“Aswalaria”
Setelah masuk ke dalam mansion tersebut, mereka bertemu dengan seseorang yang di mana dia adalah Aswalaria yang mereka cari. Pria yang memakai aksesoris mewah itu membuka kacamata hitamnya dan diketahui kalau mata kanan dari Aswalaria mengalami cidera yang membuatnya malah menggantinya dengan sebuah berlian. Aswalaria memberikan isyarat pada anak buahnya untuk ke luar sana. Para anak buah Aswalaria langsung pergi dari sana setelah mendapatkan isyarat darinya.
“Ada keperluan apa sampai harus datang jauh-jauh ke pulau ini?” tanya Aswalaria.
“Kami–”
Sebelum sempat menjawab, Aswalaria malah mengajak mereka untuk mengobrol di ruangan utama dan itu membuat Marine menunjukkan wajah jengkelnya. Mereka masuk ke dalam sebuah ruangan yang memiliki interior mewah dengan permata sebagai hiasan utamanya. Aswalaria mempersilahkan mereka duduk di sofa lalu meminta pelayan membawakan minuman untuk mereka bertiga.
“Sekarang kalian bisa jelaskan tujuan kalian datang ke tempatku,” Aswalaria mempersilahkannya.
“Apa kau mengetahui tentang peradaban Atlantis?” tanya Marine.
Aswalaria terlihat sedang berpikir setelah Marine menanyakan tentang Atlantis. Melihat sikapnya membuat Ran menjadi tidak yakin untuk bertanya padanya.
“Apa kalian ingin menemukannya?” tanya Aswalaria.
“Ya, kami ingin menemukannya,” jawab Marine.
“Kalian harus mengetahuinya, Peradaban Atlantis sudah hancur jutaan tahun yang lalu. Keberadaannya tidak diketahui karena terdapat sebuah sihir yang menjadi penghalang antara peradaban mereka dengan dunia luar. Lebih jelasnya seperti dunia kita dengan dunia bawah,” jelas Aswalaria.
Imel sedikit ragu setelah mendengar penjelasan dari Aswalaria. Dia ragu kalau bajak laut Houshou benar-benar akan menemukannya.
“Untuk sampai di peradaban Atlantis, kalian harus melewati gerbang masuknya dan gerbang itu tidak ada yang tau kapan akan terbukanya. Ini seperti sebuah portal yang terbuka karena ada yang menyalakannya,” lanjutnya.
“Apa kami bisa mempercayai ucapanmu?” tanya Ran.
“Aku mengatakannya dengan serius,” jawab Aswalaria.
Meski begitu, mereka berdua masih tidak yakin. Berbeda dengan Marine yang terlihat mempercayai ucapan dari Aswalaria barusan.
“Kalau kau mengatakan seperti itu, berarti kau mengetahui di mana lokasi yang menurutmu bisa membuka gerbang tersebut?” tanya Marine.
“Hmm, kalau kau bertanya seperti itu, aku akan memberitahukannya. Akan tetapi, lokasi yang akan aku berikan ini bukan berarti di sana merupakan tempatnya. Terdapat sebuah pulau yang di mana kalian bisa pergi menuju tenggara dari pelabuhan kota ini,” jawab Aswalaria.
“Kenapa kau belum yakin tapi menyuruh kami pergi ke sana?” tanya Imel.
Aswalaria berdiri dari sofanya dan berjalan menuju jendela untuk melihat suasana di luar.
“Pulau itu terdapat sesuatu yang aneh, jika bisa diasumsikan maka ada sebuah sihir aneh yang membuat waktu di sana berjalan tidak semestinya. Kalian pernah mendengar salah satu dari mitos Atlantis? ... Alasan peradaban Atlantis memiliki penduduk yang selalu muda diakibatkan karena perbedaan waktu di sana dengan dunia luar,” jelas Aswalaria.
“Apa ciri-ciri pulau itu jika dilihat dari kejauhan?” tanya Marine.
“Pohon raksasa yang tidak berdaun, jika kalian ingin sampai di Kerajaan Atlantis, maka kalian harus mengingat lagu masa kecil kalian. Itu bisa memberikan petunjuk lebih jelas,” jawab Aswalaria.
KAMU SEDANG MEMBACA
Countdown
Historical FictionBagaimana jadinya jika seorang gadis keturunan terakhir bangsa Bulan harus mencegah kehancuran dunia yang di mana dia harus berpacu dengan hitungan mundur jam raksasa yang menjadi batas baginya menghentikan kehancuran tersebut. Moona Hoshinova tela...