****
Farez menunggu di kursi tunggu, saat Barra masih diperiksa oleh dokter. Dia sudah mencoba menghubungi Ervin, meminta bantuan untuk menghubungi siapapun teman Barra. Mungkin Ervin bisa mengatakannya pada Cashel.
Suara derap langkah terdengar, Farez melihat ke arah suara. Itu mahasiswa yang tadi, dengan satu orang yang tidak ia kenali.
"Farez?"
Farez sedikit mengingat, "Iya, kamu.... Kris kan?"
Kris tersenyum, di sebelahnya ada Sakti.
"Gue Sakti, pacar Kris," ucap Sakti sambil mengulurkan tangan.
Farez menerima uluran tangan tersebut, "Farez."
"Jadi gimana? Tadi gue dapet kabar dari Yuwa, katanya Barra kamu bawa ke rumah sakit. Harusnya gue nggak ninggalin Barra sendirian," ujar Kris pelan.
Lagi-lagi dia teledor, air mata sudah menggenang di pelupuk matanya.
"Udah sayang, bukan salah kamu. Kamu emang dipanggil profesor kan tadi?" Tenang Sakti.
Farez yang melihat jika Kris sudah ingin menangis pun ikut menenangkan, "Nggak apa-apa Kris. Tadi pas gue dateng, Barra masih oke. Cuma tiba-tiba dia ngeluh pusing, makanya gue bawa ke sini."
Tentu saja Farez tidak menceritakan jika Barra hampir pingsan. Bisa jadi Kris semakin menyalahkan dirinya.
Kemudian terdengar derap langkah lain, itu Ervin dengan Cashel dan Yuwa yang berjalan cepat di depannya.
"Gimana Rez?" Tanya Yuwa.
"Barra gimana?" Susul Cashel.
"Sorry tadi musti nunggu mobil beres, jadi nggak bisa langsung dateng," tambah Ervin.
"Iya sorry ya, tadi Ervin sama Cashel juga musti nunggu gue dulu. Gue minta bareng soalnya," jawab Yuwa.
Farez menggelengkan kepala pelan, "Nggak apa-apa. Barra musti dapet perawatan lanjutan, CT Scan. Gue udah bilang ke dokternya kalau kepalanya habis kebentur cukup kenceng. Jadi takutnya ada masalah serius," jelas Farez.
Kris, Yuwa dan Cashel mendadak lemas. Takut terjadi apa-apa dengan Barra.
"Harusnya gue paksa aja kemarin, Barra ngerasa pusing dari semalem, tapi bolak-balik gue ajak ke rumah sakit nggak mau," ucap Kris.
"Kok lu kagak ngomong aja ke kita sih Kris. Biar kita seret aja tuh anak kalau ngeyel," kesal Yuwa.
Kris merengut, "Nggak boleh sama Barra. HP gue aja langsung direbut, padahal gue lagi chat sama Sakti."
Mereka pun terdiam.
"Kayaknya gue nggak ada pilihan lain deh, gue musti ngehubungin om," final Kris.
"Ntar kalau Barra marah gimana?" Tanya Cashel pelan.
"Bodo amat, biar dia nanti marahnya sama gue. Keadaan gini mana mungkin gue nggak kasih tahu om. Lebih baik juga kalau Barra pulang ke rumah kan, dari pada di asrama. Takutnya salah satu dari kita nggak bisa jagain atau stand by. Gue tinggal bentar," yang lain hanya mengangguk ketika Kris pergi dengan mengutak-atik ponselnya.
Sepeninggal Kris, Farez mengernyit, "Kenapa Barra harus marah?"
Pikirnya ini keadaan serius, tapi kenapa Barra malah tidak ingin ayahnya tahu.
"Barra udah nggak ada nyokap, anak tunggal pula. Jadi cuma tinggal sama bokapnya. Beliau sering ke luar negeri, kerjaan. Kemarin Barra bilang, orangnya lagi ada project penting, jadi nggak mau ganggu," jelas Sakti.

KAMU SEDANG MEMBACA
OH! MY SEDUCTIVE NERD! (FORCEBOOK Lokal Ver.)
RomanceMenceritakan seorang pria player yang sayangnya berwajah cantik, bernama Barra dan dikenal suka berganti pasangan di setiap minggunya, tak peduli pria atau wanita. Namun suatu hari, dirinya terpaku dengan sosok pria berkacamata yang tengah duduk di...