“Apa kau serius melakukannya?”
Menyadari ada sesuatu yang aneh dengan sikap Noel, Fuma menghentikan langkahnya dan mulai memaksa Noel untuk mengatakan yang sebenarnya. Noel mengira kalau Fuma sedang bercanda karena mustahil seseorang bisa mengingat peta serinci itu hanya dalam beberapa detik saja melihatnya.
“Seharusnya kau tau kalau aku bisa mengingat apapun sejak awal kita masih di dalam divisi nona Amaya, apa yang sebenarnya terjadi padamu, Shirogane?!!” tanya Fuma dengan tegas.
“Fuma, itu sudah 1 dekade lebih jadi kenapa kau berharap aku masih mengingat itu?” tanya balik Noel.
“Kau bahkan masih mengingat berapa lama kita berada di Zestro, tidak ada yang bisa kau sembunyikan, Shirogane!!” ujar Fuma.
Uyu dan Izuru benar-benar tidak bisa mencegah pertikaian kedua komandan itu karena mereka berdua tidak mungkin ikut campur begitu saja pada masalah internal Fuma dan Noel.
“Aku rasa ini percuma, aku dan divisiku akan kembali ke Kerajaan Zestro,” ujar Fuma yang berbalik membelakangi Noel.
“Kau tidak bisa pergi ke mana-mana,” ujar Noel.
“Hah?!!”
Baru saja Fuma ingin melangkahkan kakinya, dinding di sebelahnya hancur yang kemudian enam tangan itu menghantamkan pukulan pada Fuma. Melihat itu Fuma langsung menghempaskan dirinya ke depan dan baru saja dia menoleh, sebuah darah yang terlihat seperti rambatan akar bergerak sangat cepat ke arahnya. Izuru yang melihat itu langsung menggunakan gitarnya lalu memainkan melodi yang menahan serangan tersebut.
Saat mereka sedang waspada, serangan aliran listrik dengan kekuatan tinggi bergerak cepat mendekati mereka. Uyu melompat lalu menyilangkan tangannya yang kemudian kartu-kartu mulai membentuk sebuah dinding pertahanan.
“Tuan Axel, kita dijebak,” ujar Uyu.
Fuwa menampakkan dirinya jauh di hadapan Izuru dengan tangannya yang sudah dia gores supaya mengeluarkan darah. Tidak hanya Fuwa, seseorang yang memiliki banyak tangan dari punggungnya juga menampakkan diri sambil tersenyum pada Fuma.
“Kalian seperti tikus yang terperangkap,” ujar orang tersebut.
“Gerakanmu sebelumnya melambat, apa kau sudah tua, Magni?” tanya Kotoka yang berdiri di dekat Noel.
Perlahan Izuru dan Uyu mundur hingga berada dekat dengan Fuma yang tidak gentar dan hanya diam menatap Noel dengan tatapan kebencian.
“Pantas saja Kerajaan Militer sampah, isinya hanya orang-orang seperti kalian! Shirogane! kau bekerja dengan mereka dan memancingku datang untuk menghabisiku karena takut aku menyadari rencana kalian, bukan?” ujar Fuma.
“Seharusnya kau tidak bisa berbicara seperti itu dalam situasi sek–”
Belum sempat menyelesaikan perkataannya, Fuma membuat pria bernama Magni itu terhempas hingga terlempar ke luar dari ruangan tersebut. Fuwa dan Kotoka yang menyerang bersamaan langsung dibekukan oleh Fuma dengan kemampuan kertas sihir yang dia miliki.
“Aku sedang berbicara dengan temanku! jangan mengganggu!” tegas Fuma.
“Orang ini sangat gila,” ujar Fuwa.
“KATAKAN YANG SEBENARNYA!, SHIROGANE!!” bentak Fuma.
Noel memegang palugada miliknya lalu melesat ke arah Fuma dan sebelum itu dia menghantamkannya pada Uyu dan Izuru lalu bersiap menghantamkannya pada Fuma. Dengan mudah Fuma menghindarinya lalu mengibaskan kipasnya namun kemampuan tubuh Noel bisa menahan hempasan angin yang sangat kuat itu. Fuwa melesat ke arahnya dengan akan menusuk Fuma, akan tetapi hal itu ditahan oleh Izuru yang kembali memainkan melodi menggunakan gitarnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Countdown
Historical FictionBagaimana jadinya jika seorang gadis keturunan terakhir bangsa Bulan harus mencegah kehancuran dunia yang di mana dia harus berpacu dengan hitungan mundur jam raksasa yang menjadi batas baginya menghentikan kehancuran tersebut. Moona Hoshinova tela...