⏱️ COUNTDOWN 107 ⏱️

51 8 0
                                    

Satu hari sebelumnya

Mereka semua jelas terkejut mengetahui kalau waktu di pulau tersebut berbeda dengan waktu yang berada di luarnya. Suisei menjelaskan kalau perbedaan waktu di sana sulit dijelaskan secara ilmiah, itu memperkuat dugaan mereka kalau di sana terdapat gerbang untuk masuk ke dalam peradaban Atlantis. Layar kemudian berganti pada sebuah peta yang menunjukkan jarak mereka untuk menuju pulau tersebut.

“Kenapa kita tidak menaiki pesawat khusus saja?” tanya Regis.

“Kalau ditanya seperti itu, kita tidak bisa melakukannya karena lawan kita yaitu ATARAXiA akan mengetahuinya karena mereka sudah mengenali pesawat khusus kita. Berbeda dengan kapal, ini pertama kalinya kapal khusus digunakan dan selama ini tuan Noir bersama tuan Aruran saja yang mengetahuinya," jawab Regis.

“Regis, apa kau tidak ingat saat pesawat kota ditembak jatuh oleh Selen? cukup beresiko terlebih wilayah itu sepenuhnya lautan dan tindakan tersebut bisa langsung membunuh kita,” ujar Risu.

Mereka cukup terkejut melihat Risu yang begitu pandai berbicara, terlebih dengan suara dewasa yang ternyata kepribadian Ayunda bertukar tempat dengannya.

“Aku lebih suka Risu yang seperti itu, apa yang dikatakan oleh Risu itu benar. Karena lokasinya di atas laut, maka pilihan tepat untuk menggunakan kapal," ujar Suisei.

“Biarpun informasi kita tidak diketahui oleh ATARAXiA, tapi tidak menutup kemungkinan kalau kita akan berhadapan dengan sesuatu begitu sampai di sana,” ujar Kira.

“Maka dari itu, kalian persiapkan diri dan ingat dengan masing-masing tugas kalian selama di sana,” sambung Suisei.

Layar proyeksi kemudian mati yang menandakan kalau rapat pertama sudah selesai.

“Kita akan mengadakan rapat kembali setelah berada di atas kapal. Aku harap kalian tidak akan mabuk laut,” ujar Suisei.

Matsuri, Kira, dan Risu kompak menunjukkan wajah percaya diri mereka kalau tidak akan mabuk laut saat berada di atas kapal. Setelah rapat selesai, Suisei mempersilahkan mereka untuk ke luar dari ruangan. Karena memiliki sesuatu yang harus dia urus sebelum berangkat menjalankan misi, Regis berpamitan terlebih dahulu pada mereka.

“Dah Regis, sampai bertemu besok malam,” ucap Risu.

Risu menoleh ke samping dan dia melihat Kobo yang nampaknya berjalan ke arah yang berbeda dengan Suisei dan Matsuri. Merasa penasaran, Risu pergi menghampirinya dan Kira yang baru ke luar ruangan berniat mengajak Risu pergi bersama, namun Risu malah sudah menghilang dari sana.

“Dia tidak ada bedanya dengan Moona," celetuk Kira.

Saat Kobo ingin menghubungi seseorang, Risu tiba-tiba saja merangkulnya dan membuat Kobo sedikit terkejut.

“Kau mau pergi ke mana, Bo?” tanya Risu.

“Ah itu, aku mau pergi menemui Ibuku sebelum menjalankan misi besok,” jawab Kobo.

“Menemui Ibumu? apa aku boleh ikut? aku bosan karena Iofi sibuk dengan misi dan Moona sedang menyelesaikan urusannya,” tanya Risu.

Kobo sempat bingung harus menjawab apa karena secara tiba-tiba saja dia ingin ikut bersamanya.

“Boleh, Ibuku sebelumnya juga sempat bilang ingin berkenalan dengan temanku di sini,” jawab Kobo.

Risu senang karena dia diperbolehkan untuk ikut dan terlihat bayangan Ayunda menatap Risu dengan tatapan curiga.

“Anak itu pasti hanya ingin mencicipi makanan Ibunya Kobo lagi,” ujar Ayunda.

Mereka segera berangkat menuju rumah Kobo yang terletak di kota sebelah. Saat melewati gerbang Kerajaan, mereka berdua sempat melihat Moona yang terlihat sangat terburu-buru. Belum sempat Risu memanggilnya, Moona terlebih dahulu pergi dari sana dengan kemampuan melayang yang dia miliki.

CountdownTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang