“Generasi Baru”
Setelah Moona dan Risu pindah ke asrama, mereka berdua menjadi semakin dekat dengan Iofi. Banyak waktu yang mereka habiskan bersama sebelum hari pelantikan. Risu juga kembali berlatih beladiri dengan Korone dan kali ini dia mencoba hal yang baru baginya yakni beladiri menggunakan sihir.
Risu berusaha berlari di udara namun selalu gagal dan membuatnya selalu terkena pukulan dari Korone. Setelah gagal mencobanya, Risu membuat perisai saat Korone ingin menghantamkan pukulan akan tetapi perisai yang dia buat tidak terlalu kuat hingga Korone bisa menghancurkannya. Tidak ingin menyerang, Risu terus berusaha dan latihan hari itu berakhir dengan Risu tidak dapat memukul Korone sama sekali.
“Kau sedang mencoba hal baru ya? itu bagus cuma kau harus mengerti lawanmu dan gunakan hal baru itu yang berkaitan dengannya, jadi kau bisa melakukannya.”Perkataan Korone seakan memberinya jawaban bagaimana caranya menggunakan kekuatannya dengan baik. Namun tetap saja Risu merasa kesal karena hari ini dia tidak bisa memukul Korone sama sekali.
•°•°•
Moona yang ingin mencoba hal baru memilih pergi ke sebuah pulau terapung di dekat kerajaan dan berdiri di bagian tepi sambil memegang pedang miliknya. Di sana dia hanya sendirian dan tidak ditemani siapapun. Moona melihat ke permukaan yang sangat tinggi sampai-sampai membuatnya merinding.
“Moonaaaa,” panggil seseorang dari kejauhan.
Moona menoleh ke belakang dan ternyata yang memanggilnya adalah Iofi. Setelah Moona menoleh padanya, Iofi langsung berlari untuk menghampirinya. Dia tidak sendiri melainkan bersama wakil Suisei yakni Aki Rosenthai.
“Iofi, kenapa kau ada di sini juga?” tanya Moona.
“Aku yang seharusnya bertanya, kenapa kau malah berada di dekat tepian seperti itu, kau bisa terjatuh.”
“Kebetulan kalian berdua mau latihan di pulau ini, kenapa tidak bertarung saja,” saran Aki.
Mereka berdua saling melihat satu sama lain. Beberapa saat setelahnya mereka sudah berada di tengah-tengah pulau untuk memulai latihan. Moona menyiapkan pedangnya yang dia aliri cahaya ungu lalu Iofi menggambar sebuah katana dan sebuah pistol. Iofi menjelaskan kalau pistol yang dia buat tidak berisikan peluru asli melainkan energi kekuatan sihirnya.
“Tunggu, peraturan di sini apa?” tanya Moona pada Aki.
“Hmm, tidak ada.”
Aki membuat sebuah lonceng raksasa di atasnya yang berwujud cahaya energi lalu membunyikannya sebagai tanda pertarungan di mulai. Baru saja pertarungan di mulai Iofi yang ingin menembaki Moona terkejut saat melihat Moona melesat dengan sangat cepat dan sudah berada di hadapannya sambil mengayunkan pedang miliknya.
Dengan cepat Iofi menggambar sebuah perisai untuk menahan ayunan pedang Moona. Karena hal itu Iofi terhempas cukup jauh dan hampir saja terbentur pohon jika saja dia tidak menggambar sebuah jaring untuk menahan dirinya.
“Wakil komandan memang seram,” ujar Iofi.
Moona kembali melesat ke arahnya namun kali ini Iofi membuat dirinya terhempas ke udara untuk menghindari serangan Moona. Di udara dia menggambar burung-burung yang di mana semuanya terbang menuju Moona.
“Pas sekali, ada yang ingin aku coba.”
Saat kawanan burung itu mulai mendekat, Moona mengalirkan kekuatan pada kakinya lalu melompat dan melakukan putaran di udara yang di mana jejak dari kekuatannya terbentuk lalu memposisikan tangannya seperti mencengkeram. Kawanan burung yang diciptakan oleh Iofi tiba-tiba saja tertarik hingga menabrak jejak cahaya dari Moona dan membuat semuanya hancur menjadi debu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Countdown
Historical FictionBagaimana jadinya jika seorang gadis keturunan terakhir bangsa Bulan harus mencegah kehancuran dunia yang di mana dia harus berpacu dengan hitungan mundur jam raksasa yang menjadi batas baginya menghentikan kehancuran tersebut. Moona Hoshinova tela...