Fubuki dan yang lainnya supaya Garcia bisa seperti bibi Amaya, menyelamatkan banyak orang.”

Dengan wajah cemberut, Garcia mengiyakannya dan meminta Amaya untuk tidak melupakannya dan memberikan kabar kepadanya. Sambil tersenyum Amaya mengelus kepala Garcia dan mengatakan kalau dia tidak akan pernah melupakannya. Amaya mengeluarkan kalung milik adiknya Garcia yang sebelumnya diberikan oleh Moona dan Fubuki.

Amaya meraih tangan Garcia dan memberikan kalung tersebut kepadanya.

“Garcia jaga baik-baik kalung ini, ibu dan adik Garcia pasti sangat bahagia melihat Garcia bisa tumbuh hebat di sini.”

CountdownTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang