⏱️ COUNTDOWN 03 ⏱️

169 13 0
                                    

"Keadaan Setelahnya"

Moona berada di suatu tempat yang sangat indah, disana terlihat Padang rumput yang luas dengan kupu-kupu berterbangan. Terdapat sungai kecil dengan jembatan untuk melintasinya, Moona pergi menyusuri tempat itu dan berhenti dipinggir sungai yang dimana ada Mishel yang sedang duduk termenung.

Moona duduk disampingnya dan mereka berdua menikmati suasana tenang disana. Mereka kini bermain di sungai dengan saling menghempaskan air satu sama lain, terlihat raut wajah kebahagiaan mereka berdua menikmati waktu bersama. Mereka makan bersama di Padang rumput dengan kain sebagai alas mereka. Moona menyantap makanan kesukaannya begitu juga dengan Mishel.

Setelah makan bersama mereka berbaring di rumput sambil memandangi awan di langit. Mereka bermain tebak-tebakan bentuk awan lalu Mishel tiba-tiba bangun dan menyebut nama Moona.

"Moona."

Moona ikut menegakkan tubuhnya lalu Mishel menoleh kearahnya.

"Apa kau sudah cukup bahagia?"

Moona heran dengan pertanyaan sahabatnya itu.

"Apa maksudmu?"

Sekilas Moona melihat bayangan Mishel yang sedang tertusuk duri dan bayangan yang ia lihat itu seketika juga menghilang.

"Ini salahmu! semua yang terjadi itulah salahmu! aku harap kau selalu mengalami penderitaan disana!"

Kini Moona melihat dengan jelas kematian sahabatnya yang tertusuk duri es dan tatapan matanya menatap tajam kearah Moona seakan-akan ingin mengutuknya.

"Mishell!!!"

Moona terbangun setelah berhari-hari tidak sadarkan diri. Seorang perawat disampingnya merasa lega karena Moona kini sudah sadar. Namun raut wajahnya masih terkejut dengan apa yang ia lihat di dalam mimpi. Moona menangis mengingat kejadian yang terjadi kepadanya, dia masih tidak percaya dengan yang terjadi. Perawat yang paham dengan situasi ini memutuskan untuk pergi keluar dari ruang rawat dan dipintu keluar dia berpas-pasan dengan pria berambut silver.

Perawat itu memberikan salam dengan menundukkan kepalanya dan dibalas salam juga dengan pria itu. Setelah perawat pergi, pria itu masuk ke dalam ruang rawat Moona.

"Ini semua salahku! kenapa aku harus ada di dunia ini! kenapa aku tidak tewas saja saat kehancuran itu! kenapa!!!"

Pria itu berdiri disamping Moona yang sedang menangis sambil meringkuk. Moona tidak dapat menahan kesedihannya setelah orang terdekatnya kembali tewas karena berusaha melindunginya. Rasa sedihnya terdorong karena rasa bersalahnya atas peristiwa yang sudah terjadi.

"Berhentilah menyalahkan dirimu sendiri."

Kata-kata penyemangat darinya masih belum cukup untuk menghentikan tangisannya Moona.

"Kau tau, orang datang dan pergi itu sudah biasa dalam kehidupan. Semuanya tergantung dengan cara kita menanggapi hal tersebut."

Moona kini menoleh kearahnya setelah ucapannya barusan.

"Siapa kau? kau tidak memahami apa yang aku rasakan saat ini."

Pria itu tersenyum mendengar ucapan dari Moona.

"Aku turut berduka atas meninggalnya sahabat mu, kau benar aku tidak akan bisa memahaminya tapi setidaknya kau jangan terlalu larut dalam keadaan seperti ini."

Pria itu memperkenalkan dirinya yang bernama Noir Vesper. Dia menjelaskan kalau saat ini Moona sedang berada di salah satu fasilitas medis organisasi Zestro. Noir lanjut menjelaskan tentang organisasi Zestro yakni organisasi yang bertugas sebagai pelindung garda terdepan dalam menghadapi ancaman monster kuno salah satunya yakni monster sebelumnya.

CountdownTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang