⏱️ COUNTDOWN 36 ⏱️

76 14 1
                                    

Pertempuran

Moona mengambil rute yang lain karena dia tau kalau gerbang depan sudah dikepung oleh kerumunan monster. Dia terpaksa memutar supaya tidak bertemu dengan mereka, selama perjalanan Moona menahan diri supaya tidak menggunakan kekuatannya. Jika Moona menggunakan kekuatannya sedikit saja itu sudah pasti disadari para monster dan mereka semua akan berbalik arah untuk menyerangnya.

Saat ini Moona juga harus menghemat kekuatan karena yang akan dia hadapi adalah Ayame.

“Pusat ledakan itu pasti tanda awal mereka bergerak, suara jam dan negeri Kyouku yang menjadi titik awal apa maksudnya? Apa yang sebenarnya terjadi, bahkan penghalangnya tiba-tiba saja menghilang. Aku yakin ada sesuatu yang terjadi pada dunia ini.”

Moona terus berlari dan dia tidak akan pergi ke pusat ledakan karena kemungkinan besar Ayame bersama yang lainnya pasti mengarah ke kuil. Dia belum mengetahui tentang pengkhianatan yang dilakukan oleh Amaya dan hanya mengikuti instingnya kalau Ayame sudah pasti pergi ke kuil.

Setelah lumayan jauh dari pengungsian, Moona merasa lega karena di sana dia merasakan perasaan sedih semua orang yang membuatnya sedikit kesakitan.

“Aku tidak boleh membuang waktu, Risu ... aku akan membalaskan nya untukmu.”

Begitu sampai di wilayah utama ibukota, Moona merasakan sesuatu yang aneh. Dia berhenti sejenak dan melihat ke arah selatan, tidak ada apapun di sana namun yang dirasakan olehnya seperti sesuatu yang pernah dia rasakan saat masih berada di kerajaan Bulan. Karena tidak menemukan apapun Moona melanjutkan kembali perjalanannya menuju kuil, di tengah perjalanan Moona mendengar suara sesuatu entah dari mana.

“Izinkan aku ikut bertarung.”

Suara tersebut terdengar beberapa kali dengan frekuensi yang rendah lalu tidak lagi terdengar. Moona berpikir kalau dia salah dengar jadi dia tidak terlalu memikirkannya. Saat sudah berada di dekat lokasi kuil, Moona melihat pertarungan Ayame dengan Watarai dan Elipha. Begitu ingin menghampirinya Moona terhenti setelah ledakan yang lumayan besar dari Ayame.

Kini Ayame menuju kuil untuk mengambil artefak kuno, Moona yang melihat itu memperkuat kakinya lalu melesat kearah Ayame. Dia bersiap dengan pedangnya lalu Moona langsung mangayunkan pedangnya pada Ayame yang berhasil menghempaskannya hingga terbentur dengan pohon.

Moona menghentikan langkahnya dengan menancapkan pedangnya ke tanah.

“Kau!! Kebetulan sekali!!”

Ayame langsung melesat kearah Moona dan di sana mereka saling beradu pedang. Moona berusaha mengimbangi kecepatan Ayame yang menggunakan dua katana, dia fokus pada arah serangan dan langkah kakinya yang membuatnya bisa menghindari tiap serangan Ayame.

Moona terus memperhatikan serangan Ayame namun tidak menemukan celah sama sekali. Mereka masih saling mengayunkan pedang yang dimana Moona mulai merasa kesulitan menandingi kecepatan dari Ayame. Dia coba menjaga jarak namun bola cahaya itu terus meledak yang membuat Moona terkena beberapa kali tebasan Ayame.

Saat dia ingin membalas tiba-tiba saja Moona merasakan sakit yang membuatnya jatuh tersungkur. Melihat itu Ayame tertawa karena berhasil memberikan kutukan padanya, Ayame berjalan menghampirinya untuk menghabisi Moona namun Watarai dan Elipha muncul kembali yang menyerangnya dari dua arah. Ayame melompat untuk menghindarinya namun sebuah serangan entah dari mana mengenai tubuhnya.

Watarai dan Elipha terkejut karena mereka tidak tau mengenai serangan itu. Mereka menoleh kearah serangan itu berasal dan tidak menemukan siapapun. Ayame yang kesal langsung bertarung dengan serius melawan mereka bertiga. Sementara itu Fubuki dibuat tidak berdaya oleh Amaya, setiap serangan yang dia gunakan selalu ditahan dan berkali-kali Amaya berhasil memberikan serangan telak padanya.

CountdownTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang