“Dua terkuat”
Noir membuat sebuah batasan yang di mana bertujuan supaya semua orang tidak terdampak akibat tekanannya dan juga Hex yang saling bertabrakan. Setelah itu Noir bersiap untuk berhadapan dengan Hex, Noir melancarkan sebuah serangan ke arah Hex namun dengan satu tangannya Hex dapat membelokkan arah serangan tersebut.
Karena berhasil dibelokkan, serangan itu mengarah pada Padang pasir yang berada di luar Kerajaan. Ledakan hebat terjadi dari bekas serangan Noir yang dibelokkan oleh Hex barusan.
“Aku tau kau sangat kuat, maka dari itu aku mengincarmu sebagai yang terakhir,” ujar Hex.
“Apa tujuan sebenarnya kalian melakukan semua ini?” tanya Noir.
“Apa kau ingin tau? Kalian Zestro sama saja dengan Renz, kalian mencoba melawan takdir yang sudah ditetapkan. Kehancuran itu seharusnya dinikmati dan bukannya kalian coba hentikan. Itu sama saja dengan kalian melawan takdir yang sudah Tuhan ciptakan,” jawab Hex.
Setelah mengatakan itu Hex mengarahkan tangannya ke arah Noir yang di mana tiba-tiba saja Noir merasakan sebuah tekanan yang mencoba meraih jiwanya. Bukannya melawan, Noir malah membiarkan tekanan itu menyentuh jiwanya lalu begitu tersentuh, Hex terdorong ke belakang dengan nafas yang tersengal-sengal.
“Apa itu barusan? apa-apaan semua itu?” tanya Hex yang baru saja melihat sesuatu.
“Itulah bentuk kekosongan di dalam jiwamu, kau sendiri yang mencoba mengetahui bagaimana kehampaan yang kau miliki,” jawab Noir.
“Kekosongan? kehampaan? apa-apaan semua itu?! kau!!” kesal Hex.
Noir melesat ke arahnya dengan sebilah pedang di tangannya lalu mengayunkannya ke arah Hex. Dengan reflek yang cepat, Hex menghindarinya lalu dia mendaratkan pukulan di wajah Noir yang tidak mendorong Noir sama sekali namun area di belakang Noir menjadi hancur akibat pukulan Hex barusan. Noir menendang Hex lalu dibalas oleh Hex dengan menendang tangan Noir hingga pedang itu terlepas dari tangannya.
Kini, mereka berdua beradu pukulan dan bentrokan antara pukulan mereka menciptakan percikan-percikan cahaya di langit. Shibuya HAL yang sedang bertarung dengan Rena begitu terkesan mengetahui Hex bisa menandingi Noir.
“Kau pikir hanya pemimpin kau saja yang kuat? seharusnya kau paham Shibuya, tuan Hex tidak selemah yang kau pikirkan,” ujar Rena.
Kerumunan burung mulai mengelilingi mereka berdua lalu burung-burung itu memunculkan lingkaran sihir kecil pada kaki mereka yang kemudian sebuah serangan dilancarkan ke arah Shibuya namun semua itu langsung dihentikan olehnya dengan anti-sihir yang dia miliki. Namun pandangannya yang terhalang akibat kerumunan burung itu membuatnya tidak bisa melihat jelas lalu Rena memberinya satu tendangan hingga membuat Shibuya terhempas ke belakang.
Albio yang mengetahui keberadaan Rena langsung mengayunkan pedangnya namun pergerakan Rena lebih cepat sehingga dia membuat Albio terhempas terlebih dahulu. Bersamaan dengan itu Noir memberi pukulan pada Hex hingga dia terdorong beberapa meter ke belakang.
“Apa hanya ini yang bisa dilakukan Raja Zestro saat bertarung?” Hex meremehkan Noir.
Setelah itu Hex dikelilingi oleh sebuah aura mencekam lalu dia melepaskan sebuah serangan ke arah Noir. Serangan yang sangat cepat itu ditendang oleh Noir ke udara lalu meledak di langit hingga membuat langit mendung itu terpencar dan membuat suasana di Kerajaan menjadi cerah kembali.
Hex kemudian melayangkan pukulan pada Noir yang ditahan dengan menggunakan satu lengan lalu dibalas dengan tendangan. Setelah itu Noir melesat dan meraih kepala Hex hingga membuat Hex tiba-tiba saja berada di sebuah ruangan yang begitu hampa dan hanya ada suasana gelap saja di sana.
KAMU SEDANG MEMBACA
Countdown
Historical FictionBagaimana jadinya jika seorang gadis keturunan terakhir bangsa Bulan harus mencegah kehancuran dunia yang di mana dia harus berpacu dengan hitungan mundur jam raksasa yang menjadi batas baginya menghentikan kehancuran tersebut. Moona Hoshinova tela...