⏱️ COUNTDOWN 114 ⏱️

51 6 0
                                    

Pulau tak bernama

Moona yang sedang menjalankan tugas dari Amane tidak sengaja melihat Reine dan Ollie sedang bersama Anya masuk ke dalam pusat perbelanjaan. Moona cukup terkejut dengan anting yang dikenakan oleh Anya, antingnya sama dengan anting yang sebelumnya muncul di dalam genggamannya. Merasa kalau Anya merupakan sebuah petunjuk, Moona memutuskan untuk menyusul mereka bertiga.

Akan tetapi, baru saja Moona ingin menyusul, dia malah mendapatkan sebuah penglihatan. Dalam penglihatannya, Moona melihat sosok yang di mana mengatakan kalau dia tidak boleh mendekatinya. Hal itu sontak membuat langkah Moona terhenti, Moona menjadi ragu karena penglihatan itu diberikan oleh Ibunya.

“Kenapa aku tidak boleh mendekatinya, Ibunda?” tanya Moona.

Dengan terpaksa, Moona harus mengurungkan niatnya dan tidak jadi untuk menemui Anya yang sedang bersama kedua temannya.

“Lain kali saja aku menemuinya, akan aku tanyakan pada Reine dan Ollie saja. Aku juga memiliki tugas yang penting,” Moona melihat kertas yang dia pegang, “Kalau aku tidak membawanya tepat waktu,” Moona membayangkan Amane yang sedang mengepalkan tangannya.

Moona segera melayang dari sana untuk menyelesaikan tugasnya.

•°•°•

Amelia yang terbangun di ruangan Hyona dibuat tertarik dengan ukiran aksara kuno yang sedang diteliti oleh Hyona. Di sana juga terlihat Rora dan Iofi yang sudah bangun lebih awal. Mereka berdua terlihat sedang meneliti luar angkasa dengan satelit milik Zestro yang sudah berada di angkasa sana. Iofi yang penasaran dengan bulan, meminta Rora untuk melihat secara jelas apa yang ada di sana.

“Kalian sedang meneliti bulan?” tanya Amelia.

“Aku sedikit penasaran dengan perkataan darimu waktu itu, karena Moona secara jelas mengatakan dia sudah 22 tahun,” jawab Iofi.

“Aku juga setuju dengan perkataan Amelia, lihat ini,” ujar Rora yang menunjukkan sesuatu.

Dalam gambar yang ditunjukkan oleh Rora, dapat terlihat reruntuhan Kerajaan Bulan yang di mana itu sudah benar-benar hancur dan banyak yang sudah menjadi debu.

“Jika memang Kerajaan Bulan hancur 17 tahun yang lalu, seharusnya reruntuhan itu tidak terlihat seperti ini,” ujar Rora.

“Ame, kau mengetahui tentang itu dari mana?” tanya Iofi.

“Aku tidak bisa menceritakannya saat ini," jawab Amelia.

Saat mereka ingin lanjut meneliti, terdengar suara keributan di luar. Mereka bertiga segera mengeceknya dan ternyata keributan itu berasal dari Shien, Umise, dan Miwa. Shien berkeinginan untuk pergi mencari Sanders, sedangkan Umise memintanya untuk tidak pergi.

“Shien, jangan pergi!” Umise menghalanginya.

“Jangan halangiku, Umise!” usir Shien.

Amelia yang berada di pintu melihat ekspresi Umise yang nampak sedih bahkan dia melihat air mata yang ke luar dari matanya.

“Aku mohon, jangan pergi. Kau tidak perlu menanggungnya,” bujuk Umise.

“Dengarkan kata Umise dasar bodoh! Kita tidak perlu terus mencarinya, ada waktunya untuk kita menghentikan orang itu!” geram Miwa.

Rora dan Iofi yang penasaran langsung berdiri di belakang Amelia yang sedang bersandar. Shien terlihat tidak ingin mendengarkannya dan memegang pundak Umise lalu membuatnya menyingkir dari jalannya. Umise tidak semerta-merta diam saja, dia langsung meraih tangan Shien supaya tidak pergi.

CountdownTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang