“Mendekati puncak”
Tenma dan Amaya melesat ke arah satu sama lain lalu mendaratkan pukulan yang keduanya saling beradu. Pukulan yang beradu itu menciptakan hempasan angin yang kuat hingga menghancurkan rumah-rumah di sekitarnya. Amaya mengumpulkan energi pada tangan kirinya lalu menyerang Tenma namun Tenma memirinkan kepalanya untuk menghindari serangan tersebut.
Dia merenggangkan jarak lalu melepaskan serangan ke tanah yang membuat Amaya terhempas ke belakang. Saat Amaya terhempas, terlihat Axel yang berlari sambil berseluncur di atap rumah mengikuti pergerakannya lalu mengikat tubuhnya menggunakan rantai. Axel menarik Amaya untuk mendekat ke arahnya untuk mendaratkan pukulannya namun Amaya sudah menebaknya sehingga dia juga bersiap untuk menahannya menggunakan kakinya.
Begitu jarak mereka sudah sangat dekat, Tenma melesat dari permukaan dan langsung memberikan serangan berupa bola cahaya dari tangannya yang tepat mengenai wajah Amaya.
“Terima ini!!!”
Setelah Tenma memberikan serangannya, Axel melepaskan lilitan rantainya supaya dia tidak ikut terbawa saat Amaya terhempas. Tidak sampai di situ, Tenma yang baru mendarat di permukaan langsung berlari mendekati tempat Amaya terjatuh lalu bersiap mendaratkan pukulan kembali namun kali ini Amaya menahannya menggunakan kakinya dan membalas Tenma dengan menghentikan pergerakannya.
Tenma yang tidak bisa bergerak itu terkena serangan telak dari Amaya hingga terhempas sangat jauh ke belakang. Axel yang tiba di sana melilitkan rantai pada kaki Amaya lalu menariknya dan saat Axel ingin membanting tubuhnya, Amaya menghentikan pergerak rantai Axel lalu menarik rantai sehingga Axel tertarik ke arahnya.
Terlihat benda tajam pada tangannya yang siap dia tusukkan di jantung Axel namun usaha Amaya gagal setelah Tenma muncul di atasnya lalu menyerangnya dari sana sehingga Amaya jatuh kembali ke permukaan bersama Axel. Saat mendarat ke permukaan, Tenma langsung membantu Axel untuk berdiri.
“Sudah cukup sampai di sini, Amaya!”
“Kau memiliki hak untuk diam, aku akan menghabisi kalian berdua di sini!”
Dapat terlihat kalau Amaya sudah kelelahan setelah menggunakan kekuatan penuhnya. Amaya mengeluarkan banyak sekali darah dari mulutnya dan saat dia berjalan mendekat, Amaya terlihat sempoyongan. Hal itu terjadi karena Amaya sudah berlebihan dengan tubuhnya terlebih dia sudah tiga kali bertarung menggunakan kekuatan penuhnya sehingga tubuhnya kini sudah mencapai batas.
“Tenma, kau yang akan melakukannya.”
Amaya berusaha menyembuhkan lukanya namun hal itu malah membuatnya harus menggunakan kekuatan yang besar sehingga Amaya malah semakin merasakan sakit. Tenma pun berjalan mendekati Amaya tanpa membawa senjata sama sekali.
“Amaya, sudah saatnya kau beristirahat.”
Pergerakan Tenma sempat berhenti karena ulah Amaya namun karena tubuhnya yang sudah mencapai batas, alhasil Tenma bisa bergerak lagi. Begitu posisinya sudah dekat dengannya, Tenma menatapnya dengan tatapan seperti mengharapkan semua ini tidak pernah terjadi.
“Minta maaflah pada Mio dan nona Hirylia.”
Tenma mengepalkan tangannya lalu ...
•°•°•
Mikoto dan Kira beradu serangan yang di mana membuat mereka berdua sama-sama terhempas karena bentrokan serangan yang terjadi. Terlihat Regis berlari di atap untuk menyamakan posisinya dengan Mikoto lalu melompat ke arahnya sambil mengayunkan pedangnya. Mikoto yang menyadari itu menancapkan katana miliknya ke tanah supaya pergerakannya terhenti dan membuat ayunan pedang Regis tidak mengenainya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Countdown
Historical FictionBagaimana jadinya jika seorang gadis keturunan terakhir bangsa Bulan harus mencegah kehancuran dunia yang di mana dia harus berpacu dengan hitungan mundur jam raksasa yang menjadi batas baginya menghentikan kehancuran tersebut. Moona Hoshinova tela...