"Amarah"
Sebuah penghalang tiba-tiba saja muncul dan membentuk sebuah kubah yang mengelilingi sekolah tersebut. Kini mereka semua terjebak didalam sana dan Moona yang bertemu dengan Calli diatap sekolah langsung bertarung satu sama lain. Pertarungan mereka membuat para monster merasakan keberadaan Moona dan mulai mengincarnya.
Risu keluar melewati jendela dan memanjat menuju atap sekolah untuk membantu Moona. Disana Moona yang termakan akan dendamnya bertarung dengan Calli menggunakan kekuatan penuhnya. Risu yang ingin membantu Moona harus terhalang karena para monster yang mulai bermunculan. Kini seluruh monster yang yang tersisa disana sedang menuju atap sekolah sehingga Olivia mengambil jalan pintas yakni lompat keluar lewat jendela lalu menghempaskan dirinya dengan kekuatannya untuk cepat menuju atap sekolah.
Moona memusatkan kekuatannya pada pedang lalu saat pedangnya bentrok dengan sabit Calli hal itu menyebabkan ledakan energi yang menghancurkan beberapa monster disana. Disaat yang bersamaan Olivia baru saja tiba dan menahan sabit Calli yang ingin melukai Moona. Namun Moona yang merasa mereka semua mengganggu menarik tubuh Olivia untuk menyingkir.
Kini Moona hanya memperdulikan niatnya untuk membunuh Calli tanpa memikirkan yang lainnya. Risu pun merasa kalau Moona seperti lepas kendali namun dia masih bisa merasakan keberadaan Moona saat ini, berbeda dengan sebelumnya.
"Moona! kendalikan dirimu!" teriak Risu.
Moona tidak mendengarnya dan tetap lanjut bertarung dengan Calli, saat Moona lengah Calli berhasil membuatnya tersungkur dan berniat mengakhirinya. Begitu sabitnya akan melukainya, Olivia bergerak dan menahan ayunan sabit Calli lalu bersama yang lainnya bertarung dengan Calli. Moona merasa kalau mereka hanya pengganggu menyuruh mereka untuk berhenti namun itu tidak didengarkan.
Olivia dan yang lainnya berhasil menghempaskan Calli dengan sangat jauh lalu Olivia menasehati Moona supaya tidak termakan oleh dendam dan amarahnya. Risu juga mengatakan hal yang sama supaya Moona bisa mengendalikan dirinya sendiri, kini Moona tersadar karena teringat dengan tujuan yang ia katakan sebelumnya. Olivia menyuruh mereka pergi karena kubah tersebut memiliki kemungkinan untuk dihancurkan dari dalam dan biar mereka yang menghadapi Calli.
Namun baru saja ingin pergi bersama Risu, Calli muncul kembali dan langsung menghabisi nyawa Norya dan yang lainnya. Olivia terluka cukup parah setelah terkena putaran sabitnya lalu terbentur cukup keras.
"Hei Hoshinova, keluarlah sebelum kau terbunuh."
Calli mengayunkan sabitnya kepada Moona yang tidak bisa melawan karena pedangnya terlempar entah kemana. Risu juga tidak bisa menahan sabit milik Calli karena sedang menahan seekor monster yang ingin mendekat. Sabit itu diayunkan lalu cipratan darah mulai mengotori area sekitar Risu berada.
"Moona!!"
•°•°•
Kini Amane sudah sampai dan berusaha menghancurkan kubah tersebut dari luar dengan kekuatannya. Terdengar suara langkah kaki dari arah belakang lalu saat Amane menoleh kebelakang ternyata suara langkah kaki tersebut adalah langkah kaki Sakamata Chloe dan juga Doppio Dropscythe.
"Yooo," sapa Doppio.
"Hollaaa," sapa Chloe sembari melambaikan tangannya.
"Kalian kalau tidak salah, Sakamata lalu Doppio."
Amane berpikir kalau ini adalah ulah mereka dan mereka berdua langsung menyerang Amane. Doppio memunculkan sebuah simbol seperti bintang lalu melepaskan energi kepada Amane, namun hal itu bisa dihindari oleh Amane dan Doppio terkena serangan balik Amane yang menghempaskannya. Chloe mengeluarkan banyak pisau kecil lalu mulai menyerang Amane dengan sangat lincah.
KAMU SEDANG MEMBACA
Countdown
Historical FictionBagaimana jadinya jika seorang gadis keturunan terakhir bangsa Bulan harus mencegah kehancuran dunia yang di mana dia harus berpacu dengan hitungan mundur jam raksasa yang menjadi batas baginya menghentikan kehancuran tersebut. Moona Hoshinova tela...