“Ceritakan saja”
Sehari setelah pertarungan berakhir, Moona dan yang lainnya mulai menyusun rencana untuk menemukan artefak kuno berikutnya. Mereka mendapatkan informasi mengenai tempat misterius yang sebelumnya ditemukan oleh Miyabi dan mereka memutuskan untuk pergi ke sana 3 jam lagi. Kini waktu yang singkat itu mereka gunakan untuk mengisi kembali energi dan memulihkan tenaga mereka semua.
Moona masih memikirkan tentang penglihatannya yang memperlihatkan sebuah monster di sebuah tempat yang tidak dia ketahui. Begitu Moona mendengar kalau Miyabi sempat bertemu monster di bangunan misterius itu, Moona langsung penasaran. Rasa penasarannya itu membuat yang lainnya bertanya-tanya tentang sikap Moona dan bagaimana Moona bisa mengetahui karakteristik dari monster tersebut.
“Siapa kau sebenarnya?” tanya Lui.
Kini Moona bingung harus menjawab apa karena dia belum pernah menceritakan tentang kemampuan penglihatannya selain orang-orang yang bersamanya di negeri Kyouku. Ayunda yang sebenarnya sudah mengetahuinya langsung menepuk pundak Moona.
“Kenapa kau tidak ceritakan saja semuanya? kita sudah bertarung bersama di hutan ini, bukan?” tanya Ayunda sambil tersenyum padanya.
“Ayunda...”
Moona membulatkan hatinya dan mulai menceritakan semuanya kepada mereka. Moona juga menceritakan tentang penglihatan yang di mana dia melihat mereka semua tewas oleh Laplus namun penglihatan itu masih bisa dirubah dan kini mereka semua baik-baik saja.
“Apa itu kemampuan khusus bangsa Bulan atau hanya anggota kerajaan saja?” tanya Axel.
“Penglihatan itu ... diberikan oleh Ibuku, Ratu Kerajaan Bulan,” jawab Moona.
Reine yang mendengar itu tidak menyangka kalau Moona merupakan seorang putri kerajaan terlebih Kerajaan Bulan.
“Jadi kau juga sama, ya,” ujar Reine.
“Bagaimana kau mengetahui kalau itu dari Ratu Bulan?” tanya Rio.
Moona menghela nafas, “Aku bertemu dengan Ibuku saat bersama Laplus dan Iofi.”
Hal itu jelas membuat yang lainnya terkejut karena seharusnya Ratu kerajaan Bulan sudah lama tiada. Moona menjelaskan pada mereka kalau dia bertemu di alam bawah sadarnya dan penglihatan yang selama ini dia dapat merupakan petunjuk yang diberikan oleh Ibunya.
“Ada yang ingin aku tanya, kenapa kau tidak segan menyerang siapapun termasuk rekanmu sendiri, Moona?” tanya Iofi.
Moona terasa berat untuk menjawabnya dan Ayunda yang memahami situasi yang sedang dihadapi oleh Moona memutuskan untuk menjelaskannya kepada mereka.
“Itu bukanlah Moona, kemungkinan kekuatannya yang mengendalikan dirinya, seperti air yang dipanaskan lalu mengeluarkan uap ke udara. Moona mendapatkan pemicu seperti api itu lalu kekuatannya mengendalikan dirinya, maka dari itu Moona tidak dapat melihat kawan atau lawan,” jelas Risu.
“Aku minta maaf jika aku hampir melukai kalian, aku sudah ingin melawan namun selalu gagal, aku... aku orang yang tidak berguna di sini,” ujar Moona sambil mencengkram lengannya dengan ekspresi sedih.
Setelah mendengar itu mereka semua kini paham dengan apa yang dirasakan oleh Moona terutama Iofi. Dia sedikit merasa bersalah karena menyalahkan Moona atas segala yang terjadi biarpun hal itu bukanlah kehendak Moona.
“Aku ada satu permintaan, kalau kita pergi ke sana aku ingin kalian tidak menyakiti monster itu,” ujar Moona.
“Kenapa kita tidak boleh menyakitinya?” tanya Astel.
KAMU SEDANG MEMBACA
Countdown
Historical FictionBagaimana jadinya jika seorang gadis keturunan terakhir bangsa Bulan harus mencegah kehancuran dunia yang di mana dia harus berpacu dengan hitungan mundur jam raksasa yang menjadi batas baginya menghentikan kehancuran tersebut. Moona Hoshinova tela...