⏱️ COUNTDOWN 02 ⏱️

199 16 3
                                    

"Ledakan Kekuatan"

Setelah insiden penyerangan Monster berhasil ditangani oleh organisasi yang bernama Zestro, kini Moona dan Mishel sedang diobati oleh tim medis karena menerima luka sedang akibat peristiwa itu. Banyak korban berjatuhan dari warga sipil maupun pihak keamanan Militer, mayat monster tersebut dibawa menggunakan Helikopter untuk diteliti oleh ilmuan organisasi Zestro.

"Bagaimana sudah tidak terasa perih lagi kan?"

Seorang dokter yang mengobati Moona baru saja selesai memasangkan perbang dipergelangan tangannya untuk menutupi luka gores akibat terhempas sebelumnya.

"Terima kasih Dok."

Dokter itu pergi untuk mengobati yang lainnya lalu Moona dihampiri Mishel yang baru saja menerima pengobatan pada luka di kepalanya.

"Mishel, maaf aku merepotkan mu sebelumnya."

Mishel menepuk pundak temannya sambil tersenyum.

"Ayolah aku hanya ingin melindungi mu saja, aku juga tidak ingin berpisah denganmu jadi jangan sampai mati kedepannya oke."

Moona tersenyum lalu gadis yang mengalahkan monster sebelumnya yakni Amane berjalan menghampiri mereka.

"Syukur kalian baik-baik saja, aku tidak tau kenapa monster itu seperti menginginkan kalian tapi kalian harus tetap berjaga-jaga."

Mishel seperti ingin mengatakan sesuatu namun sepertinya dia tidak jadi mengatakannya. Sesuatu yang ingin dia beritahu ialah Moona yang menjadi incaran monster itu akan tetapi Mishel nampaknya takut kalau Moona diinterogasi oleh mereka alhasil dia tidak jadi untuk mengatakannya. Setelah memastikan mereka berdua baik-baik saja, Amane pergi menggunakan sayapnya menuju helikopter yang sedang membawa mayat monster sebelumnya.

Moona mendapatkan telfon dari orangtuanya yang ingin memastikan keadaannya. Moona menjawab kalau dia baik-baik saja dan ada Mishel yang sudah melindunginya, kedua orangtua Moona lega karena anak mereka baik-baik saja.

Mereka berdua pergi dari sana setelah luka mereka sudah diobati semuanya. Dalam perjalanan pulang Moona ingin bertanya kepada Mishel karena sebelumnya dia tau kalau ada yang disembunyikan olehnya saat ditanya oleh Amane.

"Mishel," panggilnya.

Mishel menoleh kearahnya, "Ada apa Moona?"

"Kau sedang menyembunyikan apa?"

Mendengar pertanyaan itu Mishel tak heran kalau Moona menyadarinya.

"Tidak apa-apa kok, bukan sesuatu yang penting."

Mishel mencoba berbohong agar Moona tidak khawatir kalau dia akan menjadi incaran monster yang lainnya.

"Kau tidak pintar berbohong jadi katakan yang sebenarnya. Apa ini soal diriku?"

Langkah kaki Mishel terhenti seketika dan raut wajahnya terlihat sedikit bersedih.

"Aku ... aku, aku tidak ingin kau menderita kembali, jadi aku tidak mau mengatakan ini."

Moona paham kenapa sahabatnya bisa bersikap seperti itu karena hanya Mishel satu-satunya yang mengetahui masa lalunya yang bahkan keluarganya tidak mengetahui soal hal ini.

•°•°•

Semua ini bermula pada saat mereka masih bersekolah dua tahun yang lalu. Disaat itu Moona adalah murid pendiam yang jarang berinteraksi dengan siapapun, meski begitu Moona termasuk murid yang pintar dalam hal akademis. Moona yang selalu menyendiri di atap sekolah membuatnya jadi bahan bully-an di sana. Mengetahui Moona sedang di Bully, Mishel yang kesal mengusir dan mengancam mereka dengan menunjukkan kekuatannya.

CountdownTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang