“Asrama”
Moona yang mendapatkan penglihatan tentang suatu tempat yang begitu gelap merasa kalau itu adalah petunjuk baginya untuk mendapatkan artefak kedua. Saat penglihatannya berakhir, Moona seperti merasakan dada yang sesak setelah sepasang mata menatapnya. Karena hal itu Moona terjatuh ke depan namun berkat gadis itu tubuh Moona berhasil ditahan.
“Kau tidak apa-apa?”
“Aku baik-baik saja kok, maaf ya,” ujar Moona yang bangun kembali.
Risu dan dan yang lainnya melihat Moona seperti itu langsung menghampirinya. Gadis yang bertabrakan dengannya menginginkan supaya Moona beristirahat saja karena dia terlihat begitu lelah. Risu membenarkan perkataannya, Moona memang terlihat kelelahan setelah mengikuti pertemuan penting hari ini. Setelah menyerahkan Moona pada mereka, gadis itu pun pergi tanpa memperkenalkan namanya.
“Pasti lelah ya jadi seorang wakil?” tanya Iofi.
“Apa kau mendapatkan penglihatan lagi?” tanya Risu yang memahami situasi Moona sekarang.
Moona belum ingin mengatakannya sekarang sehingga Risu pamit dengan yang lainnya untuk membawa Moona pulang ke rumah. Kaela yang khawatir karena jaraknya lumayan menyuruhnya untuk membawanya ke kamarnya di asrama Kerajaan Zestro. Kaela menunjukkan jalannya dan Risu pergi dengan memegangi tubuh Moona supaya tidak terjatuh.
“Maaf ya Risu kalau merepotkan mu.”
“Bicara apa kau ini, saat di negeri Kyouku kau sudah banyak berjuang untukku.”
Karena masih penasaran dengan Moona dan Risu, Kobo bertanya tentang mereka kepada Zeta.
“Mereka berdua itu cukup hebat terutama Risu, dia masih seperti kalian belum dilantik tapi dia sudah terlibat 2 insiden besar.”
Seakan tidak percaya dengan apa yang dikatakan oleh Zeta, Kobo merasa kalau mereka berdua benar-benar hebat lalu Kaela menambahkan kalau 2 insiden itu adalah pertarungan di sekolah tua dan negeri Kyouku. Iofi yang baru tau kalau mereka berdua juga ikut terlibat dalam perang di negeri Kyouku merasa terkejut karena yang dia tau perang di sana bukan perang biasa.
“Heh ... aku jadi tidak sabar bisa menjalankan misi dengan mereka,” ujar Iofi.
•°•°•
Risu yang mengantar Moona kini sampai di asrama tempat Kaela tinggal. Karena sudah diberikan kunci olehnya, Risu membuka pintu dan masuk ke dalam sana. Begitu mereka sudah berada di dalam, mereka takjub dengan segala interior yang ada di sana. Terdapat tiga kamar yang di mana kamar Kaela berada di lantai dua.
Mereka berdua pergi ke atas dan Moona langsung beristirahat sementara di kamar Kaela. Setelah Moona berbaring di kasur, Risu pergi ke dapur untuk mengambilkan minum supaya Moona tidak perlu repot-repot pergi ke bawah.
“Ada penglihatan baru ya?” tanya Risu.
Moona sedikit terkejut karena Risu mengetahui tentang kemampuannya. Hal itu jelas karena sebelumnya Moona tidak pernah bercerita tentang penglihatannya kepada Risu, saat pertama kali dia menceritakannya pada orang lain tidak ada Risu di sana. Saat itu Risu sedang beristirahat setelah luka tebasan di punggungnya diobati lalu saat pergi mengambil artefak kuno yang ada di sana adalah Ayunda dan bukan Risu.
“Bagaimana kau tau soal itu?” tanya Moona yang penasaran.
“Eh? bukankah waktu kita mengambil artefak itu nona Fubuki menanyakan jalan karena penglihatanmu.”
Perkataannya barusan semakin membuat Moona terkejut karena bagaimana bisa Risu mengingat tentang hal itu secara saat kepribadian mereka tertukar maka Risu akan merasa seperti orang yang pelupa.
KAMU SEDANG MEMBACA
Countdown
Historical FictionBagaimana jadinya jika seorang gadis keturunan terakhir bangsa Bulan harus mencegah kehancuran dunia yang di mana dia harus berpacu dengan hitungan mundur jam raksasa yang menjadi batas baginya menghentikan kehancuran tersebut. Moona Hoshinova tela...