⏱️ COUNTDOWN 62 ⏱️

65 13 3
                                    

Peristiwa

Lui dan Selen merasa syok begitu melihat seseorang yang menusuk Lize dengan sebatang kayu. Orang tersebut menatap mereka berdua dengan senyum lebar di wajahnya lalu saat mereka ingin diraih olehnya, Lize yang belum sepenuhnya tewas langsung mengepakkan sayapnya dan terbang membawa orang tersebut ke udara.

Orang tersebut mencoba melepaskan diri dengan cara melukai sayap kupu-kupu Lize. Sesaat sebelum terjatuh, Lize meneteskan air matanya karena harus berpisah dengan anak-anaknya yang masih selamat. Tubuhnya mulai bercahaya lalu Lui dan Selen menyaksikan ledakan di udara yang hembusan anginnya memadamkan kobaran api di sana.

Mereka berdua dan beberapa anak yang masih selamat berlari begitu melihat hiasan rambut berbentuk bunga milik Lize terjatuh. Lui mengambil bunga tersebut lalu mereka semua menangis karena kematian Lize yang mengorbankan dirinya untuk melindungi mereka semua.

Kini mereka semua yang selamat sudah tidak memiliki seseorang yang menjaga mereka dan teman-teman mereka banyak yang menjadi korban dari peristiwa yang terjadi saat ini. Karena lokasi mereka yang ada di dalam hutan, anak tertua di sana yang bernama Enna Alouette memutuskan untuk menguburkan jasad anak-anak yang menjadi korban dengan dibantu oleh mereka yang masih selamat.

Mereka semua membuat makan yang panjang sebagai tempat peristirahatan teman-teman mereka lalu membuat makam yang besar untuk menghormati jasa Lize yang sudah mau mengurus mereka dan melindungi mereka sampai akhir hayatnya. Enna mengajak mereka semua kembali ke pondok yang sudah hancur. Terlihat Lui dan Selen tetap di sana meratapi kepergian Elira di depan makamnya yang di mana mereka sudah tidak bisa memenuhi janji yang mereka buat saat di atas tebing.

Semenjak hari itu mereka semua saling menjaga satu sama lain dan tinggal di bagian pondok yang masih memiliki atap. Tidak ada siapapun yang peduli dengan mereka di pondok tersebut setelah peristiwa yang sudah terjadi. Mereka semua mencoba tegar dengan hidup seadaanya, bahkan terkadang mereka harus membagi satu makanan untuk 11 anak yang ada di sana. 

Selen terlihat berubah setelah kematian Lize dan Elira. Dia terlihat selalu murung dan menyendiri. Terkadang emosi Selen tidak stabil yang membuatnya selalu marah. Lui yang menjadi teman dekatnya mencoba memperbaiki suasana dengannya namun Lui malah sering terkena pukulan dari Selen. Mereka semua hidup sebatang kara selama beberapa bulan setelah insiden tersebut, hingga pada suatu hari anak tertua di sana yakni Enna memutuskan untuk bekerja.

“Kak Enna mau ke mana?” tanya salah satu anak.

“Kakak mau pergi mencari uang untuk membelikan makanan untuk kalian, kalian di sini dulu ya saling menjaga,” Enna mengelus kepala anak tersebut.

Setelah itu Enna pergi namun banyak yang menarik bajunya untuk mencegah Enna meninggalkan mereka. Lui pun melepaskan tarikan mereka dan menenangkan mereka semua untuk membiarkan Enna pergi. Setelah tarikannya terlepas, Enna pergi dari sana dan banyak anak-anak yang menangis tidak ingin ditinggalkan oleh Enna.

“Hei, Kak Enna ingin mencari uang supaya kita semua bisa makan, maka dari itu kita harus menunggu Kak Enna pulang, oke?” jelas Lui.

Terlihat Selen menatap tajam mereka dan seperti tidak menyukai keberadaan mereka semua. Beberapa hari berlalu dan Enna tidak kunjung pulang ke pondok. Mereka kini sangat merasa kelaparan dan mereka sering sekali menangis. Selen menutup telinganya karena merasa terganggu dengan tangisan mereka semua. Kini Lui bingung harus berbuat apa untuk menenangkan mereka, dia tidak menyangka kalau Enna akan meninggalkan mereka semua di sana.

Sampai suatu ketika Selen yang sudah muak mengambil kayu yang tajam. Saat Lui sedang mencarikan makanan untuk mereka di hutan, Selen menghampiri mereka semua sambil membawa kayu tersebut.

CountdownTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang