“Sebelum misi pertama”
Kini Zestro memiliki generasi baru yang berbakat dengan kekuatan unik mereka masing-masing. Betapa bahagianya Risu bisa menjadi anggota Zestro secara resmi dan bisa menjalani misi bersama Moona seterusnya. Mereka bersembilan bisa dibilang kalau mereka semua merupakan anggota yang direkomendasikan para komandan, mereka tidak perlu lagi memilih komandan yang akan mereka ikuti.
Hanya tersisa Kobo yang menjadi satu-satunya anggota non divisi yang lolos hingga pelantikan. Setelah acara pelantikan berakhir, mereka semua mulai berkumpul dengan komandan mereka dan juga anggota divisi lainnya yang ada di luar ruangan.
“Moona.”
“Risu.”
Mereka berdua melakukan tos karena kini Risu sudah resmi menjadi bagian dari divisi Amane Kanata. Melihat tingkah laku mereka berdua yang seperti anak kecil, Amane hanya tersenyum saja. Dari kejauhan terdengar suara Iofi yang memanggil mereka berdua. Begitu menoleh ke arahnya, Iofi terlihat bersama komandannya yakni Suisei dan tidak hanya itu dia juga bersama Kobo yang berjalan di kiri Suisei.
“Kalian terlihat begitu senang,” ujar Suisei.
Setelah mereka bertiga saling melihat satu sama lain, Iofi bergabung melakukan tos dan berputar bersama mereka berdua. Setelah cukup bersemangat dalam berputar, mereka bertiga kini merasakan pusing dan tubuh yang sempoyongan. Amane menasihati mereka karena terlalu bersemangat malah jadi seperti itu.
“Tunggu dulu, Kobo kau ada di divisi komandan Suisei?” tanya Risu.
“Hm, nona Suisei yang memilihku.”
Suisei menjelaskan kalau kekuatan Kobo berkaitan dengan kekuatannya yakni mengendalikan air. Kehadiran Kobo di dalam divisinya bisa sangat membantu karena kemampuan Kobo yang bisa mendatangkan hujan lalu Suisei bisa menggunakan air tersebut untuk menyerang. Sementara Iofi bisa menjadi pertahanan Kobo dan anggota yang lainnya saat di dalam pertarungan.
“HAHAHAHA,” tawa keras yang entah dari mana.
Mereka melihat ke sekitar untuk mencari sumber suara lalu Moona dan Risu langsung mengenali orang yang baru saja tertawa dengan sangat keras. Orang itu adalah Otoya yang berjalan menghampiri mereka semua dan Fubuki bersama yang lainnya di belakangnya.
“Tangan itu sangat cocok denganmu, Otoya,” puji Moona.
“Diam kau! aku tidak butuh hinaan darimu.”
“Itu pujian!”
Iofi yang belum mengenalnya sama sekali melihat Otoya sebagai sosok yang aneh. Begitu juga dengan Kobo namun berbeda dengan Iofi, Kobo langsung mengatakan kalau Otoya itu orang yang aneh. Moona dan Risu tertawa mendengarnya sementara Otoya tidak terima dengan perkataan Kobo barusan.
“Yang dikatakan gadis biru itu ada benarnya, Otoya,” ujar Lumi.
Meski tidak terima namun Otoya tidak bisa berbuat apa-apa untuk membalasnya. Beberapa saat kemudian Otoya seperti melupakan perkara itu dan mulai menatap Moona dengan tatapan sombong.
“Haha, sekarang aku sudah setara denganmu, selanjutnya aku akan melampaui mu.”
Mendengar perkataan Otoya barusan membuat mereka semua menahan tawa sementara Moona hanya tersenyum. Otoya yang melihat mereka malah tertawa menjadi kesal dan bertanya kenapa mereka semua malah tertawa. Risu menghampirinya lalu menepuk pundak Otoya.
“Moona itu wakil komandan.”
Otoya terkejut mendengarnya namun dia tidak langsung mempercayai kata-kata Risu barusan karena dia berpikir kalau Risu hanya ingin mengerjainya saja. Saat Otoya menoleh ke belakang, Tenma membenarkan perkataan Risu yang sontak membuat Otoya tidak bisa berkata-kata.
KAMU SEDANG MEMBACA
Countdown
Historical FictionBagaimana jadinya jika seorang gadis keturunan terakhir bangsa Bulan harus mencegah kehancuran dunia yang di mana dia harus berpacu dengan hitungan mundur jam raksasa yang menjadi batas baginya menghentikan kehancuran tersebut. Moona Hoshinova tela...