“Perang”
Suasana sunyi dapat terlihat dari permukiman warga yang berada tidak jauh dari Kerajaan Zestro. Para warga yang ada di sana sudah di evakuasi sesuai perintah Noir yang di mana para warga tidak boleh sampai terlibat dalam peperangan mereka kali ini. Di Kerajaan, Noir berjalan menuju tempat pesawat yang akan digunakan menuju Kerajaan Militer. Satu per satu Komandan muncul dan berjalan mengikuti dari belakang Noir.
Sesaat sebelum ke luar, Noir menghentikan langkahnya dan diikuti oleh semua Komandan serta kedua wakil Botan.
“Untuk kali ini, aku membiarkan kalian mengamuk sebebasnya. Lawan kita mungkin tidak akan segan, maka dari itu kalian juga tidak perlu ragu saat bertarung. Kalian paham?” ujar Noir.
“Kami akan selalu mengikuti perintahmu, tuan Noir,” sahut Sonny.
“Kalau begitu, mari kita hentikan pasukan Militer,” Noir melanjutkan kembali langkahnya.
Para Komandan begitu bersemangat untuk memulai peperangan dengan Kerajaan Militer. Mengantisipasi penyerangan, Noir membagi mereka menjadi 3 kelompok dan akan menggunakan pesawat sesuai dengan kelompok masing-masing. Dalam tim pertama berisikan Noir, Botan, Watarai, Elipha, dan Ike. Tim kedua berisikan Suisei, Fubuki, Sonny, dan Iroha. Tim terakhir berisikan Axel, Lui, Amane, dan Kaoru.
Setelah mereka memasuki pesawat masing-masing, mereka menyiapkan segala perlengkapan dan memeriksa keadaan pesawat yang akan segera digunakan. Begitu semuanya sudah dilakukan, Noir memerintahkan mereka untuk mengaktifkan pesawat. Kini ketiga pesawat aktif dan perlahan terbang ke udara untuk mencapai ketinggian yang sesuai, setelah berada di ketinggian tersebut ketiga pesawat itu langsung bergerak ke arah Timur.
Saat pesawat yang mereka gunakan bergerak, dapat terlihat beberapa orang dari hutan yang tidak jauh dari Kerajaan Zestro sedang mengawasi.
“Ada 3 pesawat menuju timur? apa mereka menjalankan misi?” tanya seseorang dari Kerajaan Militer yang bernama Lauren Iroas.
“Tidak perlu dipikirkan, tugas kita hanya perlu menyusup ke sana. Kita hancurkan Zestro dari dalam,” ujar LanZa yang memimpin pasukan di sana.
Mereka tidak mengira kalau ketiga pesawat itu sedang menuju Kerajaan Militer. Noir mengatur rute yang di mana seharusnya mereka pergi ke arah barat sesuai dengan posisi Kerajaan Militer, akan tetapi Noir memprediksi jika ada yang mengawasinya maka semua itu akan terbongkar. Alhasil, Noir mengatur rute menuju timur dan pada posisi yang sesuai, mereka langsung mengambil rute yang sesuai untuk menuju ke arah barat.
Tidak jauh dari tempat Fasilitas medis rahasia milik Zestro, terlihat Fuwa, Whale, Rosemi dan banyak sekali pasukan militer yang sepertinya merupakan pasukan dengan kemampuan di atas rata-rata sedang mengawasi fasilitas tersebut.
“Kita serang saja sekarang!” Fuwa yang sudah tidak sabar.
Whale menarik Fuwa supaya tidak melakukan tindakan gegabah.
“Kenapa kalian menahan diri terus hah!” kesal Fuwa.
“Kita harus mengikuti rencana yang ada, aku bersama pasukan akan menyerang dari depan, kau dan Whale akan pergi ke bagian belakang,” ujar Rosemi.
Meski kesal namun Fuwa mau tidak mau harus mengikuti rencana yang sudah disusun sejak awal. Mereka semua langsung menyebar untuk menjalankan rencana tersebut.
“Nenechi, kali ini aku akan mengalahkanmu!” ujar Rosemi.
•°•°•
Kolonel Militer yang ada di pusat kota dunia mendapatkan perintah yang di mana dia akan melepaskan monster yang berada di bawah jam raksasa. Begitu menerima perintah tersebut, kolonel yang bernama Sanders itu langsung menyiapkan seluruh pasukan yang berada di pusat kota dunia untuk melakukan misi bunuh diri supaya monster-monster itu bisa terlepas.
KAMU SEDANG MEMBACA
Countdown
Historical FictionBagaimana jadinya jika seorang gadis keturunan terakhir bangsa Bulan harus mencegah kehancuran dunia yang di mana dia harus berpacu dengan hitungan mundur jam raksasa yang menjadi batas baginya menghentikan kehancuran tersebut. Moona Hoshinova tela...