⏱️ COUNTDOWN 100 ⏱️

73 9 3
                                    

Hal yang akan dilakukan

Moona yang tidak sadarkan diri mendapati dirinya berada di sebuah dasar laut yang dengan sekuat tenaga Moona berusaha pergi menuju permukaan. Akan tetapi sesuatu membuatnya kesulitan melakukannya sehingga Moona menoleh ke bawah dan melihat sebuah kotak kuno bercahaya. Moona segera meraihnya dan pada kotak itu terdapat ukiran aksara kuno.

Moona membuka kotak tersebut lalu mendapati sebuah pisau bergelombang yang terlihat sangat kuno dengan corak warna coklat dan kuning cerah. Moona merasa kalau benda tersebut membuatnya bisa bertahan di dalam air lalu saat akan menyentuhnya, Moona melihat sebuah anting berwarna kuning dengan model bergelombang tajam seperti sebuah petir.

Sebelum menyentuh benda itu, Moona mengambil anting tersebut lalu Moona berniat langsung menyentuh anting tersebut. Begitu Moona menyentuhnya, sebuah cahaya terang muncul yang kemudian...

Moona tersadar dengan nafas yang terengah-engah dan wajah berkeringat. Risu dan Iofi yang melihat Moona tersadar langsung memeluknya.

“Moona, akhirnya kau sadar,” Iofi yang lega.

Mereka berdua melepas pelukannya dan wajah Moona terlihat begitu cemas.

“Moona, sebenarnya kau kenapa?” tanya Risu.

“Apa itu barusan? apa itu penglihatan lagi? tapi apa maksudnya?” Moona yang heran.

Dia mengatur nafasnya lalu saat Moona ingin mengusap kedua matanya, dia malah mendapati dirinya sedang menggenggam sesuatu. Saat Moona membuka genggaman tangannya, betapa terkejutnya Moona melihat anting yang sebelumnya dia ambil berada di tangannya.

“Anting? itu punyamu?” tanya Iofi.

“Bagaimana bisa?” Moona yang heran.

•°•°•

Setelah pertarungan besar di pusat kota dunia, Shien dan rekan divisinya memutuskan untuk berada di pusat kota dunia untuk menggantikan posisi pasukan Militer yang kini sudah tidak ada. Mereka di sana akan membantu divisi Botan jika mereka sudah kembali menjalankan tugas seperti biasa. Di sana juga Shien dan yang lainnya sedang memulihkan diri pasca peperangan melawan Sanders bersama pasukannya.

“Apa tidak masalah kalian tidak menghadiri pemakaman Kaisar?” tanya Hyona.

“Lalu membiarkan kalian yang belum pulih ini melindungi tempat ini sendiri?” Shien balik bertanya.

“Aku penasaran, kenapa bawahan Dewan dunia tidak datang saat kita berusaha melindungi ini?” Umise yang penasaran.

“Mereka hanya akan mengikuti arahan dari para dewan, mereka tidak akan pernah bisa bertindak sendiri,” jelas Hyona.

Mendengar itu mereka cukup jengkel karena seakan-akan semuanya diserahkan pada otoritas di bawah mereka sedangkan para dewan hanya menunggu hasil saja. Supaya tidak terlalu membicarakan hal tidak berguna itu, salah satu asisten Hyona yang bernama Rora Meeza membawakan mereka minuman dan sandwich.

Mereka tanpa pikir panjang langsung mengambil sesuai jatah, namun terlihat Shien tidak mengambilnya dan malah pergi menuju menara pengintai. Hyona yang melihatnya langsung mengambil makanan dan minuman untuk Shien lalu menyusulnya ke sana. Shien yang berada di menara pengintai, melihat ke arah tempat para dewan berada.

“Untuk apa kau memperhatikannya?” tanya Hyona yang tiba di sana.

Shien lantas menoleh ke arahnya.

“Kau tidak perlu memikirkan mereka, kita memiliki jalan sendiri dan kita tidak akan pernah berhenti, bukan?” ujar Hyona yang meletakkan minuman dan makanan itu di dekat Shien.

CountdownTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang