⏱️ COUNTDOWN 57 ⏱️

73 13 2
                                    

Ratu Kerajaan Bulan

Moona menangis tersedu-sedu setelah bertemu dengan sosok ibunya yang sudah tidak ada selama bertahun-tahun. Sang Ratu mengelus rambut Moona sambil bersenandung yang di mana dulu sang ratu sering sekali melakukannya untuk menenangkan Moona kecil yang sedang menangis. Setelah keadaan Moona sedikit lebih tenang, dia duduk di sebelah sang Ratu yang mengusap air matanya.

“Ibunda, tapi kenapa bisa seperti ini?” Moona yang heran.

“Ibu sudah lama mencoba untuk terhubung denganmu, tapi hal itu sedikit sulit karena putri kecil ibu ini belum siap menggunakan kekuatannya.”

“Ibunda mencoba terhubung denganku?”

“Kau mendapatkan penglihatan itu?”

Sontak Moona terkejut mendengarnya yang ternyata semua penglihatan yang dia dapat merupakan berasal dari sang ratu. Mengetahui hal itu Moona langsung bertanya kenapa sang Ratu memberikan penglihatan tentang kematian teman-temannya.

“Itu ... adalah masa depan yang terjadi jika kau gagal melakukan tugas dari ibu.”

“Eh?”

Moona tidak mengerti dengan apa yang dikatakan oleh Ibunya. Selama ini penglihatan yang dia dapat merupakan masa depan atau masa lalu yang pasti terjadi. Seperti sebelumnya saat dia berada di negeri Kyouku dan mendapatkan banyak penglihatan yang berhubungan dengan apa yang terjadi di sana. Sang Ratu berdiri lalu berjalan menuju kumpulan buku yang terpajang di ruangan tersebut.

Sang Ratu mengambil satu buku lalu menunjukkannya kepada Moona. Melihat buku yang ditunjukkan oleh Ibunya membuat Moona tersenyum lalu air matanya perlahan menetes mengenai pakaiannya.

“Mau Ibu bacakan ini?” tanya sang Ratu yang menunjukkan buku Putri Bulan.

Moona mengusap air matanya, “Hm, aku mau.”

Setelah itu sang Ratu mulai membacakan kisah Putri Bulan kepada putrinya yang saat ini mendengarnya sambil berbaring dengan kepalanya bersandar pada paha sang Ratu. Moona mendengarkan cerita tersebut dengan perasaan yang rindu akan masa lalunya saat masih berada di kerajaan Bulan.

Selesai membacakan buku tersebut, sang Ratu mengelus rambut putrinya yang tertidur lalu sekilas terlihat bayangan mereka di masa lalu dengan kejadian yang sama namun saat Moona masih kecil. Moona membuka matanya dan tersenyum kepada sang Ratu yang masih mengelus rambut panjangnya yang indah.

Moona menegakkan tubuhnya lalu memeluk Ibunya.

“Pakaian ini sangat cocok dipakai oleh putri Ibu.”

Moona melepas pelukannya, “Ini rancangan dari adik Moona, Ibunda tau aku punya adik yang baik, dia itu...”

Moona menceritakan tentang keluarga keduanya yang sudah merawatnya dengan penuh kasih sayang saat Moona tiba di Bumi. Mendengar itu Sang Ratu merasa lega karena sudah ada yang mau merawat putrinya sebaik mungkin sampai tumbuh menjadi gadis yang cantik seperti saat ini. Dengan begitu semangatnya Moona menceritakan semua hal yang sudah dia lalui bersama keluarga keduanya.

“Tapi ... mereka semua sekarang sudah tidak ada, maka dari itu aku menjadi bagian dari Zestro supaya orang lain tidak merasakan apa yang sudah aku rasakan.”

Sang Ratu mengelus rambut putrinya, “Pasti sulit bukan menjalani kehidupanmu di Bumi?”

“Jika aku tidak berada di Zestro maka aku akan menjalani kehidupan yang sulit, tapi,” Moona tersenyum, “Aku memiliki banyak teman di sini.”

“Ada yang ingin Ibu beritahu padamu, ini tentang gadis kecil itu.”

Sang Ratu pun mulai bercerita tentang Laplus kepada Moona. Dalam ceritanya, Laplus merupakan seorang anak yang tidak diinginkan dan itu bukan diinginkan oleh keluarganya melainkan tidak diinginkan dunia. Itulah alasan kenapa Laplus terikat di hutan kegelapan lalu sang Ratu juga memberitahu kalau Laplus sudah berada di sana selama ratusan abad lamanya. Mendengar itu jelas membuat Moona sangat terkejut, jika memang itu benar maka Laplus sudah merasakan kesepian selama itu.

CountdownTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang