⏱️ COUNTDOWN 89 ⏱️

55 9 4
                                    

Bentuk Kebebasan

Melihat Kakaknya sedang dibawa oleh seseorang, Elipha lantas mengejarnya dan Botan yang melihat itu langsung memanggilnya, namun Doppio menendangnya lalu seorang wanita bernama Silvia melesat sambil mengayunkan pedang padanya. Botan lantas mengeluarkan pisau kecil yang kemudian dia membelokkan ayunan pedang Silvia dan menendangnya supaya menjauh.

“Silvia, kau juga ikut dengan mereka?” Botan yang terkejut.

“Kau merupakan sebuah keberadaan yang patut dihilangkan, aku akan melakukan itu untukmu,” ujar Silvia.

Setelah itu Doppio melesat ke arahnya namun Botan berhasil menghindar dengan cara melompat. Silvia muncul dan dia memberikan satu tendangan yang di mana ekspresi Botan seperti menahan rasa sakit akibat tendangan darinya. Setelah mendarat di permukaan, Botan mengibaskan tangannya dan dia malah diserang kembali oleh Silvia menggunakan pedangnya. Botan secara spontan menghindarinya lalu Doppio melompat sambil melancarkan serangan ke arahnya.

Terjadi ledakan akibat serangan Doppio yang membuat pandangan Botan sedikit terganggu. Silvia kembali melesat dan kali ini memberi Botan satu pukulan ditambah dengan tendangan dari Doppio yang kemudian Silvia juga ikut memberikan tendangan. Karena hal itu Botan terhempas hingga jatuh terguling akibat serangan mereka berdua.

“Aku tau kalau ini tidak seperti melawan naga, tapi bagaimana bisa kemampuan mereka sudah sangat sekuat ini dalam waktu singkat,” Botan yang heran.

“Aku memang agak direpotkan waktu itu, tapi di sini berbeda dengan saat aku berada di luar. Aku menyukainya karena kemampuanku jauh meningkat,” jelas Doppio.

“Shishiro, hidupmu hanya selalu mengandalkan keberuntungan, kau bisa selamat dari permukiman itu dan bisa menjadi seperti ini hanya sebatas keberuntungan saja,” ujar Silvia.

Botan tertawa kecil mendengar ucapannya Silvia. Sambil berusaha berdiri kembali, Botan merenggangkan otot-ototnya untuk bertarung lebih serius.

“Keberuntungan? aku tidak pernah tau kata itu di dalam benakku. Mungkin kata itu mudah diucapkan oleh orang yang hanya bisa mengandalkan orang lain saja, sama sepertimu ... Silvia,” balas Botan.

Tidak jauh dari sana Watarai yang berusaha menyadarkan Akira mulai menyerangnya namun semua itu sia-sia karena Akira dapat menghindarinya dengan mudah. Watarai terus melancarkan serangan yang ditahan Akira hanya dengan satu tangan saja. Saat Watarai mengepalkan tangannya, Kyoran melesat lalu menghantamkan payungnya dengan beban begitu berat sehingga membuat Watarai jatuh terguling di tanah sambil memuntahkan darah.

“Padahal aku sangat ingin melawan pria tampan itu,” Kyoran menoleh ke arah Ike yang sedang menghadapi para prajurit Militer, “Tapi aku tidak ingin menyakitinya, dengan begitu aku akan menyakitimu saja.”

“Jangan menggangguku! wanita sialan!” kesal Watarai.

Akira berjalan mendekatinya lalu menatap Watarai yang masih terkapar di tanah.

“Hibara, kita berada pada tingkatan yang berbeda. Kau tidak akan sebanding denganku, kau harus mengerti itu. Kau hanya pria lemah yang mengikuti wanita payah itu!” ujar Akira.

Mendengar itu jelas membuat Watarai marah hingga menarik kerah jubah Akira.

“Aku tidak masalah jika kau mengatakan diriku payah, tapi aku tidak akan diam saja saat kau mengatakan NONA BOTAN SEPERTI ITU!!” kesalnya.

Akira menendang tubuh Watarai lalu Kyoran menghantamkan payungnya pada kepala Watarai dan membuatnya kembali terkapar di tanah. Akira menginjak kepala Watarai dan Ike yang melihat itu langsung melempar satu prajurit ke arahnya. Kyoran dengan sigap langsung menghantam prajurit itu supaya tidak mengenai Akira.

CountdownTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang