⏱️ COUNTDOWN 34 ⏱️

99 11 3
                                    

Situasi terburuk

Mendengar tentang ramalan kuno jelas tidak langsung mereka percayai sebelum melihatnya secara langsung terlebih itu dikatakan oleh Mikoto. Setelah memberitahu mereka Mikoto pun dikelilingi asap hitam lalu melambaikan tangannya dan menghilang dari sana. Watarai mencoba mengejar dengan melesat kearahnya namun dia hanya menabrak asap saja dan tidak menemukan Mikoto sama sekali.

“Tcih, kabur ya,” ujarnya yang berpegang pada batang pohon.

“Tidak perlu dikejar Watarai! yang terpenting kita sudah bisa memastikan kalau mereka memang masih ada di dalam negeri ini!” teriak Amaya.

Watarai menjatuhkan dirinya lalu berjalan menuju Amaya. Mereka memutuskan untuk mencari tau mengenai ramalan kuno itu supaya memastikan kebenarannya. Untuk menemukan jawaban pasti, mereka segera pergi ke kuil bangsa Rubah karena di sana pasti menyimpan sesuatu terlebih tidak pernah ada yang memasuki dalam beberapa dekade terakhir.

Melihat mereka berdua yang mengambil arah menuju Kuil melalui alat pendeteksi nya, Tenma bertanya kepada mereka berdua.

“Watarai, nona Amaya, kenapa kalian tiba-tiba mengubah arah?”

“Kami minta maaf, kami sedang ada yang harus diatasi,” jawab Watarai.

Mereka menutup Komunikasi lalu bergerak lebih cepat menuju kuil. Begitu sampai di sana, mereka segera memasukinya namun terhalang karena segel yang terpasang pada pintu kuil. Watarai mencoba menyentuhnya namun tangannya mendapatkan sengatan yang membuatnya terjatuh.

“Ini pasti segel khusus, pantas saja tidak pernah ada yang memasukinya,” ujar Amaya sembari mengalirkan sihirnya pada segel tersebut.

Usaha Amaya tidak membuahkan hasil karena segel tersebut sangatlah kuat sehingga sulit untuk membukanya.

“Apa yang harus kita lakukan nona Amaya?” tanya Watarai.

Amaya coba mengingat tempat yang berkaitan dengan negeri Kyouku selain kuil ini. Di dalam pikirannya, Amaya teringat dengan tempat yang hanya boleh dimasuki oleh pemimpin negeri ini dan seingatnya Fubuki sama sekali belum pernah memasukinya.

Mereka pun bergegas menuju tempat yang dimaksud oleh Amaya. Sementara itu Moona terus menjaga gadis kecil tersebut dan memakaikannya selimut supaya dia tidak kedinginan. Teman Otoya yang bernama Lumi Celestia melihat keberadaan Moona di sana, dia pun menghampirinya.

“Apa yang kau lakukan di sini, Hoshinova?” tanyanya.

Moona menoleh ke arahnya, “Lumi, aku sedang menjaga gadis ini.”

“Dia ini, bagaimana kau bisa bertemu dengannya?” tanya Lumi yang terkejut melihat gadis itu.

Moona heran karena sikap Lumi memperlihatkan kalau dia kenal dengannya. Lumi memberitahunya kalau gadis itu adalah anak dari penasihat ayahnya Fubuki yang sudah tiada setahun yang lalu. Mendengar itu jelas menambah keheranan Moona karena jika itu benar kenapa Fubuki tidak mengenali mereka berdua sebelumnya.

“Apa nona Fubuki mengenal gadis ini dan adiknya?” tanya Moona.

“Yang aku tau nona Fubuki tidak pernah berhubungan lagi dengan penasihat mendiang ayahnya sejak kematian nona Mio, hanya nona Amaya saja yang sering menengok mereka berdua.”

Itu semua menjelaskan kenapa Fubuki tidak mengenali gadis tersebut. Lumi meminta Moona untuk terus menjaganya karena gadis itu selalu dirawat oleh orang-orang disekitarnya dan kini tidak ada lagi yang mengurusnya.

“Tenang saja, aku akan menjaganya.”

“Tolong ya.”

•°•°•

CountdownTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang