⏱️ COUNTDOWN 67 ⏱️

64 13 0
                                    

Perasaan yang hampa

Kemunculan Laplus dari dalam pohon raksasa membuat ketegangan pada wajah mereka karena hawa keberadaan yang begitu berat ditambah kegelapan pekat ada di dalam dirinya. Perlahan Laplus turun ke permukaan dan semakin dekat dengan permukaan, Selen, Lui, dan Reine merasakan tekanan berat yang memaksa mereka untuk terkapar di tanah. Sekuat tenaga mereka menahannya meski harus menahan rasa sakit yang ditimbulkan.

“Jika kalian tidak mau menemaniku di sini, maka jiwa kalian harus tetap berada di sini,” ujar Laplus yang kemudian menghempas Reine hingga dia memuntahkan darah dari mulutnya.

Selen yang merasa kalau keberadaan Laplus bisa membantunya untuk memenangkan pertempuran langsung berniat untuk meraihnya. Baru saja dia berdiri, Laplus membuatnya terhempas dan merasakan hal yang sama dengan Reine. Selen terhempas cukup jauh sampai-sampai area yang dilaluinya menjadi hancur.

“Dia pasti selalu sendirian, aku...” Lui merasa kalau Laplus juga ditinggalkan oleh orangtuanya sama seperti dia.

Lui berusaha berdiri untuk meredakan ketegangan yang terjadi, namun dia tiba-tiba berhenti begitu Laplus mengulurkan tangan ke arahnya. Beberapa saat kemudian Lui mengalami muntah darah dan membuatnya duduk bersimpuh sambil merasakan rasa sakit dari dalam tubuhnya.

“Tubuhku, bagaimana bisa?” Lui yang heran dengan kemampuan Laplus.

Saat Laplus ingin menyerang mereka lagi, Iofi dan Regis tiba di sana setelah keluar dari pohon raksasa. Iofi tidak menyangka dengan apa yang dia lihat saat ini, Laplus berniat menghabisi teman-temannya.

“Laplus, apa yang kau–”

Belum selesai berbicara, Iofi sudah dihempaskan oleh Laplus hingga terbentur sangat keras dengan pohon di sana. Regis yang melihatnya berniat menyerang namun baru saja mengangkat pedangnya, Regis menerima sebuah tebasan di tubuhnya yang membuatnya terkapar di tanah.

“Laplus, kenapa?” tanya Iofi sembari menahan rasa sakit pada punggungnya.

Laplus berjalan mendekati Lui untuk menghabisinya, beruntung Moona tiba di sana yang langsung membawa Lui menjauh dari Laplus. Melihat kehadiran Moona, tatapan Laplus langsung berubah dan dia langsung membuat Moona terhempas hingga menjatuhkan tubuh Lui ke tanah. Moona terhempas sangat jauh hingga terbentur dengan sebuah batu besar di sana. 

Risu menggerakkan sesuatu untuk menyerang Laplus namun dalam sekejap posisi Risu sudah berada di tempat Laplus sementara Laplus berada di udara sehingga Risu terkena serangannya sendiri. Sebuah rantai bergerak ke arah Laplus untuk melilitnya, Laplus mengarahkan tangannya pada rantai tersebut dan langsung hancur menjadi serpihan kaca.

Setelah rantainya hancur, Axel yang sebelumnya bisa mencium aroma serangan kini tidak bisa mencium apapun sehingga membuatnya terkena serangan dari Laplus. Kini mereka semua terlihat tidak ada apa-apa menghadapi seorang gadis kecil bertanduk. Di saat mereka semua tidak berdaya, Moona melesat ke arah Laplus dan memegangi pundaknya untuk menyadarkannya.

“Laplus! sadarlah! ini bukan dirimu!” Moona berusaha menyadarkannya.

Laplus memukul pundak Moona yang kemudian membuat Moona terhantam ke permukaan hingga hancur dan membentuk lubang yang sangat dalam. Meski punggungnya masih teras sakit, Iofi yang tidak ingin ini berakhir buruk memaksakan dirinya dengan menggambar sebuah sayap untuk mendekati Laplus. Baru saja terbang, Iofi mengalami hal yang sama dengan Lui taknik mengalami muntah darah yang membuatnya terjatuh kembali ke permukaan.

Moona keluar dari lubang tersebut menggunakan kemampuan melayang miliknya dan berusaha untuk membujuk Laplus kembali. Laplus yang sudah tidak menyukainya langsung membuatnya terhempas hingga berada di dekat Lui.

CountdownTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang